Pw. S.
Agustinus, UskPujG (P)
2 Tes.
1-3,13-17
Mzm.
96:10-13
Mat.
23:23-26
2 Tes.
1-3,13-17
2:1 Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya
kita dengan Dia kami minta kepadamu, saudara-saudara,
2:2 supaya kamu jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham
roh, maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah
hari Tuhan telah tiba.
2:3 Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara
yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad
dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa,
2:13 Akan tetapi kami harus selalu mengucap syukur kepada Allah
karena kamu, saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan, sebab Allah dari mulanya
telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam
kebenaran yang kamu percayai.
2:14 Untuk itulah Ia telah memanggil kamu oleh Injil yang kami
beritakan, sehingga kamu boleh memperoleh kemuliaan Yesus Kristus, Tuhan kita.
2:15 Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada
ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara
tertulis.
2:16 Dan Ia, Tuhan kita Yesus Kristus, dan Allah, Bapa kita, yang
dalam kasih karunia-Nya telah mengasihi kita dan yang telah menganugerahkan
penghiburan abadi dan pengharapan baik kepada kita,
2:17 kiranya menghibur dan menguatkan hatimu dalam pekerjaan dan
perkataan yang baik.
Mat.
23:23-26
23:23 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan
jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan,
yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan
yang lain jangan diabaikan.
23:24 Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari
dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan.
23:25 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah
luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan.
23:26 Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah
dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih.
Belajar
dari Agustinus
Saudara terkasih, berbicara mengenai Agustinus,
banyak hal bisa kita pelajari. Ia merupakan uskup sekaligus pembela iman yang
jempolan. Buku-bukunya mendalam dan sangat bagus, menjadi rujukan bahkan hingga
hari ini. selain karena pemikirannya yang cemerlang, namun juga dengan
melibatkan nuraninya, refleksinya yang mendalam, berdasar pengalamannya bersama
Allah dalam hidupnya.
Agustinus, awalnya adalah penganut agama
kepercayaan kuno, bahkan ia hidup di luar nikah dan memiliki seorang anak. Ia juga
pribadi yang gemar belajar dan mengedepankan sisi intelektualnya, akademis, dan
selalu belajar, sesuai dengan masanya.
Titik balik hidupnya ialah ketika ia jalan-jalan di
pantai dan mendapati anak kecil yang hendak memindahkan air laut ke dalam
kubangan yang ia buat. Ia merasa tersentak ketika menyadari bahwa upayanya
mengerti Tuhan Allah itu sebagai sebentuk kesombongan manusiawi yang sangat
tidak patut. Bagaimana mungkin air dalam lautan bisa pindah ke dalam cekungan
itu?
Keterbukaannya mendengarkan sapaan Tuhan, merasakan
getaran atas kehadiran Tuhan yang menyapa hidupnya. Hal yang sangat susah untuk
bisa diterima akal, karena ia adalah seorang terpelajar, yang memberikan porsi
otak lebih, namun menyediakan sudut hatinya untuk merasakan kehadiran Tuhan.
Kemauan belajar itu dilengkapi dengan kejernihan
hati untuk mendengarkan inspirasi Tuhan. Jadi karyanya sangat kaya dan
mendalam. Pengetahuan lamanya dan kepercayaan barunya sangat membantu Gereja
pada awal-awal yang begitu sering menerima serangan baik dari dalam atau dari
luar. Ia jawab dengan lugas dan jelas.
Pertobatan itu berbalik arah menuju kepada kebaikan. Meninggalkan apapun
yang sudah lampau di belakang. Tidak terbebani dengan kesalahan masa lalu
karena memang sudah memperoleh keselamatan dan hidup baru. Kesalahannya bukan
menjadi beban namun menjadi pembelajaran penting dan melangkah lebih baik lagi.
Belajar dan bertobat itu tidak mengenal kata
terlambat. Kapanpun dan siapapun bisa menjadi pendosa namun bisa juga menjadi
pribadi baru. Berkat pengampunan itu menjadi berkat universal, namun memilih
berubah menuju Allah itu pilihan. Dan mau memilih tetap berdosa atau menjadi
anak Allah?Itu pilihan kita. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar