Jumat
Adven I (U)
Yes.
29:17-24
Mzm.
27:1,4,13-14
Mat.
7:29-31
Yes.
29:17-24
29:17 Bukankah hanya sedikit waktu lagi, Libanon akan berubah
menjadi kebun buah-buahan, dan kebun buah-buahan itu akan dianggap hutan?
29:18 Pada waktu itu orang-orang tuli akan mendengar
perkataan-perkataan sebuah kitab, dan lepas dari kekelaman dan kegelapan mata
orang-orang buta akan melihat.
29:19 Orang-orang yang sengsara akan tambah bersukaria di dalam
TUHAN, dan orang-orang miskin di antara manusia akan bersorak-sorak di dalam
Yang Mahakudus, Allah Israel!
29:20 Sebab orang yang gagah sombong akan berakhir dan orang
pencemooh akan habis, dan semua orang yang berniat jahat akan dilenyapkan,
29:21 yaitu mereka yang begitu saja menyatakan seseorang berdosa
di dalam suatu perkara, dan yang memasang jerat terhadap orang yang menegor
mereka di pintu gerbang, dan yang mendesak orang benar dengan alasan yang
tidak-tidak.
29:22 Sebab itu beginilah firman TUHAN, Allah kaum keturunan
Yakub, Dia yang telah membebaskan Abraham: "Mulai sekarang Yakub tidak
lagi mendapat malu, dan mukanya tidak lagi pucat.
29:23 Sebab pada waktu mereka, keturunan Yakub itu, melihat apa
yang dibuat tangan-Ku di tengah-tengahnya, mereka akan menguduskan nama-Ku;
mereka akan menguduskan Yang Kudus, Allah Yakub, dan mereka akan gentar kepada
Allah Israel;
29:24 orang-orang yang sesat pikiran akan mendapat pengertian, dan
orang-orang yang bersungut-sungut akan menerima pengajaran."
Mat.
7:29-31
9:27 Ketika Yesus meneruskan perjalanan-Nya dari sana, dua orang
buta mengikuti-Nya sambil berseru-seru dan berkata: "Kasihanilah kami, hai
Anak Daud."
9:28 Setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah, datanglah kedua
orang buta itu kepada-Nya dan Yesus berkata kepada mereka: "Percayakah
kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?" Mereka menjawab: "Ya Tuhan, kami
percaya."
9:29 Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: "Jadilah
kepadamu menurut imanmu."
9:30 Maka meleklah mata mereka. Dan Yesus pun dengan tegas
berpesan kepada mereka, kata-Nya: "Jagalah supaya jangan seorang pun
mengetahui hal ini."
9:31 Tetapi mereka keluar dan memasyhurkan Dia ke seluruh daerah
itu.
Buta
dan Karya Kasih
Saudara terkasih, hari ini kita merenungkan
mengenai si buta yang memohon kesembuhan kepada Yesus dan apa yang Tuhan
perintahkan. Ada dua hal besar yang patut
kita renungkan dari sana. Dan bagaimana kita menghidupi itu dalam hidup kita
setiap hari.
Dalam bacaan Injil hari ini dibuka dengan
keberadaan orang buta yang memohon kesembuhan. Konteks buta ini, sangat mungkin
juga kita alami. Tidak hanya buta mata dalam arti fisik, namun sangat mungkin
adalah “buta”. Bagaimana kita dalam hidup ini dibutakan dalam banyak hal dan
versi. Buta harta sehingga kita abai akan kemanusiaan. Bagaimana orang bisa
korupsi padahal uang dana sosial dalam gereja ataupun masyarakat?
Atau kebutaan kita akan kesenangan duniawi, malah
melupakan keluarga, tanggung jawab, dan sebagainya. Kita sebagai anak bisa juga
buta, ketika melupakan tugas belajar demi bermain games atau demi membeli rokok
padahal uang sekolah.
Demikian panjang daftar kebutaan kita dalam kadar
dan jenisnya. Sangat mungkin itu semua menjadi penghalang kita di dalam berbuat
kasih dan menjadi saluran rahmat Tuhan. Belum lagi jika hati dan budi kita yang
buta atau malah membutakan diri.
Permenungan kedua adalah soal perbuatan baik itu
pasti akan tersebar, akan menjadi warta suka cita. Demikian juga prestasi,
catatan baik, dan buah kasih akan mendapatkan tempat yang selayaknya dan
sepatutnya. Tidak akan tersembunyi bagaimanapun ditahan-tahan.
Saudara terkasih, ketika kita buta, sangat mungkin
kita menjadi penghambat baik diri atau orang lain. Kehidupan kita yang
terselaput kabut, karena kita tidak melibatkan Tuhan untuk menyembuhkan kita.
Kita tidak akan mampu berbuat lebih jika kita tidak mau memohon kepada Tuhan.
Sangat mungkin kita pun berteriak agar Tuhan menolong kita, menyembuhkan kita,
dan membuat kita terbuka.
Dalam hidup ini, tidak jarang kita membutakan diri
sejatinya tidak buta, atau berpura-pura buta, ketika kita enggan menjadi sarana
dan saluran rahmat Tuhan dalam hidup bersama kita. Saluran rahmat kasih karunia
Tuhan yang tidak layak jika kita tahan dan berhenti pada diri kita sendiri.
Ketamakan juga sebentuk kebutaan kita akan kebaikan Tuhan. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar