Senin
Biasa, Pekan I (H)
Ibr.
1:1-6
Mzm.
97:1,2b,6,7c,9
Mrk.
1:14-20
Ibr.
1:1-6
1:1 Setelah pada zaman dahulu
Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita
dengan perantaraan nabi-nabi,
1:2 maka pada zaman akhir ini
Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia
tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah
menjadikan alam semesta.
1:3 Ia adalah cahaya
kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan
firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian
dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,
1:4 jauh lebih tinggi dari
pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh
lebih indah dari pada nama mereka.
1:5 Karena kepada siapakah di
antara malaikat-malaikat itu pernah Ia katakan: "Anak-Ku Engkau! Engkau
telah Kuperanakkan pada hari ini?" dan "Aku akan menjadi Bapa-Nya,
dan Ia akan menjadi Anak-Ku?"
1:6 Dan ketika Ia membawa
pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: "Semua malaikat Allah
harus menyembah Dia."
Mrk.
1:14-20
1:14 Sesudah Yohanes
ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah,
1:15 kata-Nya: "Waktunya
telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada
Injil!"
1:16 Ketika Yesus sedang
berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat Simon dan Andreas, saudara Simon.
Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan.
1:17 Yesus berkata kepada
mereka: "Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."
1:18 Lalu mereka pun segera
meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.
1:19 Dan setelah Yesus
meneruskan perjalanan-Nya sedikit lagi, dilihat-Nya Yakobus, anak Zebedeus, dan
Yohanes, saudaranya, sedang membereskan jala di dalam perahu.
1:20 Yesus segera memanggil
mereka dan mereka meninggalkan ayahnya, Zebedeus, di dalam perahu bersama
orang-orang upahannya lalu mengikuti Dia.
Mari,
Ikutlah Aku
Saudara terkasih, mengawali masa biasa di tahun
baru liturgi ini, Gereja mengajak kita untuk merenungkan pemuridan. Yesus
memanggil para murid awalnya, oleh Markus mendapatkan porsi yang penting, maka
ada pada awal-awal Injilnya. Pertama, ikut
pribadi Yesus bukan program kerja atau visi misi Yesus bahasa modern. Yesus
belum memulai pengajaran dan menyatakan apa yang hendak terjadi. Kedua, para murid ikut bukan karena
adanya mukjizat yang telah Yesus lakukan sehingga seolah-olah mereka kagum akan
kekuatan Yesus dengan mukjizat-Nya. Ketiga,
kesederhanaan nelayan dalam kaitan dengan kehidupan religius dan keagamaan
bukan dalam status sosial, lihat mereka memakai nama yang berkaitan dengan bahasa
Yunani. Mereka bersentuhan dengan budaya lain, dalam hal ini Yunani yang saat
itu sudah maju. Demikian pula sekitar
danau Galilea dikenal kampung yang lebih maju dan sejahtera. Berarti
bukan berkaitan dengan ekonomi dan status sosial. Keempat, inisiatif itu Yesus, ikutlah
Aku, bukan kehendak para murid. Kelima,
kesiapsediaan, bukti konkrit dalam kisah tersebut yaitu adanya cerita
meninggalkan jala berkaitan dengan profesi dan jamin hidup, meninggalkan orang
tua, relasional dengan keluarga dan ikatan eksklusif kekerabatan, serta orang
upahan, menunjukkan status sosial sebagai majikan yang memiliki kuasa dan
kekayaan.
Saudara terkasih, ikatan keluarga, kekayaan, status
sosial, dan jaminan masa depan ditinggalkan demi mengikuti panggilan-Nya. Panggilan
untuk menjadi penjala manusia, berkaitan dengan memanggil dan menyelamatkan
manusia yang berkaitan dengan keselamatan
abadi dan ikut ambil bagian dalam karya Yesus untuk mewartakan Kerajaan Surga. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar