Selasa, 20 Januari 2015

Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat

Selasa Pekan Biasa II  (H), Hari Ketiga Pekan Doa Sedunia
Ibr. 6:10-15
Mzm. 111:1-2,4-5,9,10c
Mrk. 2:23-28


Ibr. 6:10-15

6:10 Sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang.
6:11 Tetapi kami ingin, supaya kamu masing-masing menunjukkan kesungguhan yang sama untuk menjadikan pengharapanmu suatu milik yang pasti, sampai pada akhirnya,
6:12 agar kamu jangan menjadi lamban, tetapi menjadi penurut-penurut mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah.
6:13 Sebab ketika Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri, karena tidak ada orang yang lebih tinggi dari pada-Nya,
6:14 kata-Nya: "Sesungguhnya Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan akan membuat engkau sangat banyak."
6:15 Abraham menanti dengan sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya.
6:16 Sebab manusia bersumpah demi orang yang lebih tinggi, dan sumpah itu menjadi suatu pengokohan baginya, yang mengakhiri segala bantahan.
6:17 Karena itu, untuk lebih meyakinkan mereka yang berhak menerima janji itu akan kepastian putusan-Nya, Allah telah mengikat diri-Nya dengan sumpah,
6:18 supaya oleh dua kenyataan yang tidak berubah-ubah, tentang mana Allah tidak mungkin berdusta, kita yang mencari perlindungan, beroleh dorongan yang kuat untuk menjangkau pengharapan yang terletak di depan kita.
6:19 Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir,
6:20 di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya.


Mrk. 2:23-28

2:23 Pada suatu kali, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum.
2:24 Maka kata orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?"
2:25 Jawab-Nya kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya kekurangan dan kelaparan,
2:26 bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Besar lalu makan roti sajian itu -- yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam -- dan memberinya juga kepada pengikut-pengikutnya?"
2:27 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat,
2:28 jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat."

Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat

Saudara terkasih, Yesus memperoleh kritikan karena Farisi melihat para murid-Nya memetik bulir-bulir gandum. Memetik oleh Farisi dianggap sebagai memanen yang memang melanggar hukum hari Sabat. Jawaban Yesus sekali lagi mematahkan alibi Farisi yang selalu berkutat dengan dirinya dan memandang pihak lain sebagai salah. Yesus menggunakan peristiwa Daud dan pengikutnya yang makan roti persembahan.
Orang cenderung mengikuti hukum dan taat hukum buta tanpa mengerti esensi di baliknya. Mengapa Indoesia masih saja kacau dan keadaannya demikian? Hukum legalistik tanpa mau berubah dan berkembang. Pemahaman hukum sebatas legalitas formal dan melupakan nilai etis yang ada. Sebagai contoh, polisi menangkap orang yang melanggar lampu merah karena membawa orang kritis ke rumah sakit, padahal lampu yang diterobos lengang tidak ada yang dibahayakan sama sekali di sana.
Saudara terkasih, hukum Sabat diturunkan untuk menjamin kesejahteraan umat manusia. Itu tidak salah, namun Yesus menghendaki bahwa hukum tersebut diterapkan dan diterjemahkan dalam terang kasih Ilahi. Taat hukum saja masih belum cukup kalau masih merendahkan orang lain, mengambil keuntungan sepihak, dan perilaku lainnya yang mengabaikan kasih demi hukum tersebut.
Hari Ketiga Pekan Doa Sedunia, tema yang dutawarkan Prasangka, sumber Yoh. 4:17, peran perempuan sudah saatnya setara dalam bidang apapun, memang ada batasan berkaitan dengan hirarkhi, bidang lainnya perempuan sudah setara dengan kaum laki-laki, apakah kita masih memandang rendah dan sepele perempuan dengan berbagai hal? Dan juga apakah telah melindungi dan membela keberadaan perempuan dengan semestinya?BD.eLeSHa.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar