Selasa, 28 Agustus 2018

Belajar dari Agustinus


Pw. S. Agustinus, UskPujG (P)

2 Tes. 1-3,13-17
Mzm. 96:10-13
Mat. 23:23-26



2 Tes. 1-3,13-17

2:1 Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan Dia kami minta kepadamu, saudara-saudara,
2:2 supaya kamu jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba.
2:3 Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa,
2:13 Akan tetapi kami harus selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan, sebab Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai.
2:14 Untuk itulah Ia telah memanggil kamu oleh Injil yang kami beritakan, sehingga kamu boleh memperoleh kemuliaan Yesus Kristus, Tuhan kita.
2:15 Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis.
2:16 Dan Ia, Tuhan kita Yesus Kristus, dan Allah, Bapa kita, yang dalam kasih karunia-Nya telah mengasihi kita dan yang telah menganugerahkan penghiburan abadi dan pengharapan baik kepada kita,
2:17 kiranya menghibur dan menguatkan hatimu dalam pekerjaan dan perkataan yang baik.


Mat. 23:23-26

23:23 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.
23:24 Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan.
23:25 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan.
23:26 Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih.



Belajar dari Agustinus

Saudara terkasih, berbicara mengenai Agustinus, banyak hal bisa kita pelajari. Ia merupakan uskup sekaligus pembela iman yang jempolan. Buku-bukunya mendalam dan sangat bagus, menjadi rujukan bahkan hingga hari ini. selain karena pemikirannya yang cemerlang, namun juga dengan melibatkan nuraninya, refleksinya yang mendalam, berdasar pengalamannya bersama Allah dalam hidupnya.
Agustinus, awalnya adalah penganut agama kepercayaan kuno, bahkan ia hidup di luar nikah dan memiliki seorang anak. Ia juga pribadi yang gemar belajar dan mengedepankan sisi intelektualnya, akademis, dan selalu belajar, sesuai dengan masanya.
Titik balik hidupnya ialah ketika ia jalan-jalan di pantai dan mendapati anak kecil yang hendak memindahkan air laut ke dalam kubangan yang ia buat. Ia merasa tersentak ketika menyadari bahwa upayanya mengerti Tuhan Allah itu sebagai sebentuk kesombongan manusiawi yang sangat tidak patut. Bagaimana mungkin air dalam lautan bisa pindah ke dalam cekungan itu?
Keterbukaannya mendengarkan sapaan Tuhan, merasakan getaran atas kehadiran Tuhan yang menyapa hidupnya. Hal yang sangat susah untuk bisa diterima akal, karena ia adalah seorang terpelajar, yang memberikan porsi otak lebih, namun menyediakan sudut hatinya untuk merasakan kehadiran Tuhan.
Kemauan belajar itu dilengkapi dengan kejernihan hati untuk mendengarkan inspirasi Tuhan. Jadi karyanya sangat kaya dan mendalam. Pengetahuan lamanya dan kepercayaan barunya sangat membantu Gereja pada awal-awal yang begitu sering menerima serangan baik dari dalam atau dari luar. Ia jawab dengan lugas dan jelas.
Pertobatan itu berbalik arah  menuju kepada kebaikan. Meninggalkan apapun yang sudah lampau di belakang. Tidak terbebani dengan kesalahan masa lalu karena memang sudah memperoleh keselamatan dan hidup baru. Kesalahannya bukan menjadi beban namun menjadi pembelajaran penting dan melangkah lebih baik lagi.
Belajar dan bertobat itu tidak mengenal kata terlambat. Kapanpun dan siapapun bisa menjadi pendosa namun bisa juga menjadi pribadi baru. Berkat pengampunan itu menjadi berkat universal, namun memilih berubah menuju Allah itu pilihan. Dan mau memilih tetap berdosa atau menjadi anak Allah?Itu pilihan kita. BD.eLeSHa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar