Kamis
Biasa (H)
Ibr.
10:19-25
Mzm.
24:1-2,3-4ab,5-6
Mrk.
4:21-25
Ibr.
10:19-25
10:19 Jadi, saudara-saudara,
oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat
kudus,
10:20 karena Ia telah membuka
jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,
10:21 dan kita mempunyai
seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah.
10:22 Karena itu marilah kita
menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh,
oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh
kita telah dibasuh dengan air yang murni.
10:23 Marilah kita teguh
berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang
menjanjikannya, setia.
10:24 Dan marilah kita saling
memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan
baik.
10:25 Janganlah kita
menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh
beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat
melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
Mrk.
4:21-25
4:21 Lalu Yesus berkata
kepada mereka: "Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah
gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian.
4:22 Sebab tidak ada sesuatu
yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia
yang tidak akan tersingkap.
4:23 Barangsiapa mempunyai
telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"
4:24 Lalu Ia berkata lagi:
"Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur
akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu.
4:25 Karena siapa yang
mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun
juga yang ada padanya akan diambil dari padanya."
Ukuran yang Kamu Pakai untuk Mengukur akan Diukurkan Kepadamu.
Saudara terkasih, perumpamaan mengenai terang
melalui dian yang ditempatkan di bawah pada sejarah penerjemahannya sedikit
bergeser, seharunya dalam bahasa awalya ada awalan Sang, yang merujuk kepada
Yesus. Bagaimana Sang Terang atau Sang Pelita yaitu Yesus itu harus diletakkan
pada posisi yang seharusnya, yaitu di atas, bukan hanya menjadi sampingan atau
sesuatu yang biasa-biasa saja. Mengapa demikian karena Sang Terang itu yang
memberikan pengajaran dan juga keselamatan. Bukan terang yang biasa saja, namun
Terang Yang Sejati.
Mengenai ukuran, merupakan perumpamaan yang sangat
populer saat itu. Perumpamaan mengenai komitmen dan kesiapan seseorang dalam
menerima benih atau sabda dalam diri mereka akan memperoleh balasan yang
setimpal.
Saudara terkasih, bukan Tuhan Allah hitung-hitungan
dengan mansuia, Aku memberi kamu biar kamu juga tahu diri memberikan balasan
kepada-Ku, bukan itu. Sudah sewajarnya kalau kita telah dilimpahi berbagai hal,
kita juga akan menerima itu dengan penuh syukur. Kalau tidak berarti kita
namanya tidak tahu diri dan tidak tahu berterima kasih.
Saudara terkasih, ungkapan penerimaan berkat itu
bisa berupa rasa syukur, membagikan kepada sesama, dan mengakui bahwa Tuhan
Allah yang telah menyediakan semuanya. Terang Sejati itu telah menyiapkan
semuanya, bukan karena usaha dan kerja kerasku saja, namun lebih dulu Dia yang
berkarya di dalam diriku.BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar