Jumat, 11 September 2015

Kebijaksanaan

Jumat Biasa Pekan XXIII (H)
1 Tim. 1:1-2,12-14
Mzm. 16:1,2a,5,7-8,11
Luk. 6:39-42


1 Tim. 1:1-2,12-14

1:1 Dari Paulus, rasul Kristus Yesus menurut perintah Allah, Juruselamat kita, dan Kristus Yesus, dasar pengharapan kita,
1:2 kepada Timotius, anakku yang sah di dalam iman: kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai engkau.
1:12 Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku --
1:13 aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman.
1:14 Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus.

Luk. 6:39-42

6:39 Yesus mengatakan pula suatu perumpamaan kepada mereka: "Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lobang?
6:40 Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya.
6:41 Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?
6:42 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."



Kebijaksanaan

Saudara terkasih, kita bisa belajar mengenai kebijaksaan dalam bacaan kita hari ini. Pertama kebijaksaan yang mengajarkan bagaimana tidak efektifnya orang buta yang dituntun oleh sesama oran buta. Kedua, kebijaksanaan seorang murid yang akan sama dengan gurunya kalau telah menyelesaikan belajarnya. Ketiga mengenai ajakan untuk mengadakan evaluasi ke dalam diri sendiri sebelum mengadakan evaluasi bagi orang lain.
Apa yang kita saksikan hari-hari ini, baaan ini benar-benar tepat dan kontekstual. Bagaimana banyak orang selalu mengajari orang sedang dia sendiri sama sekali tidak bisa. Mengevaluasi, mengkritik, bahkan akhirnya menghujat sedangkan diri mereka tidak melakukan apapun. Orang yang tidak mau belajar namun selalu menunt orang lain berbuat lebih. Hal ini bukan hanya di negara namun juga dalam kehidupan menggereja. Panggilan biar anak orang lain saja, biar aku bantu dengan doa atau materi. Petugas, dipilih tidak mau namun kalau ada kekurangan akan mencelanya dengan berlebih-lebihan.

Saudara terkasih, kita memang hidup di dalam dunia yang demikian. kita tidak bisa menghindarinya, namun bisa menyelaminya dan tidak ikut terlibat arus di sana. Pilihan Tuhan atas diri kita tentu Tuhan pula yang akan memberikan kekuatan sehingga kita tidak akan jatuh dalam arus dunia tersebut. Tiga catatan kebijaksanaan yang perlu kita geluti agar makin memiliki hati yang penuh kasih dan peduli pada sesama. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar