Rabu, 04 Desember 2019

Belas Kasih Allah Tak Terbatas


Rabu Adven I (U)
Yes. 25:6-10
Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6
Mat. 15:29-37




Yes. 25:6-10

25:6 TUHAN semesta alam akan menyediakan di gunung Sion ini bagi segala bangsa-bangsa suatu perjamuan dengan masakan yang bergemuk, suatu perjamuan dengan anggur yang tua benar, masakan yang bergemuk dan bersumsum, anggur yang tua yang disaring endapannya.
25:7 Dan di atas gunung ini TUHAN akan mengoyakkan kain perkabungan yang diselubungkan kepada segala suku bangsa dan tudung yang ditudungkan kepada segala bangsa-bangsa.
25:8 Ia akan meniadakan maut untuk seterusnya; dan Tuhan ALLAH akan menghapuskan air mata dari pada segala muka; dan aib umat-Nya akan dijauhkan-Nya dari seluruh bumi, sebab TUHAN telah mengatakannya.
25:9 Pada waktu itu orang akan berkata: "Sesungguhnya, inilah Allah kita, yang kita nanti-nantikan, supaya kita diselamatkan. Inilah TUHAN yang kita nanti-nantikan; marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita oleh karena keselamatan yang diadakan-Nya!"
25:10 Sebab tangan TUHAN akan melindungi gunung ini, tetapi Moab akan diinjak-injak di tempatnya sendiri, sebagai jerami diinjak-injak dalam lobang kotoran.


Mat. 15:29-37

15:29 Setelah meninggalkan daerah itu, Yesus menyusur pantai danau Galilea dan naik ke atas bukit lalu duduk di situ.
15:30 Kemudian orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya membawa orang lumpuh, orang timpang, orang buta, orang bisu dan banyak lagi yang lain, lalu meletakkan mereka pada kaki Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya.
15:31 Maka takjublah orang banyak itu melihat orang bisu berkata-kata, orang timpang sembuh, orang lumpuh berjalan, orang buta melihat, dan mereka memuliakan Allah Israel.
15:32 Lalu Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: "Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan."
15:33 Kata murid-murid-Nya kepada-Nya: "Bagaimana di tempat sunyi ini kita mendapat roti untuk mengenyangkan orang banyak yang begitu besar jumlahnya?"
15:34 Kata Yesus kepada mereka: "Berapa roti ada padamu?" "Tujuh," jawab mereka, "dan ada lagi beberapa ikan kecil."
15:35 Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah.
15:36 Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti dan ikan-ikan itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya memberikannya pula kepada orang banyak.
15:37 Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, tujuh bakul penuh.



Belas Kasih Allah Tak Terbatas

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan belas kasih Allah itu luar biasa. Allah Yang Berbelas Kasih-lah Allah Tuhan kita. Bagaimana Ia tidak rela, tidak tega, dan tidak mau pendengar-Nya, murid-Nya pingsan dan jatuh di jalan karena kelaparan. Melihat jauh ke depan akan apa yang mungkin terjadi.
Belas kasih Allah bukan karena kepentingan Allah, bukan pula karena kerinduan manusiawi, permohonan yang terus menerus. Semua karena Allah yang tergerak melihat anak-anak-Nya butuh uluran kasih-Nya. Manusia yang menderita, itu sejatinya Allah sudah tahu, Allah paham dengan apa yang diperlukan anak-anak-Nya.
Kasih Allah akan mengalir dengan lebih cepat dan mudah, ketika kita hadir, menghadap, dan bersama-sama denga Tuhan. Lihat para murid, para pendengar ini hadir, bersatu, dan mendengarkan Tuhan Yesus ketika mengajar.
Namun demikian, toh para rasul gagal melihat itu semua. Mereka malah memikirkan kendala, kekurangan, dan keterbatasan. Kita pun demikian, dalam hidup sehari-hari sering merasa tidak berdaya, merasa akan gagal karena menjadikan kendala sebagai yang pertama. Mundur dulu karena berpikir halangan, rintangan, dan kendala. Realistis benar, namun bukan pesimis.
Saudara terkasih, satu yang pasti, libatkan Tuhan ketika kita menemukan halangan, hambatan, dan bahkan kesulitan apapun yang tidak akan mampu kita lewati . Yakini dan bahkan imani bahwa ada Tuhan Allah yang akan menyelesaikan. Tuhan Allah yang akan mengurai kesulitan itu dengan jalan-Nya bukan rancangan kita.
Melibatkan Tuhan dengan pasrah bongkokan, menyerahkan seluruh apa yang sudah kita usahakan dengan maksimal kepada Tuhan. Ini bukan kita tidak mau berusaha, namun itu adalah ranah dan kuasa Tuhan. Tuhan bersuka cita, Tuhan berkenan, dan Tuhan dengan sangat rela mengulurkan Tangan ketika kita memang sudah mengupayakan dengan seluruh daya kita, dan Tuhan yang akan melengkapinya.
Para murid itu adalah gambaran kita yang mengedepankan rasionalitas kita, bagaimana tujuh (7) roti dan ikan kecil-kecil bisa menjadi bahan makanan yang mengenyangkan, dan ternyata masih bersisa. Karena kuasa dan belas kasih Tuhan itu tak terbatas.
Saudara terkasih, beranikah kita menyerahkan diri sepenuhnya pada kasih karunia dan belas kasih Allah? BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar