Selasa Biasa Khusus Adven IV (U)
2 Sam. 7: 1-5,8-12, 14-16
Mzm. 89:2,3,4-5,37,29
Luk. 1:67-79
2 Sam. 7: 1-5,8-12, 14-16
7:1
Ketika raja telah menetap di rumahnya dan TUHAN telah mengaruniakan keamanan
kepadanya terhadap semua musuhnya di sekeliling,
7:2
berkatalah raja kepada nabi Natan: "Lihatlah, aku ini diam dalam rumah
dari kayu aras, padahal tabut Allah diam di bawah tenda."
7:3
Lalu berkatalah Natan kepada raja: "Baik, lakukanlah segala sesuatu yang
dikandung hatimu, sebab TUHAN menyertai engkau."
7:4
Tetapi pada malam itu juga datanglah firman TUHAN kepada Natan, demikian:
7:5
"Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman TUHAN:
Masakan engkau yang mendirikan rumah bagi-Ku untuk Kudiami?
7:8 Oleh sebab
itu, beginilah kaukatakan kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman TUHAN semesta
alam: Akulah yang mengambil engkau dari padang, ketika menggiring kambing
domba, untuk menjadi raja atas umat-Ku Israel.
7:9 Aku telah
menyertai engkau di segala tempat yang kaujalani dan telah melenyapkan segala
musuhmu dari depanmu. Aku membuat besar namamu seperti nama orang-orang besar
yang ada di bumi.
7:10 Aku
menentukan tempat bagi umat-Ku Israel dan menanamkannya, sehingga ia dapat diam
di tempatnya sendiri dengan tidak lagi dikejutkan dan tidak pula ditindas oleh
orang-orang lalim seperti dahulu,
7:11 sejak Aku
mengangkat hakim-hakim atas umat-Ku Israel. Aku mengaruniakan keamanan kepadamu
dari pada semua musuhmu. Juga diberitahukan TUHAN kepadamu: TUHAN akan
memberikan keturunan kepadamu.
7:12 Apabila
umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama-sama dengan
nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak
kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya.
7:14 Aku akan
menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku. Apabila ia melakukan kesalahan,
maka Aku akan menghukum dia dengan rotan yang dipakai orang dan dengan pukulan
yang diberikan anak-anak manusia.
7:15 Tetapi kasih
setia-Ku tidak akan hilang dari padanya, seperti yang Kuhilangkan dari pada
Saul, yang telah Kujauhkan dari hadapanmu.
7:16 Keluarga dan
kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh
untuk selama-lamanya.
Luk. 1:67-79
1:67
Dan Zakharia, ayahnya, penuh dengan Roh Kudus, lalu bernubuat, katanya:
1:68
"Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia melawat umat-Nya dan membawa
kelepasan baginya,
1:69
Ia menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan bagi kita di dalam keturunan Daud,
hamba-Nya itu,
1:70
-- seperti yang telah difirmankan-Nya sejak purbakala oleh mulut nabi-nabi-Nya
yang kudus --
1:71
untuk melepaskan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua orang yang
membenci kita,
1:72
untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada nenek moyang kita dan mengingat akan
perjanjian-Nya yang kudus,
1:73
yaitu sumpah yang diucapkan-Nya kepada Abraham, bapa leluhur kita, bahwa Ia
mengaruniai kita,
1:74
supaya kita, terlepas dari tangan musuh, dapat beribadah kepada-Nya tanpa
takut,
1:75
dalam kekudusan dan kebenaran di hadapan-Nya seumur hidup kita.
1:76
Dan engkau, hai anakku, akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi; karena engkau
akan berjalan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya,
1:77
untuk memberikan kepada umat-Nya pengertian akan keselamatan yang berdasarkan
pengampunan dosa-dosa mereka,
1:78
oleh rahmat dan belas kasihan dari Allah kita, dengan mana Ia akan melawat
kita, Surya pagi dari tempat yang tinggi,
1:79
untuk menyinari mereka yang diam dalam kegelapan dan dalam naungan maut untuk
mengarahkan kaki kita kepada jalan damai sejahtera."
Iman itu Tahu Batas
Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda
Gereja merenungkan tugas perutusan Yohanes Pembaptis. Zakaria memuji Tuhan
dengan berkenaan atas tugas puteranya. Zakaria tidak menonjolkan diri, tidak
mengubah status Yohanes Pembaptis, atau memohon kepada Tuhan menjadikan anaknya
sebagai Yang Utama, bukan semata pembuka jalan bagi Yang Utama itu.
Dalam zaman modern ini, sering kita melihat, atau
malah mengalami, demi anak orang tua bisa berbuat apa saja, bahkan kejahatan,
dan itu menjerumuskan anaknya di masa depan. Menyuap demi anak bisa menjadi ini
dan itu, sederhana, membawakan tas untuk pergi dan pulang sekolah. Menyusunkan
buku sesuai jadwal sekolah, dan membuatkan pekerjaan rumah. Hal yang sering
disalahartikan dengan cinta.
Cinta itu tidak demikian. mendidik anak itu tidak
mesti mengambil alih tugas dan tanggung jawabnya. Itu namanya mendidik dengan
cara memanjakan. Membantu bukan mengambil alih dan mengambil tugas dan
kewajiban anak untuk orang tua.
Kadang orang tua juga tidak sabar untuk mendidik.
Contoh meminta anak membantu ini dan itu. Biasanya akan lebih lambat atau juga
boros. Misalnya mencuci piring bisa pecah. Nah lebih mudah, hemat, dan praktis
dilakukan sendiri.
Pola pendekatan orang tua demikian seolah menjadi
gejala umum. Menjadikan anaknya kudu nomor satu dan menggunakan segala cara
untuk itu. Ada kisah seorang rekan, anaknya selalu diincar ibu anak lain soal
nilainya. Suatu hari nilai si anak ibu yang mengincar itu kalah tinggi.
Mengupayakan ujian ulang untuk dapat nilai lebih. Dan itu dilakukan terus
menerus. Kini, pada masa yang berbeda, si anak yang difasilitasiorang tuanya
tidak menjadi apa-apa. Dan anak rekan
yang “mengalah” ini dapat beasiswa ke luar negeri.
Saudara terkasih, pribadi beriman akan tahu batas.
Lihat Zakaria memuji Tuhan bukan mengubah atau merekayasa perubahan untuk
puteranya. Apa yang menjadi tugas dan kapasitas Yohanes Pembaptis itulah yang
terbaik dari Allah. Ia tetap memuji Allah bukan
malah memohon untuk mengganti tugas dan perutusan anaknya. Ini yang
patut kita jadikan teladan dan pengertian yang baik. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar