Sabtu,
Hari Biasa Sesudah Penampakan Tuhan (P)
1
Yoh. 5:14-21
Mzm.
149:1-2,3-4,5,6a,9b
Yoh.
3:22-30
1
Yoh. 5:14-21
5:14 Dan inilah keberanian
percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita
meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya.
5:15 Dan jikalau kita tahu,
bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita
telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya.
5:16 Kalau ada seorang
melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut,
hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu
mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang
mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa.
5:17 Semua kejahatan adalah
dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan maut.
5:18 Kita tahu, bahwa setiap
orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa; tetapi Dia yang lahir dari
Allah melindunginya, dan si jahat tidak dapat menjamahnya.
5:19 Kita tahu, bahwa kita
berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat.
5:20 Akan tetapi kita tahu,
bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita,
supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam
Anak-Nya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal.
5:21 Anak-anakku, waspadalah
terhadap segala berhala.
Yoh.
3:22-30
3:22 Sesudah itu Yesus pergi
dengan murid-murid-Nya ke tanah Yudea dan Ia diam di sana bersama-sama mereka
dan membaptis.
3:23 Akan tetapi Yohanes pun
membaptis juga di Ainon, dekat Salim, sebab di situ banyak air, dan orang-orang
datang ke situ untuk dibaptis,
3:24 sebab pada waktu itu
Yohanes belum dimasukkan ke dalam penjara.
3:25 Maka timbullah
perselisihan di antara murid-murid Yohanes dengan seorang Yahudi tentang
penyucian.
3:26 Lalu mereka datang
kepada Yohanes dan berkata kepadanya: "Rabi, orang yang bersama dengan
engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah memberi
kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya."
3:27 Jawab Yohanes:
"Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau
tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga.
3:28 Kamu sendiri dapat
memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus
untuk mendahului-Nya.
3:29 Yang empunya mempelai
perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang
berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara
mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh.
3:30 Ia harus makin besar,
tetapi aku harus makin kecil.
Ia
harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.
Saudara terkasih, Natal hampir lewat dan Senin
mendatang kita telah memasuki masa biasa, masa di mana kita menjalani kehidupan
dan kehidupan rohani dalam suasana harian, namun semangat Natal dan kedatangan
Tuhan dalam dunia dan hati kita harus tetap sama. Permenungan hari-hari
terakhir masa Natal ini kita diajak
untuk semakin merasakan berkat luar biasa hadir-Nya Tuhan. Hari ini, Gereja
mengajak kita merenungkan sikap hati Yohanes Pembaptis berkaitan dengan
tugasnya sebagai pembuka jalan dan mempersiapkan kedatangan Tuhan. Kerendahan hatinya
benar-benar nyata dan sejati saat mampu mengatakan Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.
Ungkapan sederhana namun sarat makna, apalagi,
hari-hari ini kita terutama bangsa ini, sedang dilanda krisis multi dimensi. Hampir
semua segi menjadi ajang pencarian keuntungan diri dan kelompok. Yang penting
aku besar, ngapain mikir orang lain. Dari anak-anak hingga pejabat, dari buruh
tani hingga menteri, semua berlomba-lomba untuk mencari baik sendiri dan
menimbun harta materi bagi diri dan keluarganya. Saudara terkasih, bacaan
pertama menyatakan bahwa dunia di bawah kuasa si jahat, dan kita sebagai
anak-anak Allah tentu memiliki hati yang bersih. Yohanes Pembaptis membuktikan
bahwa tugasnya membuka jalan dan bukan dia yang memperoleh karunia besar itu. Dan
dia menerima itu sebagai kebenaran dan kenyataan. Mempersilakan orang untuk
lebih dulu dalam suatu antrean, itu sama sekali tidak berat kog, namun banyak
yang nyelonong dan seenaknya sendiri. Di jalanan semua berlomba-lomba ingin
terdepan dna tercepat tanpa peduli keselamatan orang lain. Semuanya bermuara
karena ego sektoral, yang penting aku dan aku selalu sebagai orientasi diri.
Teladan Yohanes Pembaptis dan bacaan pertama
memberikan bukti yang nyata bahwa kita mampu bertindak untuk mengutamakan yang
lain terlebih dahulu. Sudahkah kita memiliki pilihan demikian?BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar