Kamis
Biasa Pekan II (H), Hari Kelima Pekan Doa Sedunia
Ibr.
7:25-8:6
Mzm.
40:7-8a, 8b-9,10,17
Mrk
3:7-12
Ibr.
7:25-8:6
7:25 Karena itu Ia sanggup
juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada
Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.
7:26 Sebab Imam Besar yang
demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang
terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat
sorga,
7:27 yang tidak seperti
imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban untuk
dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya, sebab hal itu telah
dilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan
diri-Nya sendiri sebagai korban.
7:28 Sebab hukum Taurat
menetapkan orang-orang yang diliputi kelemahan menjadi Imam Besar, tetapi
sumpah, yang diucapkan kemudian dari pada hukum Taurat, menetapkan Anak, yang
telah menjadi sempurna sampai selama-lamanya
8:1 Inti segala yang kita
bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di
sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di sorga,
8:2 dan yang melayani ibadah
di tempat kudus, yaitu di dalam kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan
bukan oleh manusia.
8:3 Sebab setiap Imam Besar
ditetapkan untuk mempersembahkan korban dan persembahan dan karena itu Yesus
perlu mempunyai sesuatu untuk dipersembahkan.
8:4 Sekiranya Ia di bumi ini,
Ia sama sekali tidak akan menjadi imam, karena di sini telah ada orang-orang
yang mempersembahkan persembahan menurut hukum Taurat.
8:5 Pelayanan mereka adalah
gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang
diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah:
"Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya
itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu."
8:6 Tetapi sekarang Ia telah
mendapat suatu pelayanan yang jauh lebih agung, karena Ia menjadi Pengantara
dari perjanjian yang lebih mulia, yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi.
Mrk
3:7-12
3:7 Kemudian Yesus dengan
murid-murid-Nya menyingkir ke danau, dan banyak orang dari Galilea
mengikuti-Nya. Juga dari Yudea,
3:8 dari Yerusalem, dari
Idumea, dari seberang Yordan, dan dari daerah Tirus dan Sidon datang banyak
orang kepada-Nya, sesudah mereka mendengar segala yang dilakukan-Nya.
3:9 Ia menyuruh
murid-murid-Nya menyediakan sebuah perahu bagi-Nya karena orang banyak itu,
supaya mereka jangan sampai menghimpit-Nya.
3:10 Sebab Ia menyembuhkan
banyak orang, sehingga semua penderita penyakit berdesak-desakan kepada-Nya
hendak menjamah-Nya.
3:11 Bilamana roh-roh jahat
melihat Dia, mereka jatuh tersungkur di hadapan-Nya dan berteriak:
"Engkaulah Anak Allah."
3:12 Tetapi Ia dengan keras
melarang mereka memberitahukan siapa Dia.
Engkaulah
Anak Allah
Suadara terkasih, hari ini Bunda Gereja mengajak
kita merenungkan pengenalan akan Yesus dengan lebih baik dan menyeluruh. Orang-orang
datang untuk mencari DIA, dan mengikuti-Nya dengan berduyun-duyun, dengan
alasan yang Markus katakan karena mereka
mendengar segala yang dilakukan. Apa yang dilakukan yaitu mengajar dan
terutama menyembuhkan hanyalah sebagian dari karya dan hidup Yesus. Maka ketika
roh jahat selalu mengatakan Engkaulah Anak
Allah, Yesus selalu melarang mereka mengatakannya lagi. Bukan karena takut
untuk diketahui umum dan semua orang namun karena jemaat belum tahu dengan baik
siapa DIA.
Pengenalan hanya karena penyembuhan, mukjizat, dan
karya-karya besar, tentu tidak cukup mengenal Yesus. Justru murid Yesus adalah
memanggul salib dan menderita bersama dengan DIA. Orang yang terlena dengan
perbuatan besar dan mukjizat belum tentu akan sanggup untuk berjalan dalam
derita dan sengsara sebagaimana salib.
Hari Kelima
Pekan Doa Sedunia, Tema: Pewartaan, Yoh. 4:11, persoalan dalam hidup itu
biasa, wajar, manusiawi, dan tentunya semuanya mengalami. Sikap dalam
menyelesaikan masalah atau persoalan, konteks dalam bacaan ini ialah, Yesus
tidak memiliki timba. Jalan keluar, alat bantu, uluran tangan, dan kesediaan
berbagi untuk memperoleh bantuan bukan makin menutup diri dan seolah-olah mampu
menyelesaikan sendiri. Bagaimana sikap kita dalam menerima atau mengulurkan tangan
untuk membantu, demi nama diri, atau menyelesaikan persoalan yang kita bantu?
BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar