Senin, 16 Desember 2019

Rendah Hati Bukan Iri Hati


Senin Pekan Adven III (U)
Bil. 14:2-7,15-17
Mzm. 25:4bc,6-7bc,8-9
Mat, 21:23-27



Bil. 14:2-7,15-17

24:2 Ketika Bileam memandang ke depan dan melihat orang Israel berkemah menurut suku mereka, maka Roh Allah menghinggapi dia.
24:3 Lalu diucapkannyalah sanjaknya, katanya: "Tutur kata Bileam bin Beor, tutur kata orang yang terbuka matanya;
24:4 tutur kata orang yang mendengar firman Allah, yang melihat penglihatan dari Yang Mahakuasa sambil rebah, namun dengan mata tersingkap.
24:5 Alangkah indahnya kemah-kemahmu, hai Yakub, dan tempat-tempat kediamanmu, hai Israel!
24:6 Sebagai lembah yang membentang semuanya; sebagai taman di tepi sungai; sebagai pohon gaharu yang ditanam TUHAN; sebagai pohon aras di tepi air.
24:7 Air mengalir dari timbanya, dan benihnya mendapat air banyak-banyak. Rajanya akan naik tinggi melebihi Agag, dan kerajaannya akan dimuliakan
24:15 Lalu diucapkannyalah sanjaknya, katanya: "Tutur kata Bileam bin Beor, tutur kata orang yang terbuka matanya;
24:16 tutur kata orang yang mendengar firman Allah, dan yang beroleh pengenalan akan Yang Mahatinggi, yang melihat penglihatan dari Yang Mahakuasa, sambil rebah, namun dengan mata tersingkap.
24:17 Aku melihat dia, tetapi bukan sekarang; aku memandang dia, tetapi bukan dari dekat; bintang terbit dari Yakub, tongkat kerajaan timbul dari Israel, dan meremukkan pelipis-pelipis Moab, dan menghancurkan semua anak Set



Mat, 21:23-27

21:23 Lalu Yesus masuk ke Bait Allah, dan ketika Ia mengajar di situ, datanglah imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi kepada-Nya, dan bertanya: "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu?"
21:24 Jawab Yesus kepada mereka: "Aku juga akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu dan jikalau kamu memberi jawabnya kepada-Ku, Aku akan mengatakan juga kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu.
21:25 Dari manakah baptisan Yohanes? Dari sorga atau dari manusia?" Mereka memperbincangkannya di antara mereka, dan berkata: "Jikalau kita katakan: Dari sorga, Ia akan berkata kepada kita: Kalau begitu, mengapakah kamu tidak percaya kepadanya?
21:26 Tetapi jikalau kita katakan: Dari manusia, kita takut kepada orang banyak, sebab semua orang menganggap Yohanes ini nabi."
21:27 Lalu mereka menjawab Yesus: "Kami tidak tahu." Dan Yesus pun berkata kepada mereka: "Jika demikian, Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu.



Rendah Hati Bukan Iri Hati

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan Sabda Tuhan mengenai sikap iri hati dan kerendahan hati, penyakit klasik yang selalu ada dan hadir, ketika ada prestasi dari pihak lain. Dalam bacaan Injil hari ini kita belajar dari pengalaman Yesus mengajar dan ada imam-imam kepala yang merasa terusik kenyamanannya.
Persoalan itu bukan soal ketika ada prestasi atau capaian pihak lain, namun bagaimana  kita menyikapi capaian itu. Imam kepala itu iri akan kuasa Yesus. Dan mereka mempertanyakan kuasa itu, bukan karena kuasa yang dimiliki Yesus namun mengapa mereka kalah kuasa.
Fokus mereka pada apa yang tidak mereka miliki, mereka melihat apa yang Yesus punyai. Dan dari sanalah mengalir iri hati dan kemudian mencari pembenar dengan melarikan diri dari kenyataan. Ketika Yesus bertanya mengenai baptisan Yohanes. Mereka tahu namun mereka tidak mau tahu dan memilih diam.
Saudara terkasih, iri hati bisa membuat dunia berantakan. Ini sebenarnya yang menguasai, mewarnai, dan menjadi sumber kekisruhan dunia. Dunia dikuasi oleh orang yang iri hati, dan jika iri sudah menjadi bagian terdalam hati, akan membuat orang hilang kendali. Fokusnya apa yang justru tidak menjadi milik kita.
Sering ada pameo, rumput tetangga lebih hijau, mengapa? Karena kita pengin, kita ingin, dan kita menghendaki itu. Padahal kita juga memiliki apa yang sama, kadang jauh lebih baik dan menarik sejatinya. Namun karena fokus kita pada yang lain, sehingga kita menjadi abai dan lupa dengan yang kita punyai.
Lupa bersyukur menjadi persoalan, ketika kita hanya terfokus dan melihat kepada kepunyaan pihak lain saja. Kita jadi lupa bahwa kita juga memiliki yang tidak kalah dengan apa yang orang lain miliki. Tuhan memberikan kepada kita berbeda agar kita bisa saling memperlengkapi satu sama lain. Namun, dosa, kuasa jahat dan kuasa iblis kadang mempengaruhi kita dan membuat kita terlena dan abai untuk bersyukur. Lupa besyukur mengundang penyakit lainnya yaitu iri hati. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar