Pw.
SP. Maria Berdukacita (P)
1
Kor. 12:31-13:13
Mzm.
31:2-3a,3b-4,5-6,15-16,20
Luk.
2:33-35
1
Kor. 12:31-13:13
12:31 Jadi berusahalah untuk
memperoleh karunia-karunia yang paling utama. Dan aku menunjukkan kepadamu
jalan yang lebih utama lagi
13:1 Sekalipun aku dapat
berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku
tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang
gemerincing.
13:2 Sekalipun aku mempunyai
karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh
pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan
gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.
13:3 Dan sekalipun aku
membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku
untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada
faedahnya bagiku.
13:4 Kasih itu sabar; kasih
itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
13:5 Ia tidak melakukan yang
tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan
tidak menyimpan kesalahan orang lain.
13:6 Ia tidak bersukacita
karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
13:7 Ia menutupi segala
sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung
segala sesuatu.
13:8 Kasih tidak
berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan
lenyap.
13:9 Sebab pengetahuan kita
tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna.
13:10 Tetapi jika yang
sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap.
13:11 Ketika aku kanak-kanak,
aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku
berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku
meninggalkan sifat kanak-kanak itu.
13:12 Karena sekarang kita
melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan
melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna,
tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.
13:13 Demikianlah tinggal
ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di
antaranya ialah kasih.
Luk.
2:33-35
2:33 Dan bapa serta ibu-Nya
amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia.
2:34 Lalu Simeon memberkati
mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini
ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan
untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan
2:35 -- dan suatu pedang akan
menembus jiwamu sendiri --, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak
orang."
Peran
Maria
Saudara terkasih, peran Ibu Maria sangat penting
bagi karya Yesus. Dimulai dengan keberaniannya mengatakan ,”aku ini hamba
Tuhan, terjadilah padaku menurut kehendak-Mu.” Sikap siap sedia yang demikian
besar, hingga berakhir ketika Yesus menyatakan dan menyerahkannya kepada murid-murid-Nya
(Yoh. 19:27). Akhir dengan duka cita dan kepedihan, bagaimana Marai memegang
peran itu tanpa henti, meskipun duka mendalam. Duka itu tidak hanya sekali,
namun berkali-kali, bagaiamana ketika mereka menyerahkan ke dalam Bait Allah
sebagai anak sulung laki-laki, Simeon mengatakan bahwa akan ada pedang yang
menembus jiwamu. Pernyataan yang luar biasa kerasnya bagi hati seorang ibu.
Mengikuti Yesus bukan hanya ketika enak dan senang
saja, berkali-kali Maria sebagai ibu tentu sedih, ditolak ketika Ia diajak
pulang dari Bait Allah, juga ketika mereka mencari dan hendak bertemu. Pemahaman
dan pengenalan akan Pribadi Yesus, sangat penting bagi kita, karena itu
menentukan bagaimana relasi kita dengan DIA.
Sikap Maria yang selalu menyimpan dalam hati, melakukan
apa yang menjadi rencana-Nya, bukan keinginan hatinya sendiri, merupakan sikap
iman yang mendalam dan kuat. Tidak memaksakan keinginan dan kerinduan pribadi,
namun apa yang menjadi kehendak Yesus dan Tuhan Allah tentunya. Duka yang
membahagiakan bagi Maria, ketika ia sanggup dan berani menyatakan siap untuk
menjadi rekan Allah dalam karya keselamatan.
Hati-hati penghormatan kepada Maria, jangan sampai
menjauhkan kita kepada Allah, sering pilihan dan perbuatan kita karena keterbatasan
kita malah tidak tepat. Bukan salah namun tidak tepat. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar