Senin
Khusus Adven IV (U)
Mal.
3:1-4,4:5-6
Mzm.
25:4bc-5ab, 8-9,14
Luk.
1:57-66
Mal.
3:1-4,4:5-6
3:1 Lihat, Aku menyuruh
utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan
yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu
kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam.
3:2 Siapakah yang dapat tahan
akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia
menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun
tukang penatu.
3:3 Ia akan duduk seperti
orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi,
menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi
orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN.
3:4 Maka persembahan Yehuda
dan Yerusalem akan menyenangkan hati TUHAN seperti pada hari-hari dahulu kala
dan seperti tahun-tahun yang sudah-sudah.
4:5 Sesungguhnya Aku akan
mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan
dahsyat itu.
4:6 Maka ia akan membuat hati
bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya
supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.
Luk.
1:57-66
1:57 Kemudian genaplah
bulannya bagi Elisabet untuk bersalin dan ia pun melahirkan seorang anak
laki-laki.
1:58 Ketika
tetangga-tetangganya serta sanak saudaranya mendengar, bahwa Tuhan telah
menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepadanya, bersukacitalah mereka
bersama-sama dengan dia.
1:59 Maka datanglah mereka
pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu dan mereka hendak menamai
dia Zakharia menurut nama bapanya,
1:60 tetapi ibunya berkata:
"Jangan, ia harus dinamai Yohanes."
1:61 Kata mereka kepadanya:
"Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian."
1:62 Lalu mereka memberi
isyarat kepada bapanya untuk bertanya nama apa yang hendak diberikannya kepada
anaknya itu.
1:63 Ia meminta batu tulis,
lalu menuliskan kata-kata ini: "Namanya adalah Yohanes." Dan mereka
pun heran semuanya.
1:64 Dan seketika itu juga
terbukalah mulutnya dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji
Allah.
1:65 Maka ketakutanlah semua
orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur
di seluruh pegunungan Yudea.
1:66 Dan semua orang, yang
mendengarnya, merenungkannya dan berkata: "Menjadi apakah anak ini
nanti?" Sebab tangan Tuhan menyertai dia
Nama
dan Ketaatan
Saudaraa terkasih, hari ini kita bersama Bunda
Gereja merenungkan betapa baiknya Tuhan. Kasih karunia-Nya tidak terpengaruh
atas tindakan, perilaku, dan aktivitas kita. Kita banyak belajar dari kisah
kelahiran Yohanes Pembaptis. Bagaimana Zakaria yang “dihukum” Tuhan menjadi
bisu itu. kesetiaan Zakaria berbuah ia bisa berbicara lagi.
Lambang terbukanya mulutnya adalah nama Yohanes
yang ia sematkan pada anak laki-lakinya. Dalam budaya Jawa dikenal adanya kabotan jeneng. Anak yang sakit-sakitan,
pertumbuhannya tidak semestinya, sering dikaitkan dengan nama yang terlalu
berat, tidak pas, tidak cocok dengan si anak. Dan mengganti nama bisa membuat
si anak tumbuh normal. Tentu hal ini jauh dari logika modern dan ranah ilmiah.
Itu dalam kondisi kultur budaya.
Jika Shakespear menyatakan apa arti sebuah nama,
bisa celaka bagi Zakaria. Coba Elisabet dan kerabaatnya memberi nama selain
nama itu, bisa bisu selama-lamanya si Zakaria. Inilah yang namanya taat dan
kesetiaan. Memberikan nama sesuai kehendak Tuhan. Itu berkaitan dengan ketaatan
dan kepercayaan yang dalam ala Zakaria.
Saudara terkasih, kita sering menghadapi keadaan
yang tidak mudah. Hidup serasa pepat, semua jalan tertutup, dan pada kondisi
yang lain jalan rekan kita, orang di sekeliling kita, dan kita merasa yang
paling menderita. Pernah bukan merasakan demikian? Atau malah sedang mengalami?
Sangat mungkin kita pernah bahkan kadang sering.
Apa yang menjadi pilihan kita? Ada beberapa kemungkinan. Pertama. Tetap
berjalan dan berharap di dalam Tuhan. Ini pilihan bijak, tetapi sering tidak
mudah, dan terjal. Rintangan dan halangan sangat mungkin. Pilihan ini yang
dijalani Zakaria.
Kedua, menjauh dari Tuhan dan memilih jalan pintas.
Berbagai kemungkinan bisa terjadi. Bersama teman atau malah mencari kekuatan
dari alam dan kuasa kegelapan. Hal yang sangat mungkin terjadi. Dengan berbagai
versi dan derajatnya sangat mungkin.
Siswa memilih mencontek, orang tua memilih menjadi penjahat atau merampok demi
mendapatkan uang, atau malah pergi ke dukun.
Saudara terkasih, Tuhan tetap hadir apapun yang
kita lakukan. IA tidak pernah meninggalkan kita, apapun perilaku kita, Tuhan
tetap mendampingi dengan cara yang sama. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar