Senin, 19 Januari 2015

Hal Berpuasa

Senin Biasa Pekan II (H)
Ibr. 5:1-10
Mzm. 110:1,2,3,4
Mrk. 2:18-22


Ibr. 5:1-10

5:1 Sebab setiap imam besar, yang dipilih dari antara manusia, ditetapkan bagi manusia dalam hubungan mereka dengan Allah, supaya ia mempersembahkan persembahan dan korban karena dosa.
5:2 Ia harus dapat mengerti orang-orang yang jahil dan orang-orang yang sesat, karena ia sendiri penuh dengan kelemahan,
5:3 yang mengharuskannya untuk mempersembahkan korban karena dosa, bukan saja bagi umat, tetapi juga bagi dirinya sendiri.
5:4 Dan tidak seorang pun yang mengambil kehormatan itu bagi dirinya sendiri, tetapi dipanggil untuk itu oleh Allah, seperti yang telah terjadi dengan Harun.
5:5 Demikian pula Kristus tidak memuliakan diri-Nya sendiri dengan menjadi Imam Besar, tetapi dimuliakan oleh Dia yang berfirman kepada-Nya: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini",
5:6 sebagaimana firman-Nya dalam suatu nas lain: "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek."
5:7 Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.
5:8 Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,
5:9 dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya,
5:10 dan Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh Allah, menurut peraturan Melkisedek.


Mrk. 2:18-22

2:18 Pada suatu kali ketika murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa, datanglah orang-orang dan mengatakan kepada Yesus: "Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?"
2:19 Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sedang mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa.
2:20 Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.
2:21 Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabiknya, yang baru mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya.
2:22 Demikian juga tidak seorang pun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga anggur itu dan kantongnya dua-duanya terbuang. Tetapi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula."



Hal Berpuasa

Saudara terkasih, puasa merupakan bentuk kesalehan yang biasa dilakukan zaman Yesus. Murid Farisi dan murid Yohanes berpuasa Senin-Kamis sebagaimana budaya kita terutama yang berasal dari Jawa, bukan puasa wajib sebagaimana puasa hari Penebusan. Yesus hendak menekankan  bagaimana motivasi berpuasa yang tepat bagi umat Kristiani.
Yesus memberikan jawaban mengenai puasa dengan sebuah perumpamaan mengenai jamuan perkawinan. Bagaimana sahabat dari mempelai laki-laki harus berpuasa, sedangkan suasana sedang berpesta. Puasa selain bentuk kesalehan juga mengandung unsur duka. Sangat tidak elok, ketika berpesta malah berpuasa. Yesus dengan demikian hendak menyatakan sedang mengajarkan bahwa kedatangan-Nya membawa damai sejahtera dan sukacita bukan bentuk kedukaan, yang sangat tidak layak malah berpuasa. Yesus menyatakan ketika Dia tidak ada di antara para murid, waktu itulah saatnya untuk berpuasa. Puasa merupakan bentuk kesalehan bersamaan dengan derma dan doa. Mengenai penggambaran kain dan kantong anggur tua dan baru hendak menyatakan kondisi baru yang Yesus bawa berkaitan dengan kehidupan zaman murid Farisi dan murid Yohanes Pembaptis. Ada ketidaksesuaian dengan kebaharuan yang telah Yesus bawa serta berikan. Puasa dalam masa Yohanes Pembaptis dan Farisi adalah persiapan menyambut Kerajaan Allah, sedang para murid sudah hidup dalam Kerajaan Allah dengan kedatangan Yesus di tengah mereka. Puasa kita ialah puasa dalam mewartakan pengharapan dalam kepenuhan persatuan dengan Yesus yang akan datang untuk kedua kalinya.

Saudara terkasih, Hari Kedua Pekan Doa Sedunia, memberikan pembicaraan mengenai Persaingan. Persaingan di dalam Gereja apalagi antargereja. Hampir setiap hari kita sering memikirkan persaingan dan rivalitas daripada berjalan bersama seiring sejalan. Keberhasilan sebagai kesempatan untuk menindas pihak lain, dan oleh kelompok yang merasa terkalahkan menjadi beban untuk mencari kesempatan menjatuhkan atau mencari-cari kesalahan pihak lainnya. Yesus yang telah membaptis lebih banyak dari pada Yohanes Pembaptis menimbulkan ketegangan dan ketidaknyamanan dari kelompok Farisi. Yesus menyingkir, karena letih Ia mencari sumur (Yoh. 4:6). Sumur tempat untuk bersandar, berisitirahat, dan melepaskan perselisihan. Apakah kita pernah menimbulkan perselisihan atau mengapa ada perselisihan di tempat kita? Mari kita temukan “sumur”  itu. BD.eLeSHa.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar