Kamis, 16 Agustus 2018

Pengampunan itu Kasih


Kamis Pekan Biasa XIX (H)

Yes. 12:1-12
Mzm. 78:56-59,61-62
Mat.18:21-19:1




Yes. 12:1-12

12:1 Lalu datanglah firman TUHAN kepadaku:
12:2 "Hai anak manusia, engkau tinggal di tengah-tengah kaum pemberontak, yang mempunyai mata untuk melihat, tetapi tidak melihat dan mempunyai telinga untuk mendengar, tetapi tidak mendengar, sebab mereka adalah kaum pemberontak.
12:3 Maka engkau, anak manusia, sediakanlah bagimu barang-barang seorang buangan dan berjalanlah seperti seorang buangan pada siang hari di hadapan mata mereka; pergilah dari tempatmu sekarang ke tempat yang lain seperti seorang buangan di hadapan mata mereka. Barangkali mereka akan insaf bahwa mereka adalah kaum pemberontak.
12:4 Bawalah barang-barangmu itu ke luar seperti barang-barang seorang buangan pada siang hari di hadapan mata mereka; dan engkau sendiri harus keluar pada malam hari di hadapan mata mereka, seperti seorang yang harus keluar dan pergi ke pembuangan.
12:5 Di hadapan mata mereka perbuatlah sebuah lobang di tembok dan keluarlah dari situ.
12:6 Di hadapan mata mereka taruhlah barang-barangmu ke atas bahumu, dan bawalah itu ke luar pada malam gelap; engkau harus menutupi mukamu, sehingga engkau tidak melihat tanah; sebab Aku membuat engkau menjadi lambang bagi kaum Israel."
12:7 Lalu kulakukan seperti diperintahkan kepadaku: aku membawa pada siang hari barang-barang seperti barang-barang seorang buangan dan pada malam hari aku membuat dengan tanganku sebuah lobang di tembok, pada malam gelap aku keluar dan di hadapan mata mereka aku menaruh barang-barangku ke atas bahuku.
12:8 Pada hari besoknya datanglah firman TUHAN kepadaku:
12:9 "Hai anak manusia, bukankah ditanya oleh kaum Israel, kaum pemberontak itu kepadamu: Apakah yang kaulakukan ini?
12:10 Katakanlah kepada mereka: beginilah firman Tuhan ALLAH: Ucapan ilahi ini mengenai raja di Yerusalem dan seluruh kaum Israel yang tinggal di sana.
12:11 Katakanlah: Aku menjadi lambang bagimu; seperti yang kulakukan ini begitulah akan berlaku kepada mereka: sebagai orang buangan mereka akan pergi ke pembuangan.
12:12 Dan raja yang di tengah-tengah mereka akan menaruh barang-barangnya ke atas bahunya pada malam gelap dan akan pergi ke luar; orang akan membuat sebuah lobang di tembok supaya ada baginya jalan keluar; ia akan menutupi mukanya supaya ia tidak akan melihat tanah itu.

Mat.18:21-19:1

18:21 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?"
18:22 Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
18:23 Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya.
18:24 Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta.
18:25 Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya.
18:26 Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan.
18:27 Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.
18:28 Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu!
18:29 Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan.
18:30 Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya.
18:31 Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka.
18:32 Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku.
18:33 Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?
18:34 Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.
18:35 Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu."
19:1 Setelah Yesus selesai dengan pengajaran-Nya itu, berangkatlah Ia dari Galilea dan tiba di daerah Yudea yang di seberang sungai Yordan.



Pengampunan itu Kasih

Saudara terkasih, hari ini kita diajak untuk merenungkan sabda Tuhan yang bertema mengenai pengampunan. Bagaimana sikap mengampuni merupakan hal yang sangat berat di mana ketika orang cenderung menuntut balas. Balas dendam dan menuntut perbuatan yang setimpal. Kita bisa melihat sekitar kita, sekelilimng kita, dan atas nama malu orang bisa membunuh. Atas nama budaya bisa mennuntutkan balas bahkan hingga sekian keturunan. Pertumpahan darah memang sudah tidak lagi demikian lumrah karena zaman sudah berubah dan modern.
Namun sikap permusuhan dan perselisihan dan berujung pada saling balas seolah menjadi kebanggaan dan keharusan. Petrus sebagai tipologi kemanusiaan, mengajukan pertanyaan kepada Yesus, sampai berapa kali untuk mengampuni. Pengampunan itu harus terus menerus. Pengampunan bukan  tindakan yang hanya sesekali, terbatas, dan ada kemungkinan berhenti.
Pengampunan juga berarti kasih. Orang yang mendapatkan pengampunan besar akan merasakan suka cita dan kasih yang besar. Tanpa kasih, orang akan cenderung mendendam dan memendam sakit hati dan ujung-ujungnya menuntut balas.
Memberikan pengampunan juga memberikan kesembuhan diri sendiri, selain bersuka cita bersama rekan dan sesama. Kita sebagai manusia memang tidak akan mudah memberikan pengampunan, namun jangan khawatir Allah yang adalah Kasih, Allah Yang Maha Pengampun akan memberikan daya dan kekuatan untuk kita bisa memberikan pengampunan.
Kita yang sudah diampuni, dikasihi, dan diberikan berkat yang luar biasa terlebih dahulu dari Allah, tidak patut jika menuntut balas. Ingat Tuhan yang telah memberikan contoh, keteladanan, dan memulai terlebih dahulu. Kita sangat tidak patut untuk merasa diri besar dan tinggi hati yang tidak mau mengampuni sesama kita. Angkuh, arogan, dan sombong memang bukan kasih. Pengampunan bukan itu semua. Pengampunan akan bersikap rendah hati, sabar, dan memberikan dengan penuh ketulusan.
Apa coba yang mampu kita banggakan, alasan apa yang sekiranya patut untuk bermegah diri dan menuntut balas? Bermegah diri tidak mau mengampuni? BD.eLeSHa.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar