HARI
MINGGU BIASA PEKAN XXIV (H)
Yes.
5:5-9a
Mzm.
116:1-2,3-4,5-6,8-9
Yak.
2:14-18
Mrk.
8:27-35
Yes.
5:5-9a
50:5 Tuhan ALLAH telah
membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang.
50:6 Aku memberi punggungku
kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang
mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan
diludahi.
50:7 Tetapi Tuhan ALLAH
menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Sebab itu aku meneguhkan
hatiku seperti keteguhan gunung batu karena aku tahu, bahwa aku tidak akan
mendapat malu.
50:8 Dia yang menyatakan aku
benar telah dekat. Siapakah yang berani berbantah dengan aku? Marilah kita
tampil bersama-sama! Siapakah lawanku beperkara? Biarlah ia mendekat kepadaku!
50:9 Sesungguhnya, Tuhan
ALLAH menolong aku; siapakah yang berani menyatakan aku bersalah?
Yak.
2:14-18
2:14 Apakah gunanya,
saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia
tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?
2:15 Jika seorang saudara
atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari,
2:16 dan seorang dari antara
kamu berkata: "Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai
kenyang!", tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi
tubuhnya, apakah gunanya itu?
2:17 Demikian juga halnya
dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada
hakekatnya adalah mati.
2:18 Tetapi mungkin ada orang
berkata: "Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan", aku akan
menjawab dia: "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku
akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku.
Mrk.
8:27-35
8:27 Kemudian Yesus beserta
murid-murid-Nya berangkat ke kampung-kampung di sekitar Kaisarea Filipi. Di
tengah jalan Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Kata orang,
siapakah Aku ini?"
8:28 Jawab mereka: "Ada
yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula
yang mengatakan: seorang dari para nabi."
8:29 Ia bertanya kepada
mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Petrus:
"Engkau adalah Mesias!"
8:30 Lalu Yesus melarang
mereka dengan keras supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun tentang Dia.
8:31 Kemudian mulailah Yesus
mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak
penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat,
lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.
8:32 Hal ini dikatakan-Nya
dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia.
8:33 Maka berpalinglah Yesus
dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya:
"Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah,
melainkan apa yang dipikirkan manusia."
8:34 Lalu Yesus memanggil orang
banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Setiap orang yang
mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut
Aku.
8:35 Karena siapa yang mau
menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa
kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya
Iman
Tanpa Perbuatan adalah Mati
Saudara terkasih, Yakobus mengatakan kepada kita
bahwa iman itu harus diwujudkan dalam tindakan nyata. Tindakan itu berupa apa?
ddalam berbagai-bagai cara dapat kita menunjukkan iman kita. Kehidupan
sehari-hari adalah medan di mana kita bisa memberikan kesaksian kepada dunia.
Tuhan mengatakan kalau mau mengikuti-Nya kita perlu
untuk menyangkal diri dan memanggul salib. Salib yang bisa kita temui dalam
hidup ini bermacam-macam bentuknya. Bisa berupa terkucil karena tidak mau
terlibat dalam kejahatan. Tersingkir karena mengimani Tuhan Yesus. Mendapatkan
berbagai-bagai kesulitan dalam menghayati iman kepada-Nya. Jatuh bangun untuk
mengenal dan mencari kehendak-Nya.
Saudara terkasih, Petrus saja salah memahami
pengajaran dan jalan Tuhan dalam karya-Nya, kalau kita salah dan mau kembali
tentu tidak ada yang salah. Keberanian mengakui kesalahan merupakan hal yang menunjukkan
kualitas kita.
Iman kita perlu ditunjukkan apapun konsekuensinya.
Tidak perlu takut untuk mengakui sebagai pengikut Tuhan, bukan untuk menyombongkan
diri dan memaksakan iman kepada orang lain, namun sebagai wujud syukur atas
pilihan dan panggilan Tuhan yang istimewa itu.BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar