Kamis Pekan Biasa XVII (H)
Yer. 18:1-6
Mzm. 146:2-6
Mat. 18:47-53
Yer. 18:1-6
18:1 Firman yang datang dari TUHAN
kepada Yeremia, bunyinya:
18:2 "Pergilah dengan segera ke
rumah tukang periuk! Di sana Aku akan memperdengarkan perkataan-perkataan-Ku
kepadamu."
18:3 Lalu pergilah aku ke rumah tukang
periuk, dan kebetulan ia sedang bekerja dengan pelarikan.
18:4 Apabila bejana, yang sedang
dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu
mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada
pemandangannya.
18:5 Kemudian datanglah firman TUHAN
kepadaku, bunyinya:
18:6 "Masakan Aku tidak dapat
bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah
firman TUHAN. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah
kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!
Mat. 18:47-53
13:47 "Demikian pula hal Kerajaan
Sorga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan
berbagai-bagai jenis ikan.
13:48 Setelah penuh, pukat itu pun
diseret orang ke pantai, lalu duduklah mereka dan mengumpulkan ikan yang baik
ke dalam pasu dan ikan yang tidak baik mereka buang.
13:49 Demikianlah juga pada akhir
zaman: Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar,
13:50 lalu mencampakkan orang jahat ke
dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.
13:51 Mengertikah kamu semuanya
itu?" Mereka menjawab: "Ya, kami mengerti."
13:52 Maka berkatalah Yesus kepada
mereka: "Karena itu setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran dari hal
Kerajaan Sorga itu seumpama tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan
yang lama dari perbendaharaannya."
13:53 Setelah Yesus selesai
menceriterakan perumpamaan-perumpamaan itu, Ia pun pergi dari situ.
Panggilan Yesus bak Pukat
Saudara terkasih
hari ini kita diajak untuk merenungkan
Kerajaan Surga. Masih dengan tema yang sama mengenai Kerajaan Allah dengan
berbagai perumpamaan. Kali ini yang digunakan Yesus untuk mengajar adalah
dengan simbol pukat. Cukup menarik mengenai pukat ini, pertama. pukat, tentu
sangat dikenal oleh para urid, mereka hidup dan bekerja dengan pukat dalam
keseharian mereka. Nampaknya pendengar pun demikian. pengajaran Yesus
menggunakan budaya setempat dan sehari-hari, bagaimana benih dan ladang kemarin
dan beberapa hari. Kali ini memakai pukat alam budaya maritim dan nelayan.
Kedua, pukat itu
akan menangkap siapa saja, tidak pilah pilih, semua akan terjaring dan masuk di
sana. Identik dengan gandum dan ilalang. Semua diberi kesempatan. Ada universalisme
apa yang Yesus ajarkan. Sekat dan pemisah, bahkan jahat dan baik pun diberi
kesempatan yang sama. Hal ini menyajikan pembuktian Tuhan itu Mahakasih,
bagaimana matahari tidak memilih siapa yang mau disinari bukan?
Kita patut
bersyukur dipilih Tuhan mengikuti ajaran kasih-Nya yang tanpa batas itu. Kitta dipersatukan
bahkan dengan si jahat sekalipun, agar kita menjadi pribadi yang mumpuni, bukan
sosok cengeng dan mudah menyerah. Kebebasan sejati yang sepenuh-penuhnya, bukan
hanya kamuflase dan bayangan.
Pemisahan dan
pemilahan itu hak prerogatif Tuhan dan para malaikat-Nya. Mereka yang akan
memilah mana yang layak dan mana yang tidak. Sama dengan para nelayan yang
duduk di pantai dan memilih ikan yang baik untuk dijual dan dibawa pulang. Yang
busuk dan jelek dibuang kembali ke lautan lepas.
Di sanalah kita
dinilai oleh Allah, kriterianya jelas Allah yang mengetahui, dan kita sebenarnya diajarkan untuk makin mengerti,
mendekati, dan menjadi seperti yang IA harapkan. Namun dunia menggoda dengan
berbagai-bagai cara, dan kejatuhan itu bukan menjadi ajang pembuangan ke neraka
oleh Allah. Kasih-Nya membawa kembali dan kembali lagi. Ada kesempatan dan
kesempatan yang selalu terulang dari-Nya karena kasih-Nya yang demikian besar.
Pukat itu
panggilan Yesus kepada kita, masuk dan memang memenuhi kriteria dari apa yang
Tuhan kehendaki, Tuhan telah memberikan kepada kita potensi dasar adalah baik
adanya. Godaan dunia dan kuasa jahat sering membuat kita jatuh dan membusuk. Di
sana ada kesempatan karena kasih Allah untuk membuat kita kembali, apakah mau
kembali dan mengenal kasih-Nya? Atau asyik menuju kepada kebusukan? BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar