Selasa, 31 Desember 2019

Nama dan Ketaatan


Senin Khusus Adven IV (U)
Mal. 3:1-4,4:5-6
Mzm. 25:4bc-5ab, 8-9,14
Luk. 1:57-66



Mal. 3:1-4,4:5-6

3:1 Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam.
3:2 Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu.
3:3 Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN.
3:4 Maka persembahan Yehuda dan Yerusalem akan menyenangkan hati TUHAN seperti pada hari-hari dahulu kala dan seperti tahun-tahun yang sudah-sudah.
4:5 Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu.
4:6 Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.


Luk. 1:57-66

1:57 Kemudian genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin dan ia pun melahirkan seorang anak laki-laki.
1:58 Ketika tetangga-tetangganya serta sanak saudaranya mendengar, bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepadanya, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia.
1:59 Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya,
1:60 tetapi ibunya berkata: "Jangan, ia harus dinamai Yohanes."
1:61 Kata mereka kepadanya: "Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian."
1:62 Lalu mereka memberi isyarat kepada bapanya untuk bertanya nama apa yang hendak diberikannya kepada anaknya itu.
1:63 Ia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini: "Namanya adalah Yohanes." Dan mereka pun heran semuanya.
1:64 Dan seketika itu juga terbukalah mulutnya dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah.
1:65 Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea.
1:66 Dan semua orang, yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata: "Menjadi apakah anak ini nanti?" Sebab tangan Tuhan menyertai dia



Nama dan Ketaatan

Saudaraa terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan betapa baiknya Tuhan. Kasih karunia-Nya tidak terpengaruh atas tindakan, perilaku, dan aktivitas kita. Kita banyak belajar dari kisah kelahiran Yohanes Pembaptis. Bagaimana Zakaria yang “dihukum” Tuhan menjadi bisu itu. kesetiaan Zakaria berbuah ia bisa berbicara lagi.
Lambang terbukanya mulutnya adalah nama Yohanes yang ia sematkan pada anak laki-lakinya. Dalam budaya Jawa dikenal adanya kabotan jeneng. Anak yang sakit-sakitan, pertumbuhannya tidak semestinya, sering dikaitkan dengan nama yang terlalu berat, tidak pas, tidak cocok dengan si anak. Dan mengganti nama bisa membuat si anak tumbuh normal. Tentu hal ini jauh dari logika modern dan ranah ilmiah. Itu dalam kondisi kultur budaya.
Jika Shakespear menyatakan apa arti sebuah nama, bisa celaka bagi Zakaria. Coba Elisabet dan kerabaatnya memberi nama selain nama itu, bisa bisu selama-lamanya si Zakaria. Inilah yang namanya taat dan kesetiaan. Memberikan nama sesuai kehendak Tuhan. Itu berkaitan dengan ketaatan dan kepercayaan yang dalam ala Zakaria.
Saudara terkasih, kita sering menghadapi keadaan yang tidak mudah. Hidup serasa pepat, semua jalan tertutup, dan pada kondisi yang lain jalan rekan kita, orang di sekeliling kita, dan kita merasa yang paling menderita. Pernah bukan merasakan demikian? Atau malah sedang mengalami?
Sangat mungkin kita pernah bahkan kadang sering. Apa yang menjadi pilihan kita? Ada beberapa kemungkinan. Pertama. Tetap berjalan dan berharap di dalam Tuhan. Ini pilihan bijak, tetapi sering tidak mudah, dan terjal. Rintangan dan halangan sangat mungkin. Pilihan ini yang dijalani Zakaria.
Kedua, menjauh dari Tuhan dan memilih jalan pintas. Berbagai kemungkinan bisa terjadi. Bersama teman atau malah mencari kekuatan dari alam dan kuasa kegelapan. Hal yang sangat mungkin terjadi. Dengan berbagai versi dan  derajatnya sangat mungkin. Siswa memilih mencontek, orang tua memilih menjadi penjahat atau merampok demi mendapatkan uang, atau malah pergi ke dukun.
Saudara terkasih, Tuhan tetap hadir apapun yang kita lakukan. IA tidak pernah meninggalkan kita, apapun perilaku kita, Tuhan tetap mendampingi dengan cara yang sama. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar