Selasa
Pekan Biasa II (H), Hari Ketiga Pekan
Doa Sedunia
Ibr.
6:10-15
Mzm.
111:1-2,4-5,9,10c
Mrk.
2:23-28
Ibr.
6:10-15
6:10 Sebab Allah bukan tidak
adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan
terhadap nama-Nya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kamu
lakukan sampai sekarang.
6:11 Tetapi kami ingin,
supaya kamu masing-masing menunjukkan kesungguhan yang sama untuk menjadikan
pengharapanmu suatu milik yang pasti, sampai pada akhirnya,
6:12 agar kamu jangan menjadi
lamban, tetapi menjadi penurut-penurut mereka yang oleh iman dan kesabaran
mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah.
6:13 Sebab ketika Allah
memberikan janji-Nya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri, karena
tidak ada orang yang lebih tinggi dari pada-Nya,
6:14 kata-Nya:
"Sesungguhnya Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan akan membuat
engkau sangat banyak."
6:15 Abraham menanti dengan
sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya.
6:16 Sebab manusia bersumpah
demi orang yang lebih tinggi, dan sumpah itu menjadi suatu pengokohan baginya,
yang mengakhiri segala bantahan.
6:17 Karena itu, untuk lebih
meyakinkan mereka yang berhak menerima janji itu akan kepastian putusan-Nya,
Allah telah mengikat diri-Nya dengan sumpah,
6:18 supaya oleh dua
kenyataan yang tidak berubah-ubah, tentang mana Allah tidak mungkin berdusta,
kita yang mencari perlindungan, beroleh dorongan yang kuat untuk menjangkau
pengharapan yang terletak di depan kita.
6:19 Pengharapan itu adalah
sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke
belakang tabir,
6:20 di mana Yesus telah
masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek,
menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya.
Mrk.
2:23-28
2:23 Pada suatu kali, pada
hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan
murid-murid-Nya memetik bulir gandum.
2:24 Maka kata orang-orang
Farisi kepada-Nya: "Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak
diperbolehkan pada hari Sabat?"
2:25 Jawab-Nya kepada mereka:
"Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka
yang mengikutinya kekurangan dan kelaparan,
2:26 bagaimana ia masuk ke
dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Besar lalu makan roti
sajian itu -- yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam -- dan memberinya
juga kepada pengikut-pengikutnya?"
2:27 Lalu kata Yesus kepada
mereka: "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari
Sabat,
2:28 jadi Anak Manusia adalah
juga Tuhan atas hari Sabat."
Hari
Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat
Saudara terkasih, Yesus memperoleh kritikan karena
Farisi melihat para murid-Nya memetik bulir-bulir gandum. Memetik oleh Farisi
dianggap sebagai memanen yang memang melanggar hukum hari Sabat. Jawaban Yesus
sekali lagi mematahkan alibi Farisi yang selalu berkutat dengan dirinya dan
memandang pihak lain sebagai salah. Yesus menggunakan peristiwa Daud dan pengikutnya
yang makan roti persembahan.
Orang cenderung mengikuti hukum dan taat hukum buta
tanpa mengerti esensi di baliknya. Mengapa Indoesia masih saja kacau dan
keadaannya demikian? Hukum legalistik tanpa mau berubah dan berkembang. Pemahaman
hukum sebatas legalitas formal dan melupakan nilai etis yang ada. Sebagai contoh,
polisi menangkap orang yang melanggar lampu merah karena membawa orang kritis
ke rumah sakit, padahal lampu yang diterobos lengang tidak ada yang dibahayakan
sama sekali di sana.
Saudara terkasih, hukum Sabat diturunkan untuk
menjamin kesejahteraan umat manusia. Itu tidak salah, namun Yesus menghendaki
bahwa hukum tersebut diterapkan dan diterjemahkan dalam terang kasih Ilahi.
Taat hukum saja masih belum cukup kalau masih merendahkan orang lain, mengambil
keuntungan sepihak, dan perilaku lainnya yang mengabaikan kasih demi hukum
tersebut.
Hari Ketiga Pekan Doa Sedunia, tema yang dutawarkan
Prasangka, sumber Yoh. 4:17, peran perempuan sudah
saatnya setara dalam bidang apapun, memang ada batasan berkaitan dengan
hirarkhi, bidang lainnya perempuan sudah setara dengan kaum laki-laki, apakah kita
masih memandang rendah dan sepele perempuan dengan berbagai hal? Dan juga
apakah telah melindungi dan membela keberadaan perempuan dengan semestinya?BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar