Minggu, 04 Januari 2015

Betlehem, Tanah Yehuda, Engkau Sekali-Kali Bukanlah yang Terkecil

HARI RAYA PENAMPAKAN TUHAN (P)
Yes. 60:1-6
Mzm. 72:1-2,7-8,10-11,12-13
Ef. 3:2-3a,5-6
Mat. 2:1-12


Yes. 60:1-6

60:1 Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu.
60:2 Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu.
60:3 Bangsa-bangsa berduyun-duyun datang kepada terangmu, dan raja-raja kepada cahaya yang terbit bagimu.
60:4 Angkatlah mukamu dan lihatlah ke sekeliling, mereka semua datang berhimpun kepadamu; anak-anakmu laki-laki datang dari jauh, dan anak-anakmu perempuan digendong.
60:5 Pada waktu itu engkau akan heran melihat dan berseri-seri, engkau akan tercengang dan akan berbesar hati, sebab kelimpahan dari seberang laut akan beralih kepadamu, dan kekayaan bangsa-bangsa akan datang kepadamu.
60:6 Sejumlah besar unta akan menutupi daerahmu, unta-unta muda dari Midian dan Efa. Mereka semua akan datang dari Syeba, akan membawa emas dan kemenyan, serta memberitakan perbuatan masyhur TUHAN.


Ef. 3:2-3a,5-6

3:2 -- memang kamu telah mendengar tentang tugas penyelenggaraan kasih karunia Allah, yang dipercayakan kepadaku karena kamu,
3:3 yaitu bagaimana rahasianya dinyatakan kepadaku dengan wahyu, seperti yang telah kutulis di atas dengan singkat
3:5 yang pada zaman angkatan-angkatan dahulu tidak diberitakan kepada anak-anak manusia, tetapi yang sekarang dinyatakan di dalam Roh kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya yang kudus,
3:6 yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi, karena Berita Injil, turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus


Mat. 2:1-12

2:1 Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem
2:2 dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."
2:3 Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem.
2:4 Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan.
2:5 Mereka berkata kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi:
2:6 Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel."
2:7 Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu nampak.
2:8 Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: "Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya aku pun datang menyembah Dia."
2:9 Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada.
2:10 Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka.
2:11 Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.
2:12 Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.




Betlehem, Tanah Yehuda, Engkau Sekali-Kali Bukanlah yang Terkecil

Saudara terkasih, berbicara mengenai Natal dan kelahiran Yesus banyak hal yang bisa kita renungkan, bagaimana DIA memilih Betlehem, sebagai tempat yang jauh dari hingar bingar kemajuan dan kemodernan saat itu. Betlehem kota  kecil yang terpilih untuk menjadi tempat lahir Seorang Pemimpin Besar, dan itu sudah dinubuatkan panjang lebar dalam tradisi Perjanjian Lama. Kecil dan tidak dikenal dunia, justru dipilih Allah untuk menggenapi rencana keselamatan dari-Nya.
Kesederhanaan sebagai cermin bagi kita yang masih begitu relevan. Lahir dalam rupa hamba, mengambil tempat sederhana, dan kota kecil yang sama sekali tidak terkenal.
Saudara terkasih, dengan demikian, sudah selayaknya kita mengikuti teladan-Nya dan hidup dalam kesederhanaan bukan kemewahan. Bukan hendak mengatakan bahwa kekayaan itu buruk, namun bahwa sederhana bukan harus miskin. Sikap kita dalam memahami kekayaan, ketenaran, dan kemuliaan. Bagaimana kita peduli dengan sesama yang kekurangan, dalam kelimpahan ataupun kekurangan kita dapat berbagi dan berempati bagi saudara sekitar kita. Persoalan golongan dan sektarian hari hari ini makin menggejala, dengan sikap sederhana kita bisa memilih untuk berperilaku dengan terbuka kepada siapa saja. Pelecehan dan penghinaan mampu kita jawab dengan doa dan berkat. Kesederhanaan itu berkaitan dengan sikap hati. Miskin namun bersikap tidak sederhana juga bisa. Setiap orientasinya adalah harta dan mencari kemewahan dengan menggunakan segala cara itu bukan sederhana. demikian pula orang yang kaya namun memiliki semangat untuk apa adanya, tidak bermewah-mewah, serta mengerti kebutuhan sesama, ini adalah sederhana. kesederhanaan bukan terletak dalam harta milik, namun dalam hati nurani.BD.eLeSHa.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar