Selasa, 31 Desember 2019

Tuhan itu Solider


Hari Selasa, Hari  Ketujuh Oktaf Natal  (P)
1 Yoh. 2:18-21
Mzm. 96:1-2,11-12,13
Yoh. 1:1-18


1 Yoh. 2:18-21

2:18 Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir.
2:19 Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.
2:20 Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu semua mengetahuinya.
2:21 Aku menulis kepadamu, bukan karena kamu tidak mengetahui kebenaran, tetapi justru karena kamu mengetahuinya dan karena kamu juga mengetahui, bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran


Yoh. 1:1-18

1:1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
1:2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
1:3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
1:4 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.
1:5 Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
1:6 Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes;
1:7 ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya.
1:8 Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu.
1:9 Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.
1:10 Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya.
1:11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.
1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;
1:13 orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.
1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
1:15 Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku."
1:16 Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia;
1:17 sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.
1:18 Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.



Tuhan itu Solider

Saudara terkasih hari ini kita merenungkan sabda Tuhan, di mana Allah menyatakan diri dalam rupa insan. Bahasa Yohanes adalah Sang Sabda telah menjadi Manusia. Allah hendak mengembalikan status anak-anak-Nya yang sempat hilang karena dosa, pilihan manusiawi yang makin menjauh dari kasih karunia-Nya. Ia mau tahu, Allah perlu mengerti mengapa manusia bisa tersesat sedimikian jauh.
Satu-satunya cara untuk tahu dengan baik adalah datang, masuk, dan menjadi Manusia, agar tahu dengan baik apa yang terjadi di sana. Memasuki dunia, menjadi Manusia seutuhnya, sehingga tahu dengan persis apa yang terjadi.
Kita bisa belajar atau menganalogika bagaimana jika kita mau menolong orang miskin namun kita duduk dalam kantor megah yang jauh dari kondisi miskin. Yang ada adalah konsep, yang ada adalah pemaksaan kehendak. Dalam bahasa Antoni de Mello kesadaran tidak akan  ada, yang ada hanya infomasi atau data yang biasanya berubah hanya sesaat. Membantu yang tidak bisa diterima dengan sepenuhnya.
Sama saja mengatakan bahaya merokok kepada perokok berat. Mereka sudah tahu kog dari membaca, mendengar, atau melihat, namun mereka toh masih bisa mencari-cari celah pembenar. Akan berbeda ketika mereka sendiri sudah menderita betapa beratnya batuk apalagi sampai kanker paru.
Saudara terkasih, solider itu bukan semata konsep, wacana, atau gagasan-gagasan indah yang dirancang di gedung bertingkat mewah, namun hadir, masuk ke dalam kondisi riil yang paling nyata.  Hadir menjadi penting, bukan hanya menonton dan menjadi pemanduk sorak di luaran. Apalagi hanya menjadi penonton, yang dalam bahasa Jawa pas dengan kata ndelok, kendel alok, berani berkomentar semata.
Kehadiran Tuhan ke tengah dunia jelas sesuatu yang baru, sebagai Terang Yang Sejati mengusir kegelapan yang selama ini  telah menguasai bumi. Terang tidak akan mungkin bersama dengan gelap di waktu yang bersamaan. Sekali Terang memasuki kegelapan, gelap akan kalah dan terusir seketika.
Kita layak bersyukur bahwa Tuhan telah menjadi Manusia, dan bahkan sama dengan manusia kecuali dalam hal dosa. Kita berjuang untuk semakin mendekati, semakin mirip dengan Yesus, bukan semata cambang, janggut, apalagi jubah-Nya, namun adalah pancaran Terang sejati yang telah kita peroleh, kita teruskan kepada dunia. BD.eLeSHa.


Hana dan Peran Kenabian


Hari Senin, Hari Keenam Oktaf Natal (P)
1 Yoh. 2:12-17
Mzm. 96:7-8a, 8b-9,10
Luk. 2:36-40




1 Yoh. 2:12-17

2:12 Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, sebab dosamu telah diampuni oleh karena nama-Nya.
2:13 Aku menulis kepada kamu, hai bapa-bapa, karena kamu telah mengenal Dia, yang ada dari mulanya. Aku menulis kepada kamu, hai orang-orang muda, karena kamu telah mengalahkan yang jahat.
2:14 Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, karena kamu mengenal Bapa. Aku menulis kepada kamu, hai bapa-bapa, karena kamu mengenal Dia, yang ada dari mulanya. Aku menulis kepada kamu, hai orang-orang muda, karena kamu kuat dan firman Allah diam di dalam kamu dan kamu telah mengalahkan yang jahat.
2:15 Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
2:16 Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
2:17 Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya



Luk. 2:36-40

2:36 Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya,
2:37 dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa.
2:38 Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem.
2:39 Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea.
2:40 Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya



Hana dan Peran Kenabian

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja belajar dari Ibu Hana, salah satu perempuan dalam Kitab Suci yang memberikan inspirasi dan kesalehan hidup. beberapa hal yang patut kita renungkan dan menjadi inspirasi adalah;
Pertama, ia bersyukur dalam segala hal kepada Allah. Layak ia berjumpa denga bayi Yesus yang banyak pribadi nanti-nantikan. Hidup baik, saleh, dan mengabdi pada Allah membuatnya mendapatkan anugerah terindah.
Kedua, usai Hana tidak lagi muda, bahkan sudah lanjut umur, termasuk untuk era modern ini, 84 tahun. Sering orang merasa sudah tidak berdaya, namun Hana malah mendapatkan kasih karunia, berkat, dan bisa memuliakan bayi Yesus dengan kata-kata baiknya.
Ketiga, masa senja itu berbicara dan mewartakan kebaikan. Bagaimana Hana menceritakan mengenai nubuat mengenai Yesus. Kita bisa membayangkan bagaimana kebanyakan orang tua-tua lebih sering merana karena merasa ditinggalkan, sendirian, kesepian, dan merasa kurang perhatian. Padahal banyak hal yang bisa dilakukan.
Keempat, kasih karunia itu tidak mengenal batas dan usia. Sering orang terkotak-kotakan oleh kualifikasi usia. Kelas, atau yang lainnya. Kasih karunia dan berkat Allah berbeda dan itu kualitas. Waktu dan rencana Tuhan sering berbeda dengan apa yang kita rancangkan, itu yang perlu kita camkan dan menjadi perhatian.
Saudara terkasih, kita layak bersyukur dan belajar dari pribadi Ibu Hana. Bagaimana ia bukan siapa-siapa, priadi yang bertekun di dalam Tuhan, namun malah berjumpa, bertemu dengan Yesus yang dinantikan banyak pribadi, orang, dan semua ingin bisa menjadi saksi dan memberikan kesaksian.
Peran kenabian yang cukup berbeda juga ditampilkan dalam bacaan hari ini, bagaimana janda memegang peran untuk mewartakan khabar suka cita yang hakiki seperti ini. Yesus memang membawa kebaruan secara mendasar.
Di dalam Tuhan dan kasih karunia-Nya semua adalah mungkin, usia, status, atau apapun juga semua menjadi tiada berarti sepanjang Tuhan hadir dan menyentuh semua itu menjadi berubah dan menjadi baru. Perubahan radikal terjadi di dalam Tuhan. Siapkah kita diubah oleh-Nya? BD.eLeSHa.




Pesta Keluarga Kudus


PESTA KELUARGA KUDUS, YESUS, MARIA, YUSUF (P)
Sir. 3:2-6,12-14
Mzm. 128:1-2,3,4-5
Kol. 3:12-21
Mat. 2:13-15,19-23




Sir. 3:2-6,12-14

3:2 Memang Tuhan telah memuliakan bapa pada anak-anaknya, dan hak ibu atas para anaknya diteguhkan-Nya.
3:3 Barangsiapa menghormati bapanya memulihkan dosa,
3:4 dan siapa memuliakan ibunya serupa dengan orang yang mengumpulkan harta.
3:5 Barangsiapa menghormati bapanya, ia sendiri akan mendapat kesukaan pada anak-anaknya pula, dan apabila bersembahyang, niscaya doanya dikabulkan.
3:6 Barangsiapa memuliakan bapanya akan panjang umurnya, dan orang yang taat kepada Tuhan menenangkan ibunya
3:12 Anakku, tolonglah bapamu pada masa tuanya, jangan menyakiti hatinya di masa hidupnya.
3:13 Pun pula kalau akalnya sudah berkurang hendaklah kaumaafkan, jangan menistakannya sewaktu engkau masih berdaya.
3:14 Kebaikan yang ditunjukkan kepada bapa tidak sampai terlupa, melainkan dibilang sebagai pemulihan segala dosamu.

Kol. 3:12-21

3:12 Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.
3:13 Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.
3:14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
3:15 Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.
3:16 Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.
3:17 Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.
3:18 Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan.
3:19 Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.
3:20 Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan.
3:21 Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya


Mat. 2:13-15,19-23

2:13 Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia."
2:14 Maka Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir,
2:15 dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku.
2:19 Setelah Herodes mati, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi di Mesir, katanya:
2:20 "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya dan berangkatlah ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu, sudah mati."
2:21 Lalu Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya dan pergi ke tanah Israel.
2:22 Tetapi setelah didengarnya, bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya, ia takut ke sana. Karena dinasihati dalam mimpi, pergilah Yusuf ke daerah Galilea.
2:23 Setibanya di sana ia pun tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret.



Pesta Keluarga Kudus

Saudara terkasih, hari ini kita merayakan Pesta Keluarga Kudus, kita bersama Bunda Gereja hendak merenungkan beberapa hal sebagai berikut;
Keluarga adalah dasar, corak, warna, dan rupa Gereja pun bangsa dan negara. Mau melihat Gereja, ya lihat saja wajah keluarga-keluarga yang menyusun menjadi Gereja. Beberapa hal  memang menggembirakan, sehingga bisa menampilka wajah Kasih Allah yang terpancar.
Terlepas dari pancaran kasih, toh tidak sedikit bopeng keluarga yang menodai etalase komunitas cinta dan kasih. Keluarga yang retak bahkan bubar tidak kurang-kurang dan itu adalah fakta.
Bagaimana Gereja yang menampakan komunitas cinta, domestica ecclesia, Gereja mini adalah keluarga. Beberapa ciri yang bisa menampakan itu adalah;
Komunitas cinta. Tebaran cinta, bukan semata konsep, namun Gereja yang hadir melalui keluarga. Keluarga yang penuh kasih sayang, satu sama lain saling mendukung. Tentu bukan keluarga sempurna, tanpa perselisihan, ini dunia bukan surga. Namun adanya saling mendukung baik dalam suka dan duka. Mau memperbaiki keadaan yang tidak baik.
Komunikasi yang baik dna lancar. Persoalan dalam keluarga biasanya adalah komunikasi yang macet dan mampet. Semua maunya memimpin dan tidak ada yang mau mengalah. Saling ngotot dan merasa benar.
Keluarga Kristiani jelas memilki tanggung jawab menjadi pionir dalam mengomunikasikan kasihd engan bahasa yang halus, kepala dingin, bukan emosinal, teriak, apalagi kekerasan. Sederhana namun tidak mudah.
Pengampunan, berkaitan dengan keluarga tidak ada yang sempurna, berarti akan ada perselisihan, salah paham, salah tangkap, dan itu perlunya pengampunan. Bagaimana keluarga yang harmonis itu membuka tangan untuk mengadakan rekonsiliasi dan itu mengandaikan pengampunan.
Bagaimana menampilkan keluarga harmonis jika anggota keluarga tidak ada pengampunan, tidak pernah mau mengakui kesalahan, dan selalu merasa paling. Ini penting dan mendesak.
Apa yang bisa dilakukan untuk mengupayakan itu semua.
Hidup doa rutin, baik pribadi atau bersama. Dalam hidup doa yang rutin dan menyediakan waktu khusus dan tetap sangat membantu.
Membaca, mendengarkan, dan merenungkan  Kitab Suci. Ini jelas sebuah bentuk kualitas rohani yang baik. Bacaan harian sudah ada, bagaimana itu menjadi kebiasaan baik yang ada di dalam keluarga.
Perayaan-perayaan dalam keluarga, ulang tahun, keadaan khusus, yang dirayakan, bukan dalam keadaan pesta atau bentuk upacara lain, namun adanya perhatian dan kebersamaan yang menyatukan dan mengembangkan komunikasi dan kasih satu sama lain.
Merayakan sakramen bersama. Hal  yang baik sekiranya minimal Ekaristi Minggu itu satu keluarga bisa barengan. Memupuk rohani dan jasmani sekaligus. BD. eLeSHa.


Pesta Para Kanak-kanak Suci Betlehem, Martir


Pesta Kanak-kanak Suci, Mrt (M)
1 Yoh. 1:5-10,2:2
Mzm. 124:2-3,4-5
Mat. 2:13-18



1 Yoh. 1:5-10,2:2

1:5 Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.
1:6 Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran.
1:7 Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.
1:8 Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.
1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
1:10 Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.
2:1 Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil.
2:2 Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.



Mat. 2:13-18

2:13 Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia."
2:14 Maka Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir,
2:15 dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku."
2:16 Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu.
2:17 Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia:
2:18 "Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi.



Pesta Para Kanak-kanak Suci Betlehem, Martir

Kelahiran Yesus yang konon akan menjadi 'Raja Israel' membawa kegoncangan bahkan ancaman terhadap kekuasaan Herodes Agung. Kemarahan Herodes semakin menjadi-jadi karena Tiga Raja dari Timur, yang disuruh kembali ke Yerusalem untuk memberitahukan kepadanya tempat kelahiran bayi Yesus, pulang ke negerinya masing-masing melalui jalan lain. Ia segera memerintahkan agar bayi Yesus dibunuh dan semua bayi yang ada di Betlehem. Tanpa mempedulikan ratap tangis ibu-ibu, disuruhnya membunuh semua kanak-kanak di daerah Betlehem. Maksudnya gagal karena Kanak-kanak Yesus sudah dibawa lari orangtua-Nya ke Mesir.
Herodes memang dikenal sebagai penguasa yang berhasil membangun Yerusalem dengan berbagai monumen, namun ia sebenarnya adalah boneka mainan kaisar Romawi. Namanya sendiri busuk karena ke bengisan dan kebejatan hidupnya. Ia membunuh banyak orang termasuk tiga orang puteranya sendiri. Isterinya ada 10 orang. Dengan melihat pada kepribadiannya yang bejat ini, kita dapat memahami tindakannya.
Pada hari ini Gereja bukan saja menghormati kanak-kanak itu sebagai martir-martir Kristus, melainkan juga terutama menekankan nilai kesucian hidup dan kemurnian hati sebagai suatu cita-cita iman semua orang Kristen. Pesta hari ini menghimbau semua orang Katolik untuk terus berjuang mewujudkan kesucian dan kemurnian hidup sebagai saksi-saksi Kristus, meskipun kerap harus mengorbankan nyawa, menumpahkan darah karena cinta kasih kepada Allah dan sesama. Di dalam diri kanak-kanak Suci dan tak bersalah itu dapat dibaca cita-cita Kristen pada masa Gereja perdana. Marilah kita meneladani pula cita-cita iman yang luhur itu agar kita pun suci dari semua yang menentang kehendak Tuhan serta menghadapi Bapa kita di surga dalam keadaan yang se-sempurna-sempurnanya.



Santo Yohanes, Rasul dan Pengarang Injil


Pesta Santo Yohanes Ras PenIjl (P)
1 Yoh. 1:1-4
Mzm. 97:1-2,5-6,11-12
Yoh. 20:2-8



1 Yoh. 1:1-4

1:1 Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup -- itulah yang kami tuliskan kepada kamu.
1:2 Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami.
1:3 Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.
1:4 Dan semuanya ini kami tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi sempurna.


Yoh. 20:2-8

20:2 Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka: "Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan."
20:3 Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur.
20:4 Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat dari pada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur.
20:5 Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam.
20:6 Maka datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah,
20:7 sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung.
20:8 Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya



Santo Yohanes, Rasul dan Pengarang Injil

Santo Yohanes Rasul, anak Zebedeuz (Mrk 1:19 dst) berasal dari Betsaida, sebuah dusun nelayan di pantai tasik Genesareth. Ia sendiri seorang nelayan Galilea. Ayahnya Zebedeus, seorang nelayan yang tergolong berkecukupan. Ibunya Salome tergolong wanita pelayan dan pengiring setia Yesus, bahkan sampai ke bulit Kalvari dan kubur Yesus.
Bersama dengan saudaranya Yakobus dan Petrus, Yohanes termasuk kelompok rasul inti dalam bilangan keduabelasan; ia bahkan disebut sebagai murid kesayangan Yesus (Yoh 21:20). Mereka bertiga (Yohanes, Yakobus dan Petrus) adalah saksi peristiwa pembangkitan puteri Yairus (Mrk 5:37 dst); saksi peristiwa perubahan rupa Yesus di gunung Tabor (Mrk 9:2 dst) dan saksi peristiwa sakratul maut dan doa Yesus di taman Getzemani (Mrk 14:33). Bersama Andreas, Yohanes adalah murid Yohanes Pemandi (Yoh 1:40). Yohanes Pemandi-lah yang menyuruh mereka berdua pergi kepada Yesus dan bertanya: "Rabbi, di manakah Engkau tinggal? (Yoh 1:36-39).
Putera-putera Zebedeus itu terbilang kasar. oleh karena itu mereka dijuluki 'putera-putera guntur'. Bersama Yakobus kakaknya, Yohanes meminta kepada Yesus dengan perantaraan ibunya, agar mereka boleh duduk di sisi kanan-kiri Yesus di dalam kerajaan-Nya nanti. Keduanya pun berani berjanji akan meminum piala sengsara untuk memperoleh hal yang dipintanya itu; tetapi Yesus menjawab bahwa hal itu adalah urusan Bapa-Nya di surga (Mrk 10:35-41).
Nama Yohanes tidak disebutkan di dalam Injil ke-4. Hanya di dalam bab 21, yang secara umum dianggap sebagai tambahan dari waktu kemudian, ditemukan ungkapan "para putera Zebedeus." Demikian pula ungkapan yang mengatakan "murid yang dicintai Yesus" (ay. 20) baru muncul pada bab 13. Di dalam jemaat purba, Yohanes menempati satu kedudukan sebagai pemimpin (Kis 3-8). Paulus menjuluki dia sebagai "tiang agung/sokoguru Gereja" (Gal 2:9). Di dalam daftar keduabelasan rasul, kedudukannya langsung berada di belakang Petrus. Di dalam tradisi yang lebih muda, ia dikenal sebagai penulis Kitab Wahyu dan Surat-surat pertama sampai Ketiga Yohanes. Menurut Wahyu 1:9 ia tinggal di pulau Patmos. Ireneus menulis bahwa Yohanes tinggal dan wafat di Efesus.
Yohanes adalah murid Yesus yang paling setia, bahkan berani mengikuti Yesus sampai ke gunung Kalvari dan mendampingi Bunda Maria sampai di bawah kaki salib Yesus. Di bawah kaki salib itulah ia diserahi tugas oleh Yesus menjadi pengawal Bunda Maria (Yoh 19:27). Sejak Pentekosta ia bekerja bersama dengan Petrus, baik di Yerusalem maupun di Samaria untuk mencurahkan Roh Kudus kepada orang-orang yang baru dipermandikan.
Kira-kira pada tahun 60 ia pergi ke Asia Kecil dan menjadi Maha uskup di kota Efese. Dalam Kitab Wahyu diterangkannya bahwa la dibuang ke pulau Patmos karena agama dan ajarannya. Sepulangnya ke Efese ia mengarang Injilnya. Dari buah karangannya kita dapat mengatakan bahwa Yohanes adalah seorang teolog yang karangan-karangannya berisi refleksi dan ajaran teologis yang mendalam tentang Yesus dan karya perutusan-Nya.
Pada tahun-tahun terakhir hidupnya, kotbah Yohanes hanyalah berupa wejangan-wejangan singkat yang sama saja: "Anak-anakku, cobalah kamu saling mencintai." Atas pertanyaan orang-orang serani, mengapa ajarannya selalu yang sama saja, ia menjawab: "Sebab itulah perintah Tuhan yang utama dan jikalau kamu melakukannya, sudah cukuplah yang kamu perbuat." Santo Yohanes adalah Rasul terakhir yang meninggal dunia kira-kira pada tahun 100 pada masa pemerintahan Kaisar Trayanus.


Santo Stefanus, Martir Pertama


Pesta S Stefanus, Martir Pertama (M)
Kis. 6:8-10,7:54-59
Mzm. 11:3cd,4,6ab,16bc,17
Mat. 10:17-22



Kis. 6:8-10,7:54-59

6:8 Dan Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak.
6:9 Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini -- anggota-anggota jemaat itu adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria -- bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus,
6:10 tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara
7:54 Ketika anggota-anggota Mahkamah Agama itu mendengar semuanya itu, sangat tertusuk hati mereka. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi.
7:55 Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah.
7:56 Lalu katanya: "Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah."
7:57 Maka berteriak-teriaklah mereka dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia.
7:58 Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus.
7:59 Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.



Mat. 10:17-22

10:17 Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya.
10:18 Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah.
10:19 Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga.
10:20 Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu.
10:21 Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah akan anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka.
10:22 Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat


Santo Stefanus, Martir Pertama

Hari ini tidak sama dengan hari kemarin. Sukacita dan kegembiraan hari kemarin karena Kelahiran Yesus Kristus, seolah sirna seketika dengan tragedi iman Pembunuhan Diakon Stefanus yang dirayakan Gereja hari ini.
Satu-satunya sumber informasi terpercaya tentang Stefanus adalah Kisah Para Rasul bab 6 dan 7. Di dalamnya Stefanus ditampilkan sebagai orang beriman yang kokoh dan penuh Roh Kudus dan salah satu orang yang diangkat oleh Keduabelasan untuk memangku jabatan diakon atau pelayan meja, barangkali sebagai pengurus rumah tangga jemaat. Ia, seorang Kristen Yahudi yang tinggal di Yerusalem dan bisa berbahasa Yunani. Ia pandai berpolemik dan sangat radikal dalam pandangannya mengenai tradisi-tradisi dan lembaga-lembaga Yahudi. Ketika berada di hadapan Sanhendrin, ia dengan tegas membantah semua tuduhan kaum Farisi dan membela karya misionernya di antara orang-orang Yahudi. Pembelaannya diperkuat dengan mengutip kata-kata Kitab Suci yang melukiskan kebaikan hati Yahweh kepada Israel dan ketidaksetiaan Israel sebagai "bangsa terpilih" kepada Yahweh. Oleh karena itu, ia diseret ke luar tembok kota Yerusalem dan dirajam sampai mati oleh pemimpin-pemimpin Yahudi yang tidak mampu melawan hikmatnya yang diilhami Roh Kudus.
Senjata utama untuk melawan musuhnya ialah cintanya akan Tuhan. Cinta itu demikian kuat mendorongnya untuk bersaksi tentang Kristus meskipun ia harus menghadapi perlawanan yang kejam dari musuh-musuhnya. Bahkan sampai saat terakhir hidupnya di dalam penderitaan sekian hebatnya, ia masih sanggup mengeluarkan kata-kata pengampunan ini: "Tuhan, janganlah dosa ini Engkau tanggungkan kepada mereka itu."
Laporan tentang pembunuhan Stefanus itu menyatakan bahwa Saulus (yang kemudian menjadi Paulus, Rasul bangsa kafir) hadir di sana dan memberi restu terhadap pembunuhan itu. Namun apa yang terjadi atas Saulus di kemudian hari? Sebagai pahala besar bagi Stefanus ialah bahwa Saulus musuhnya yang utama serta penghambat ulung Gereja, bertobat dan menjadi Paulus, Rasul terbesar bagi kaum kafir. Stefanus mati sebagai martir, kira-kira pada tahun 34.


Natal dan Suka Cita


HARI RAYA NATAL
Yes. 62:1-5
Mzm. 89:4-5,16-17,27,29
Kis. 13:16-17,22-25
Mat. 1:1-25




Yes. 62:1-5

62:1 Oleh karena Sion aku tidak dapat berdiam diri, dan oleh karena Yerusalem aku tidak akan tinggal tenang, sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya dan keselamatannya menyala seperti suluh.
62:2 Maka bangsa-bangsa akan melihat kebenaranmu, dan semua raja akan melihat kemuliaanmu, dan orang akan menyebut engkau dengan nama baru yang akan ditentukan oleh TUHAN sendiri.
62:3 Engkau akan menjadi mahkota keagungan di tangan TUHAN dan serban kerajaan di tangan Allahmu.
62:4 Engkau tidak akan disebut lagi "yang ditinggalkan suami", dan negerimu tidak akan disebut lagi "yang sunyi", tetapi engkau akan dinamai "yang berkenan kepada-Ku" dan negerimu "yang bersuami", sebab TUHAN telah berkenan kepadamu, dan negerimu akan bersuami.
62:5 Sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu.


Kis. 13:16-17,22-25

13:16 Maka bangkitlah Paulus. Ia memberi isyarat dengan tangannya, lalu berkata: "Hai orang-orang Israel dan kamu yang takut akan Allah, dengarkanlah!
13:17 Allah umat Israel ini telah memilih nenek moyang kita dan membuat umat itu menjadi besar, ketika mereka tinggal di Mesir sebagai orang asing. Dengan tangan-Nya yang luhur Ia telah memimpin mereka keluar dari negeri itu
13:22 Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku.
13:23 Dan dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus.
13:24 Menjelang kedatangan-Nya Yohanes telah menyerukan kepada seluruh bangsa Israel supaya mereka bertobat dan memberi diri dibaptis.
13:25 Dan ketika Yohanes hampir selesai menunaikan tugasnya, ia berkata: Aku bukanlah Dia yang kamu sangka, tetapi Ia akan datang kemudian dari padaku. Membuka kasut dari kaki-Nya pun aku tidak layak


Mat. 1:1-25

1:1 Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham.
1:2 Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya,
1:3 Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram,
1:4 Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon,
1:5 Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai,
1:6 Isai memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria,
1:7 Salomo memperanakkan Rehabeam, Rehabeam memperanakkan Abia, Abia memperanakkan Asa,
1:8 Asa memperanakkan Yosafat, Yosafat memperanakkan Yoram, Yoram memperanakkan Uzia,
1:9 Uzia memperanakkan Yotam, Yotam memperanakkan Ahas, Ahas memperanakkan Hizkia,
1:10 Hizkia memperanakkan Manasye, Manasye memperanakkan Amon, Amon memperanakkan Yosia,
1:11 Yosia memperanakkan Yekhonya dan saudara-saudaranya pada waktu pembuangan ke Babel.
1:12 Sesudah pembuangan ke Babel, Yekhonya memperanakkan Sealtiel, Sealtiel memperanakkan Zerubabel,
1:13 Zerubabel memperanakkan Abihud, Abihud memperanakkan Elyakim, Elyakim memperanakkan Azor,
1:14 Azor memperanakkan Zadok, Zadok memperanakkan Akhim, Akhim memperanakkan Eliud,
1:15 Eliud memperanakkan Eleazar, Eleazar memperanakkan Matan, Matan memperanakkan Yakub,
1:16 Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.
1:17 Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.
1:18 Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.
1:19 Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.
1:20 Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.
1:21 Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."
1:22 Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi:
1:23 "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" -- yang berarti: Allah menyertai kita.
1:24 Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya,
1:25 tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus.


Natal itu Sukacita

Saudara terkasih, hari inikita merayakan Natal. Natal di mana kelahiran Sang Penebus dunia. Beberapa hal yang patut kita renungkan adalah sebagai berikut;
Kesederhanaan. Bagaimana digambarkan kelahiran Yesus Sang Penebus ini di dalam kandang. Ditaruh dalam palungan, tempat makan tenak, dibungkus dengan kain lampin, bukan di dalam istana yang megah dan mewah. Tidak dibok bayi yang mahal dan kokoh, kainnya pun, kain sangat biasa.
Kita bisa membandingkan dengan pperilaku dan perihidup kita hari ini. Dalam sebuah paroki level kecamatan, untuk Natal menghabiskan Rp. 90 juta. Bayangkan saja itu seberapa banyak yang bisa dilakukan dengan uang itu, jika mau mengatakan kesederhanaan. Bagaimana juga kita dalam mempersiapkan untuk pakaian, pernak pernik atau hiasa Natal. Itu semua hanya simbol dan jauh dari sikap sederhana.
Biasa. Pewartaan itu disampaikan kepada orang yang sangat biasa. Penggembala, sama dengan tugas si bayi ketika dewasa, menggembalakan manusia. Mengapa bukan pada raja atau pemimpin yang besar? Mereka tidak akan mau tahu dan bisa malah celaka. Dan benar terjadi demikian. Orang yang sederhana, biasa, dan kebanyakan ini jauh lebih mampu menerima. Mereka datang dan memuji Allah dalam kesederhanaan.
Bagaimana kita sering mau menjadi yang luar biasa. Memoles yang biasa agar menjadi terlihat luar biasa. Tuhan mengajarkan kita untuk biasa saja. Luar biasa di dalam iman dan persembahan diri kepada Tuhan itu baru kualitas diri.
Taat. Ketaatan itu termasuk kepada pemimpin. Lihat bagaimana Yesus harus lahir di palungan, karena mereka sedang dalam perjalanan. Mereka bisa menolak untuk berangkat. Toh tidak demikian. Mereka selain taat pada Allah juga pada pemerintahan negeri.
Kita sering gagal dan jatuh atas nama agama mengabaikan negara pun sebaliknya. Demi negara mengesampingkan agama. Padahal idealnya adalah keduanya bisa berjalan seiring sejalan. Keduanya memiliki ranah yang berbeda. Dan itu tidak saling meniadakan.
Mendengarkan Allah. Hal yang menjadi prinsip luar biasa. Allah menjadi yang utama. Bagaimana sering kita asyik dengan apa yang kita rancang, apa yang kita mau dan melupakan Tuhan. Padahal jalan Tuhan  belum tentu sama dengan yang kita inginkan.
Dalam menjelang Natal riuh rendah soal ucapan Natal atau diskriminasi perayaan di mana-mana. Apakah kita mendengarkan kehendak Allah atau keinginan manusiawi kita? Protes, marah, dan melakukan ini dan itu. Lha Tuhan saja ditolak kog. Kita mau diterima. Ini sama saja kita mengingkari salib yang harus kita sangga.
Saudara terkasih, Natal itu membawa damai bukan malah keriuhan. Dan pilihan ada pada kita, bukan pada pihak lain. BD.eleSHa.

Selamat Hari Raya Natal 2019