Jumat, 06 Desember 2019

Buta dan Karya Kasih



Jumat Adven I (U)
Yes. 29:17-24
Mzm. 27:1,4,13-14
Mat. 7:29-31




Yes. 29:17-24

29:17 Bukankah hanya sedikit waktu lagi, Libanon akan berubah menjadi kebun buah-buahan, dan kebun buah-buahan itu akan dianggap hutan?
29:18 Pada waktu itu orang-orang tuli akan mendengar perkataan-perkataan sebuah kitab, dan lepas dari kekelaman dan kegelapan mata orang-orang buta akan melihat.
29:19 Orang-orang yang sengsara akan tambah bersukaria di dalam TUHAN, dan orang-orang miskin di antara manusia akan bersorak-sorak di dalam Yang Mahakudus, Allah Israel!
29:20 Sebab orang yang gagah sombong akan berakhir dan orang pencemooh akan habis, dan semua orang yang berniat jahat akan dilenyapkan,
29:21 yaitu mereka yang begitu saja menyatakan seseorang berdosa di dalam suatu perkara, dan yang memasang jerat terhadap orang yang menegor mereka di pintu gerbang, dan yang mendesak orang benar dengan alasan yang tidak-tidak.
29:22 Sebab itu beginilah firman TUHAN, Allah kaum keturunan Yakub, Dia yang telah membebaskan Abraham: "Mulai sekarang Yakub tidak lagi mendapat malu, dan mukanya tidak lagi pucat.
29:23 Sebab pada waktu mereka, keturunan Yakub itu, melihat apa yang dibuat tangan-Ku di tengah-tengahnya, mereka akan menguduskan nama-Ku; mereka akan menguduskan Yang Kudus, Allah Yakub, dan mereka akan gentar kepada Allah Israel;
29:24 orang-orang yang sesat pikiran akan mendapat pengertian, dan orang-orang yang bersungut-sungut akan menerima pengajaran."


Mat. 7:29-31

9:27 Ketika Yesus meneruskan perjalanan-Nya dari sana, dua orang buta mengikuti-Nya sambil berseru-seru dan berkata: "Kasihanilah kami, hai Anak Daud."
9:28 Setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu kepada-Nya dan Yesus berkata kepada mereka: "Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?" Mereka menjawab: "Ya Tuhan, kami percaya."
9:29 Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: "Jadilah kepadamu menurut imanmu."
9:30 Maka meleklah mata mereka. Dan Yesus pun dengan tegas berpesan kepada mereka, kata-Nya: "Jagalah supaya jangan seorang pun mengetahui hal ini."
9:31 Tetapi mereka keluar dan memasyhurkan Dia ke seluruh daerah itu.



Buta dan Karya Kasih

Saudara terkasih, hari ini kita merenungkan mengenai si buta yang memohon kesembuhan kepada Yesus dan apa yang Tuhan perintahkan. Ada dua hal besar yang patut  kita renungkan dari sana. Dan bagaimana kita menghidupi itu dalam hidup kita setiap hari.
Dalam bacaan Injil hari ini dibuka dengan keberadaan orang buta yang memohon kesembuhan. Konteks buta ini, sangat mungkin juga kita alami. Tidak hanya buta mata dalam arti fisik, namun sangat mungkin adalah “buta”. Bagaimana kita dalam hidup ini dibutakan dalam banyak hal dan versi. Buta harta sehingga kita abai akan kemanusiaan. Bagaimana orang bisa korupsi padahal uang dana sosial dalam gereja ataupun masyarakat?
Atau kebutaan kita akan kesenangan duniawi, malah melupakan keluarga, tanggung jawab, dan sebagainya. Kita sebagai anak bisa juga buta, ketika melupakan tugas belajar demi bermain games atau demi membeli rokok padahal uang sekolah.
Demikian panjang daftar kebutaan kita dalam kadar dan jenisnya. Sangat mungkin itu semua menjadi penghalang kita di dalam berbuat kasih dan menjadi saluran rahmat Tuhan. Belum lagi jika hati dan budi kita yang buta atau malah membutakan diri.
Permenungan kedua adalah soal perbuatan baik itu pasti akan tersebar, akan menjadi warta suka cita. Demikian juga prestasi, catatan baik, dan buah kasih akan mendapatkan tempat yang selayaknya dan sepatutnya. Tidak akan tersembunyi bagaimanapun ditahan-tahan.
Saudara terkasih, ketika kita buta, sangat mungkin kita menjadi penghambat baik diri atau orang lain. Kehidupan kita yang terselaput kabut, karena kita tidak melibatkan Tuhan untuk menyembuhkan kita. Kita tidak akan mampu berbuat lebih jika kita tidak mau memohon kepada Tuhan. Sangat mungkin kita pun berteriak agar Tuhan menolong kita, menyembuhkan kita, dan membuat kita terbuka.
Dalam hidup ini, tidak jarang kita membutakan diri sejatinya tidak buta, atau berpura-pura buta, ketika kita enggan menjadi sarana dan saluran rahmat Tuhan dalam hidup bersama kita. Saluran rahmat kasih karunia Tuhan yang tidak layak jika kita tahan dan berhenti pada diri kita sendiri. Ketamakan juga sebentuk kebutaan kita akan kebaikan Tuhan. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar