Sabtu, 05 September 2015

Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.

Sabtu Biasa, Pekan XXII (H)
Kol. 1:21-23
Mzm. 54:3-4,6,8
Luk. 6:1-5


Kol. 1:21-23

1:21 Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,
1:22 sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya.
1:23 Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya


Luk. 6:1-5

6:1 Pada suatu hari Sabat, ketika Yesus berjalan di ladang gandum, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya, sementara mereka menggisarnya dengan tangannya.
6:2 Tetapi beberapa orang Farisi berkata: "Mengapa kamu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?"
6:3 Lalu Yesus menjawab mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan oleh Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar,
6:4 bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan mengambil roti sajian, lalu memakannya dan memberikannya kepada pengikut-pengikutnya, padahal roti itu tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam?"
6:5 Kata Yesus lagi kepada mereka: "Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."



Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.

Saudara terkasih, hari ini Gereja mengajak kita merenungkan Siapa Dia melalui perbuatan-Nya. Hari ini, kita disuguhi kisah bagaimana kaum Farisi tidak langsung mendebat Tuhan, namun menyalahkan apa yang dilakukan para murid. Yesus tidak menjawab apa yang mereka persoalkan, karena itu berkaitan dengan tradisi dan aa Taurat yang jauh lebih esensial. Dia mengambil kisah Daud yang kelaparan dan meminta makan, sedang imam yang ada hanya memiliki roti sajian, dan itu yang dimakan Daud dan prajuritnya, padahal dia bukan imam. Tuhan mengajak kita merenungkan bahwa ritual tidak bisa mengalahkan hal yang esensial. Seorang ibu menanyakan rosario bersama itu benarnya memutar searah jarum jam atau berbalik dengan arah jarum jam. Sering kita terjebak dengan hal yang tidak mendasar namun lebih menjadi perhatian.
Ritual baik dan penting, namun bukan segala-galanya. Apa yang kita lakukan itu membantu kita lebih dekat kepada Tuhan atau malah sebaliknya. Bagaimana kita meributkan cara sedangkan hati kit menjadi jengkel karena tidak sesuai dengan apa yang menjadi kebiasaan kita. Baik bahwa manusia itu taat pada hukum, aturan, dan tradisi, namun bukan segala-galanya. Kebaikan Tuhan mengatasi apapun yang menjadi perintang hadir di hadapan-Nya. Yesus Tuhan atas hari Sabat, di mana ikatan-ikatan yang membelenggu IA patahkan.BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar