Sabtu, 31 Januari 2015

Mengapa Kamu Tidak Percaya?


Pw. Yohanes Bosko, Im (P)
Ibr. 11:1-2,8-19
Luk. 1:69-70,71-72,73-75
Mrk. 4:35-41


Ibr. 11:1-2,8-19

11:1 Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
11:2 Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita.
11:8 Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.
11:9 Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu.
11:10 Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah.
11:11 Karena iman ia juga dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia menganggap Dia, yang memberikan janji itu setia.
11:12 Itulah sebabnya, maka dari satu orang, malahan orang yang telah mati pucuk, terpancar keturunan besar, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya.
11:13 Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.
11:14 Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air.
11:15 Dan kalau sekiranya dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ.
11:16 Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.
11:17 Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal,
11:18 walaupun kepadanya telah dikatakan: "Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu."
11:19 Karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.

Mrk. 4:35-41

4:35 Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: "Marilah kita bertolak ke seberang."
4:36 Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia.
4:37 Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air.
4:38 Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"
4:39 Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.
4:40 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?"
4:41 Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?


Mengapa Kamu Tidak Percaya?

Saudara terkasih, mengenai angin ribut dan kuasa Yesus yang mampu mengatasinya kita perlu mengenal tradisi Yahudi, bahwa angin ribut dan alam raya secara keseluruhan adalah dalam kuasa Allah. Ketika Yesus mampu meredakan alam yang sedang mengamuk, berarti Yesus adalah Allah itu sendiri. Dialog dan peristiwa di dalam perahu tidak kalah pentingnya, di mana bahwa para murid ternyata belum mengenal dan mengerti dengan baik siapa Yesus itu. Akibat lebih jauh ialah mereka khawatir dan berteriak-teriak.
Saudara terkasih, sering kita berdoa kepada Tuhan dengan berbagai cara dan lama, novena, ziarah, Ekaristi dan sakramen lainnya, namun masih merasa kering, gersang, dan seolah Tuhan tidak mendengar kita. Kalau demikian, mari kita tilik hati kita yang paling dalam, jangan-jangan kita lupa dan tidak mengenal Yesus yang ada di depan kita, dan malah mencari-cari sendiri dengan segala kemampuan dan daya kita sendiri yang sering justru lepas dari kerinduan dari Tuhan untuk menyelamatkan kita.

Iman dan kepercayaan kita berkaitan dengan relasional kita yang mendalam dengan Tuhan. Kalau ita asyik dengan diri sendiri dan pencarian kita jangan-jangan kita malah jauh dari Tuhan. Bisa diumpamakan, kita bersama-sama dan harusnya ngobrol dengan anak atau keluarga kita, namun malah asyik browsing mengenai membangun keluarga bahagia. BG.eLeSHa.

Jumat, 30 Januari 2015

Perumpamaan

Jumat Biasa (H)
Ibr. 10:32-39
Mzm. 37:3-4,5-6,23-24,39-40
Mrk. 4:26-34


Ibr. 10:32-39

10:32 Ingatlah akan masa yang lalu. Sesudah kamu menerima terang, kamu banyak menderita oleh karena kamu bertahan dalam perjuangan yang berat,
10:33 baik waktu kamu dijadikan tontonan oleh cercaan dan penderitaan, maupun waktu kamu mengambil bagian dalam penderitaan mereka yang diperlakukan sedemikian.
10:34 Memang kamu telah turut mengambil bagian dalam penderitaan orang-orang hukuman dan ketika harta kamu dirampas, kamu menerima hal itu dengan sukacita, sebab kamu tahu, bahwa kamu memiliki harta yang lebih baik dan yang lebih menetap sifatnya.
10:35 Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya.
10:36 Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.
10:37 "Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya.
10:38 Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya."
10:39 Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup


Mrk. 4:26-34

4:26 Lalu kata Yesus: "Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah,
4:27 lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu.
4:28 Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu.
4:29 Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba."
4:30 Kata-Nya lagi: "Dengan apa hendak kita membandingkan Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah hendaknya kita menggambarkannya?
4:31 Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi.
4:32 Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya."
4:33 Dalam banyak perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka,
4:34 dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri


Perumpamaan

Saudara terkasih, perumpamaan merupakan cara Yesus untuk mempersiapkan pengenalan murid terhadap Diri-Nya secara bertahap sehingga mereka mengikuti bukan karena mukjizat dan pamrih yang bisa menyesatkan iman dan kepercayaan mereka. Kali ini Yesus menggunakan perumpamaan mengenai menabur dan benih.  Ciri pertanian menjadi cara untuk memahami pengajarannya. Menaburkan benih dan pertumbuhan yang tidak ada dalam kendali penabur tersebut. Demikian juga Kerajaan Surga. Penabur bertugas menaburkan dan pertumbuhan menjadi kewenangan Allah. Biji terkecil yang akan menjadi besar, sebagaimana biji sesawi, demikian juga Kerajaan Allah, awalnya kecil bahkan terkecil namun akan menjadi besar pada waktunya.
Yesus menghendaki murid-Nya belajar dengan perlahan sehingga mampu memahami dengan lebih baik, bahwa karya-Nya mula-mula kecil dan akan menjadi besar pada waktunya. Proses itu menjadi penting agar mereka tidak salah mengenali kehendak-Nya. Apalagi Markus mengajarkan bahwa Pemuridan Yesus adalah mengambil jalan salib, dan itu perlu persiapan agar mereka mampu pada saatnya ketika harus memanggul salib.

Menumbuhkan dan membesarkan adalah rahasia Allah, manusia bekerja sesuai dengan takaran dan kewenangannya yang terbatas, mengenai pertumbuhan itu adalah Allah saja. Banyak hal kita menjadi stres, frustasi, dan  kecewa berkepanjangan saat kita gagal dalam karya, kerja, pertumbuhan baik iman ataupun badan kita. Kembalikan kepada DIA yang memberikan hidup dan pertumbuhan. Kita melakukan porsi kita dengan baik dan semaksimal, dan hasilnya biarkan Allah yang memberikan yang terbaik bagi kita. Melibatkan Allah dalam hidup kita menjadi bagian penting dan mendasar. BD.eLeSHa.

Kamis, 29 Januari 2015

Ukuran yang Kamu Pakai untuk Mengukur akan Diukurkan Kepadamu.

Kamis Biasa (H)
Ibr. 10:19-25
Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6
Mrk. 4:21-25


Ibr. 10:19-25

10:19 Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,
10:20 karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,
10:21 dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah.
10:22 Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.
10:23 Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.
10:24 Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.
10:25 Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.

Mrk. 4:21-25

4:21 Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian.
4:22 Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap.
4:23 Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"
4:24 Lalu Ia berkata lagi: "Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu.
4:25 Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya."


Ukuran yang Kamu Pakai untuk Mengukur akan Diukurkan Kepadamu.

Saudara terkasih, perumpamaan mengenai terang melalui dian yang ditempatkan di bawah pada sejarah penerjemahannya sedikit bergeser, seharunya dalam bahasa awalya ada awalan Sang, yang merujuk kepada Yesus. Bagaimana Sang Terang atau Sang Pelita yaitu Yesus itu harus diletakkan pada posisi yang seharusnya, yaitu di atas, bukan hanya menjadi sampingan atau sesuatu yang biasa-biasa saja. Mengapa demikian karena Sang Terang itu yang memberikan pengajaran dan juga keselamatan. Bukan terang yang biasa saja, namun Terang Yang Sejati.
Mengenai ukuran, merupakan perumpamaan yang sangat populer saat itu. Perumpamaan mengenai komitmen dan kesiapan seseorang dalam menerima benih atau sabda dalam diri mereka akan memperoleh balasan yang setimpal.
Saudara terkasih, bukan Tuhan Allah hitung-hitungan dengan mansuia, Aku memberi kamu biar kamu juga tahu diri memberikan balasan kepada-Ku, bukan itu. Sudah sewajarnya kalau kita telah dilimpahi berbagai hal, kita juga akan menerima itu dengan penuh syukur. Kalau tidak berarti kita namanya tidak tahu diri dan tidak tahu berterima kasih.

Saudara terkasih, ungkapan penerimaan berkat itu bisa berupa rasa syukur, membagikan kepada sesama, dan mengakui bahwa Tuhan Allah yang telah menyediakan semuanya. Terang Sejati itu telah menyiapkan semuanya, bukan karena usaha dan kerja kerasku saja, namun lebih dulu Dia yang berkarya di dalam diriku.BD.eLeSHa.

Rabu, 28 Januari 2015

Siapa Mempunyai Telinga untuk Mendengar, Hendaklah Ia Mendengar

Pw. S. Tomas Aquino (P)
Ibr. 10:11-18
Mzr. 110:1,2,3,4
Mrk. 4:1-20


Ibr. 10:11-18

10:11 Selanjutnya setiap imam melakukan tiap-tiap hari pelayanannya dan berulang-ulang mempersembahkan korban yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa.
10:12 Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah,
10:13 dan sekarang Ia hanya menantikan saatnya, di mana musuh-musuh-Nya akan dijadikan tumpuan kaki-Nya.
10:14 Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan.
10:15 Dan tentang hal itu Roh Kudus juga memberi kesaksian kepada kita,
10:16 sebab setelah Ia berfirman: "Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu," Ia berfirman pula: "Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka,
10:17 dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka."
10:18 Jadi apabila untuk semuanya itu ada pengampunan, tidak perlu lagi dipersembahkan korban karena dosa.


Mrk. 4:1-20

4:1 Pada suatu kali Yesus mulai pula mengajar di tepi danau. Maka datanglah orang banyak yang sangat besar jumlahnya mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke sebuah perahu yang sedang berlabuh lalu duduk di situ, sedangkan semua orang banyak itu di darat, di tepi danau itu.
4:2 Dan Ia mengajarkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Dalam ajaran-Nya itu Ia berkata kepada mereka:
4:3 "Dengarlah! Adalah seorang penabur keluar untuk menabur.
4:4 Pada waktu ia menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.
4:5 Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.
4:6 Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.
4:7 Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati, sehingga ia tidak berbuah.
4:8 Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, ia tumbuh dengan suburnya dan berbuah, hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat."
4:9 Dan kata-Nya: "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"
4:10 Ketika Ia sendirian, pengikut-pengikut-Nya dan kedua belas murid itu menanyakan Dia tentang perumpamaan itu.
4:11 Jawab-Nya: "Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan,
4:12 supaya: Sekalipun melihat, mereka tidak menanggap, sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti, supaya mereka jangan berbalik dan mendapat ampun."
4:13 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Tidakkah kamu mengerti perumpamaan ini? Kalau demikian bagaimana kamu dapat memahami semua perumpamaan yang lain?
4:14 Penabur itu menaburkan firman.
4:15 Orang-orang yang di pinggir jalan, tempat firman itu ditaburkan, ialah mereka yang mendengar firman, lalu datanglah Iblis dan mengambil firman yang baru ditaburkan di dalam mereka.
4:16 Demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira,
4:17 tetapi mereka tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila kemudian datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, mereka segera murtad.
4:18 Dan yang lain ialah yang ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang mendengar firman itu,
4:19 lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.
4:20 Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut firman itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat."


Siapa Mempunyai Telinga untuk Mendengar, Hendaklah Ia Mendengar

Saudara terkasih, perumpamaan digunakan Yesus untuk bahan pengajaran. Perumpamaan yang akan memisahkan orang yang mau menerima dan menolak siapa Yesus dan pewartaan-Nya. Bukan karena Yesus tidak mau menyelamatkan dan mempertobatkan semua orang, namun sikap pendengar juga menjadi perhatian Yesus. Bagaimana banyak yang menjadi murid, ada yang hanya diam saja tanpa ada keputusan dan bukan pula menolak, namun Dia tahu dengan baik bahwa ada yang dengan terang-terangan menolak-Nya.
Semua tentu memiliki telinga, namun telinga yang sama tidak sama persis apa yang diharapkan oleh Sang Guru, yaitu Yesus. Tawaran telah diberikan, namun banyak pula gangguan dan rong-rongan dari kuasa jahat dan setan yang tidak tinggal diam bagi karya Yesus. Yesus selalu datang menawarkan keselamatan itu, sikap kita juga menentukan.
Saudara terkasih, dunia sering memberikan tekanan-tekanan untuk menjauh dari kehendak Tuhan dari kehidupan rohani yang mengedepankan kasih. Kasih telah banyak tergerus oleh banyaknya godaan untuk meninggalkan itu semua. Bagaimana orang menjadikan sesama sebagai obyek untuk memenuhi keinginannya, persaudaraan berganti akan materi, kehidupan rohani dianggap sebagai gangguan dan menghabis-habiskan waktu. Tawaran itu perlu tanggapan dari kita sebagai umat Allah dengan sikap yang sepadan. Bukan berarti bahwa Allah Maha Baik itu bekerja keras dan kita boleh seenaknya saja berlaku dan bersikap. BD.eLeSHa.



Selasa, 27 Januari 2015

Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku!

Selasa Biasa (H)
Ibr. 10:1-10
Mzm. 40:2,4ab,7-8a,10,11
Mrk. 3:31-35


Ibr. 10:1-10

10:1 Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya.
10:2 Sebab jika hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi, sebab mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa setelah disucikan sekali untuk selama-lamanya.
10:3 Tetapi justru oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa.
10:4 Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa.
10:5 Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki -- tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku --.
10:6 Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan.
10:7 Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku."
10:8 Di atas Ia berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya" -- meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat --.
10:9 Dan kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua.
10:10 Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.


Mrk. 3:31-35

3:31 Lalu datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus. Sementara mereka berdiri di luar, mereka menyuruh orang memanggil Dia.
3:32 Ada orang banyak duduk mengelilingi Dia, mereka berkata kepada-Nya: "Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar, dan berusaha menemui Engkau."
3:33 Jawab Yesus kepada mereka: "Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?"
3:34 Ia melihat kepada orang-orang yang duduk di sekeliling-Nya itu dan berkata: "Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku!
3:35 Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku.


Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku!

Saudara terkasih, Injil Markus hari ini mengajak kita untuk melihat bagaimana keselamatan itu berkaitan dengan kesatuan dengan Tuhan dan tidak sebatas mengenai hubungan darah. Markus memberikan gambaran bagaimana keluarganya, ibu dan saudara-saudara-Nya datang untuk mengambil DIA dengan perkiraan yang sungguh ironis, yaitu DIA gila. Yesus menunjukkan perbedaan yang bertolak belakang yaitu dengan orang-orang yang datang untuk mendengarkan sabda-Nya dan mengharapkan kesembuhan. Orang yang datang mengakui kuasa dan daya yang dimiliki Yesus.
Semua saja, yang melakukan kehendak Allah, merekalah saudara dan saudari serta ibu Yesus. Ibu dan saudara bukan karena pertalian darah, namun karena iman di dalam Allah melalui Putera-Nya Yesus.
Saudara terkasih, kita juga sering merasa kesulitan untuk mengerti rencana dan kehendak-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana Tuhan hendak membawa kita ke depan, jalan mana yang Tuhan kehendaki untuk kita tempuh. Apakah kita datang kepada Tuhan untuk memohon kekuatan dan membuka hatu dan budi kita, ataukah kita datang untuk menyalahkan Tuhan, dan menganggap Tuhan tidak peduli dengan kehidupan kita? BD.eLeSHa.

Senin, 26 Januari 2015

nDelok, Ia kerasukan Beelzebul

Pw. S. Timotius dan Titus, Usk. (P)
Ibr. 9:15,24-28
Mzm. 98:1,2-3ab, 3cd-4, 5-6
Mrk. 3:22-30


Ibr. 9:15,24-28

9:15 Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama
9:24 Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita.
9:25 Dan Ia bukan masuk untuk berulang-ulang mempersembahkan diri-Nya sendiri, sebagaimana Imam Besar setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus dengan darah yang bukan darahnya sendiri.
9:26 Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya.
9:27 Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi,
9:28 demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.

Mrk. 3:22-30

3:22 Dan ahli-ahli Taurat yang datang dari Yerusalem berkata: "Ia kerasukan Beelzebul," dan: "Dengan penghulu setan Ia mengusir setan."
3:23 Yesus memanggil mereka, lalu berkata kepada mereka dalam perumpamaan: "Bagaimana Iblis dapat mengusir Iblis?
3:24 Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat bertahan,
3:25 dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan.
3:26 Demikianlah juga kalau Iblis berontak melawan dirinya sendiri dan kalau ia terbagi-bagi, ia tidak dapat bertahan, melainkan sudahlah tiba kesudahannya.
3:27 Tetapi tidak seorang pun dapat memasuki rumah seorang yang kuat untuk merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang kuat itu. Sesudah itu barulah dapat ia merampok rumah itu.
3:28 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan.
3:29 Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal."
3:30 Ia berkata demikian karena mereka katakan bahwa Ia kerasukan roh jahat.


Ia kerasukan Beelzebul

Saudara terkasih, bacaan hari ini sangat tepat bagi keadaan berbangsa kita yang sedang penuh dengan cacat dan cela. Berbagai argumen dan analisis mengenai keadaan dengan akhir celaan dan hujatan kepada pemerintah, tidak terkecuali juga dilakukan oleh pemimpin-pemimpin gereja kita. Lihat bagaimana ahli-ahli Taurat itu menyalahkan Yesus atas karya-Nya. Keirian dan kedengkian telah membutakan ahli Taurat. Jawaban Yesus singkat namun langsung pada pokok persoalan. Setan tidak akan mungkin mau diusir dengan setan, kecuali oleh Roh Kudus. Ahli Taurat menyatakan Yesus sebagai penghujat padahal merekalah penghujat itu.
Saudara terkasih, ndelok, kendel alok, dalam bahasa Indonesia berarti, melihat dan berani menilai atau berkomentar. Demikian kita juga demikian melihat dan menyatakan penilaian kita berkepanjangan, sedangkan kita belum berbuat apa-apa atau berbuat yang sebaliknya. Yesus mengajarkan kepada kita untuk tidak takut dengan keadaan demikian asal berjalan dalam kebenaran dan kasih Allah.
Memberikan kritik dan masukan itu baik dan menjadi kewajiban, namun bukan malah merusak dan membuat kritik sebagai sarana menjatuhkan. Baik apresiasi positif dan salah memperoleh teguran dan masukan, bukan semuanya dikatakan buruk dan salah.

Saudara terkasih sudahkah kita bijak dalam meihat persoalan dan memberikan pujian dan kritikan demi membangun? BD.eLeSHa.

Minggu, 25 Januari 2015

Merasa Paling Benar dan Beres

Mingguu Biasa III (H), Penutupan Pekan Doa Sedunia
Yun. 3:1-5,10
Mzm. 25:4bc-5ab, 6-7bc, 8-9
1 Kor. 7:29-31
Mar. 1:14-20


Yun. 3:1-5,10

3:1 Datanglah firman TUHAN kepada Yunus untuk kedua kalinya, demikian:
3:2 "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu."
3:3 Bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman Allah. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya.
3:4 Mulailah Yunus masuk ke dalam kota itu sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru: "Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan."
3:5 Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa dan mereka, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung.
3:10 Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Ia pun tidak jadi melakukannya.


1 Kor. 7:29-31

7:29 Saudara-saudara, inilah yang kumaksudkan, yaitu: waktu telah singkat! Karena itu dalam waktu yang masih sisa ini orang-orang yang beristeri harus berlaku seolah-olah mereka tidak beristeri;
7:30 dan orang-orang yang menangis seolah-olah tidak menangis; dan orang-orang yang bergembira seolah-olah tidak bergembira; dan orang-orang yang membeli seolah-olah tidak memiliki apa yang mereka beli;
7:31 pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya. Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu


Mar. 1:14-20

1:14 Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah,
1:15 kata-Nya: "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!"
1:16 Ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat Simon dan Andreas, saudara Simon. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan.
1:17 Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."
1:18 Lalu mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.
1:19 Dan setelah Yesus meneruskan perjalanan-Nya sedikit lagi, dilihat-Nya Yakobus, anak Zebedeus, dan Yohanes, saudaranya, sedang membereskan jala di dalam perahu.
1:20 Yesus segera memanggil mereka dan mereka meninggalkan ayahnya, Zebedeus, di dalam perahu bersama orang-orang upahannya lalu mengikuti Dia


Merasa Paling Benar dan Beres

Saudara terkasih, pada Minggu Biasa III ini, kita diajak oleh Gereja untuk merenungkan kehidupan kita yang sering tidak sesuai dengan apa yang Tuhan kehendaki. Kita merasa paling benar dan beres dalam hidup kita. Beres dan benar dalam konteks pemikiran kita saja, bukan dalam batasan dan rencana Tuhan. Yunus yang hidup dalam masyarakat Ninive, menegur kehidupan masyarakatnya. Teguran mewakili kehidupan kita yang hanya beres pada luarannya saja, dan melupakan hati. Beres secara hukum manusiawi, namun hatinya tidak tahu ke mana. Demikian juga Paulus selalu menaati hukum dan aturan-aturan agamanya, namun ternyata ketika berjumpa dengan Tuhan, semua berubah dan berbeda.
Saudara terkasih, ketika hati dan perbuatan tidak sama akan menghasilkan orang legalis yang hanya mengedepankan hukum dan peraturan namun melupakan tinak moral dan etis yang sering benar namun tidak tepat. Bisa menggunakan kedok hukum sebagai sarana menutupi keserakahan dan ketamakan sendiri.
Kesaksian, Penutupan Pekan Doa Sedunia, Yoh. 4:39, persatuan dan kerukunan masih menjadi suatu perjuangan yang perlu dilakukan terus menerus. Perutusan akan baik sekiranya ada persatuan dan kerukunan sebagai bentuk kesaksian. Perbedaan bukan untuk dibesar-besarkan, namun perlu jembatan untuk mengatasi dan memperbesar persamaan. BD.eLeSHa.


Sabtu, 24 Januari 2015

Ia Tidak Waras Lagi

Pw. St. Fransiskus dr Sales, (H), Hari Ketujuh Pekan Doa Sedunia
Ibr. 9;2-3,11-14
Mzm. 47:2-3,6-7,8-9
Mrk. 3:20-21


Ibr. 9;2-3,11-14

9:2 Sebab ada dipersiapkan suatu kemah, yaitu bagian yang paling depan dan di situ terdapat kaki dian dan meja dengan roti sajian. Bagian ini disebut tempat yang kudus.
9:3 Di belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang maha kudus
9:11 Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, -- artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, --
9:12 dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.
9:13 Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah,
9:14 betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup


Mrk. 3:20-21

3:20 Kemudian Yesus masuk ke sebuah rumah. Maka datanglah orang banyak berkerumun pula, sehingga makan pun mereka tidak dapat.
3:21 Waktu kaum keluarga-Nya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka Ia tidak waras lagi


Ia Tidak Waras Lagi

Saudara terkasih, Yesus sudah biasa dinyatakan sebagai Guru yang penuh kontroversi, mendatangkan kekaguman atas karya-Nya yang luar biasa, dan kali ini, DIA dianggap kurang waras. Prasangka dan was-was karena sabda dan karya-Nya menggerakkan keluarga-Nya untuk mengambil-Nya. Para nabi biasa dikatakan kurang waras. Mengapa demikian, karena apa yang disampaikan sering tidak sama bahkan sangat jauh berbeda dengan keyakinan umum. Berjalan pada rel yang berbeda dengan pendapat mayoritas sering membuat pelaku dianggap kurang waras.
Saudara terkasih kenabian bisa  dilakukan hingga hari ini untuk menyuarakan kebaikan dan kebenaran. Ketika negara sedang banyak masalah berkaitan dengan kejahatan dan keburukan, tugas kenabian kita dibutuhkan untuk menjadi shock teraphy bagi banyak pihak. Namun kebenaran biasanya tidak populer, salah-salah dianggap gila atau tidak waras. Ingat saat 1998 semua kelompok berlomba-lomba mengumpulkan emas untuk “membantu” negara yang sedang krisis. Gereja dalam hal ini KWI berani menyatakan tidak. Demikian juga berani menyatakan bahwa golput suatu pilihan saat itu suatu keberanian luar biasa, dan dianggap tidak waras juga. Kebenaran tidak populer dan bisa membuat orang tidak berani bersikap. Bukan itu tuntutan kenabian, tapi harus melakukan apapun risikonya.

Rekomendasi, Hari Ketujuh Pekan Doa Sedunia, Yoh. 4:7, Berilah Aku Minum. Kekayaan rohani kita bisa diperkaya dengan perjumpaan dengan pihak lain dalam hal ini Gereja lain. Sikap terbuka dan semangat untuk semakin mengenal Tuhan dengan kehendak-Nya bisa bersama-sama dengan Gereja yang lain, ataupun agama yang lain. Apakah Gereja dan keagamaan lain di lingkungan kita telah kita manfaatkan untuk iman kita? BD.eLeSHa.

Jumat, 23 Januari 2015

Dipanggil dan Diberi Nama

Jumat Biasa Pekan II (H), Hari Keenam Pekan Doa Sedunia
Ibr. 8:6-13
Mzm. 85:8,10-11,13-14
Mrk. 3:13-16


Ibr. 8:6-13

8:6 Tetapi sekarang Ia telah mendapat suatu pelayanan yang jauh lebih agung, karena Ia menjadi Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia, yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi.
8:7 Sebab, sekiranya perjanjian yang pertama itu tidak bercacat, tidak akan dicari lagi tempat untuk yang kedua.
8:8 Sebab Ia menegor mereka ketika Ia berkata: "Sesungguhnya, akan datang waktunya," demikianlah firman Tuhan, "Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan dengan kaum Yehuda,
8:9 bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka, pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir. Sebab mereka tidak setia kepada perjanjian-Ku, dan Aku menolak mereka," demikian firman Tuhan.
8:10 "Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu," demikianlah firman Tuhan. "Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.
8:11 Dan mereka tidak akan mengajar lagi sesama warganya, atau sesama saudaranya dengan mengatakan: Kenallah Tuhan! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku.
8:12 Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka."
8:13 Oleh karena Ia berkata-kata tentang perjanjian yang baru, Ia menyatakan yang pertama sebagai perjanjian yang telah menjadi tua. Dan apa yang telah menjadi tua dan usang, telah dekat kepada kemusnahannya.

Mrk. 3:13-16

3:13 Kemudian naiklah Yesus ke atas bukit. Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan mereka pun datang kepada-Nya.
3:14 Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil
3:15 dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan.
3:16 Kedua belas orang yang ditetapkan-Nya itu ialah: Simon, yang diberi-Nya nama Petrus,
3:17 Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes saudara Yakobus, yang keduanya diberi-Nya nama Boanerges, yang berarti anak-anak guruh,
3:18 selanjutnya Andreas, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Yakobus anak Alfeus, Tadeus, Simon orang Zelot,
3:19 dan Yudas Iskariot, yang mengkhianati Dia


Dipanggil dan Diberi Nama

Saduara terkasih Bunda Gereja mengajak kita untuk merenungkan pemuridan bersama Markus pada hari ini. Murid bagi Markus ialah bersama dengan Sang Guru dan diberi nama. Bersama denga  Dia dalam suka maupun duka. Pemilihan dan oengukuhan di atas gunung hendak menegaskan berkali-kali mereka sebagai murid akan melihat fase penting Sang Guru yang terjadi di atas gunung. Transfigurasi, sakratul maut di Getsemani, apalagi meregang nyawa di bukit Golgota.
Pemberian nama, dalam sejarah sejak kisah penciptaan, Allah memberikan nama kepada ciptaan, manusia memberi nama kepada semua yang diserahkan kepadanya, termasuk rekan sepadannya, Hawa, kemudian murid Yesus pun dinamai oleh-Nya. Murid telah menjadi milik-Nya dengan konsekuensi memperoleh bagian dalam kuasa-Nya selain karya untuk mewartakan Injil.
Saudara terkasih, menjadi murid Yesus berarti berjalan bersama dengan Dia dan mewartakan Injil. Berjalan bersama bukan saat bahagia saja, namun seluruh pengalaman hidup Yesus merupakan juga pengalaman manusiawi. Tidak boleh dilupakan dan diingkari ialah jalan salib, pedih, perih, dan beratnya salib perlu dipanggul dan dijalani dengan setia. Jangan lupa bahwa ada kemuliaan di balik peristiwa menyedihkan itu yaitu kebangkitan. Seluruh proses dan pengalaman hidup Yesus itu satu kesatuan.

Penegasan, Pekan Doa Sedunia Hari Keenam, Yoh. 4:14, dalam konteks apa kita atau Gereja bisa menjadi mata air yang memancar bagi sesama? Bacaan Injil yang menawarkan renungkan pemuridan selaras dengan tema Pekan Doa ini, bahwa dengan menjadi murid yang telah menjadi milik-Nya harus menjadi mata air atau sumber berkat. Apakah berkat yang kita miliki telah kita salurkan atau malah kita simpan sendiri?BD.eLeSHa.

Kamis, 22 Januari 2015

Engkaulah Anak Allah

Kamis Biasa Pekan II (H), Hari Kelima Pekan Doa Sedunia
Ibr. 7:25-8:6
Mzm. 40:7-8a, 8b-9,10,17
Mrk 3:7-12


Ibr. 7:25-8:6

7:25 Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.
7:26 Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga,
7:27 yang tidak seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya, sebab hal itu telah dilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban.
7:28 Sebab hukum Taurat menetapkan orang-orang yang diliputi kelemahan menjadi Imam Besar, tetapi sumpah, yang diucapkan kemudian dari pada hukum Taurat, menetapkan Anak, yang telah menjadi sempurna sampai selama-lamanya
8:1 Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di sorga,
8:2 dan yang melayani ibadah di tempat kudus, yaitu di dalam kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia.
8:3 Sebab setiap Imam Besar ditetapkan untuk mempersembahkan korban dan persembahan dan karena itu Yesus perlu mempunyai sesuatu untuk dipersembahkan.
8:4 Sekiranya Ia di bumi ini, Ia sama sekali tidak akan menjadi imam, karena di sini telah ada orang-orang yang mempersembahkan persembahan menurut hukum Taurat.
8:5 Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: "Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu."
8:6 Tetapi sekarang Ia telah mendapat suatu pelayanan yang jauh lebih agung, karena Ia menjadi Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia, yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi.


Mrk 3:7-12

3:7 Kemudian Yesus dengan murid-murid-Nya menyingkir ke danau, dan banyak orang dari Galilea mengikuti-Nya. Juga dari Yudea,
3:8 dari Yerusalem, dari Idumea, dari seberang Yordan, dan dari daerah Tirus dan Sidon datang banyak orang kepada-Nya, sesudah mereka mendengar segala yang dilakukan-Nya.
3:9 Ia menyuruh murid-murid-Nya menyediakan sebuah perahu bagi-Nya karena orang banyak itu, supaya mereka jangan sampai menghimpit-Nya.
3:10 Sebab Ia menyembuhkan banyak orang, sehingga semua penderita penyakit berdesak-desakan kepada-Nya hendak menjamah-Nya.
3:11 Bilamana roh-roh jahat melihat Dia, mereka jatuh tersungkur di hadapan-Nya dan berteriak: "Engkaulah Anak Allah."
3:12 Tetapi Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia.


Engkaulah Anak Allah

Suadara terkasih, hari ini Bunda Gereja mengajak kita merenungkan pengenalan akan Yesus dengan lebih baik dan menyeluruh. Orang-orang datang untuk mencari DIA, dan mengikuti-Nya dengan berduyun-duyun, dengan alasan yang Markus katakan karena mereka mendengar segala yang dilakukan. Apa yang dilakukan yaitu mengajar dan terutama menyembuhkan hanyalah sebagian dari karya dan hidup Yesus. Maka ketika roh jahat selalu mengatakan Engkaulah Anak Allah, Yesus selalu melarang mereka mengatakannya lagi. Bukan karena takut untuk diketahui umum dan semua orang namun karena jemaat belum tahu dengan baik siapa DIA.
Pengenalan hanya karena penyembuhan, mukjizat, dan karya-karya besar, tentu tidak cukup mengenal Yesus. Justru murid Yesus adalah memanggul salib dan menderita bersama dengan DIA. Orang yang terlena dengan perbuatan besar dan mukjizat belum tentu akan sanggup untuk berjalan dalam derita dan sengsara sebagaimana salib.

Hari Kelima Pekan Doa Sedunia, Tema: Pewartaan, Yoh. 4:11, persoalan dalam hidup itu biasa, wajar, manusiawi, dan tentunya semuanya mengalami. Sikap dalam menyelesaikan masalah atau persoalan, konteks dalam bacaan ini ialah, Yesus tidak memiliki timba. Jalan keluar, alat bantu, uluran tangan, dan kesediaan berbagi untuk memperoleh bantuan bukan makin menutup diri dan seolah-olah mampu menyelesaikan sendiri. Bagaimana sikap kita dalam menerima atau mengulurkan tangan untuk membantu, demi nama diri, atau menyelesaikan persoalan yang kita bantu? BD.eLeSHa.

Rabu, 21 Januari 2015

Tangan yang Lumpuh dan Persekongkolan

Pw. S. Agnes, PrwMrt (M), Hari Keempat Pekan Dua Sedunia
Ibr. 7:1-3,15-17
Mzm. 110:1,2,3,4
Mrk. 3:1-6


Ibr. 7:1-3,15-17

7:1 Sebab Melkisedek adalah raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi; ia pergi menyongsong Abraham ketika Abraham kembali dari mengalahkan raja-raja, dan memberkati dia.
7:2 Kepadanya pun Abraham memberikan sepersepuluh dari semuanya. Menurut arti namanya Melkisedek adalah pertama-tama raja kebenaran, dan juga raja Salem, yaitu raja damai sejahtera.
7:3 Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap menjadi imam sampai selama-lamanya.
7:15 Dan hal itu jauh lebih nyata lagi, jikalau ditetapkan seorang imam lain menurut cara Melkisedek,
7:16 yang menjadi imam bukan berdasarkan peraturan-peraturan manusia, tetapi berdasarkan hidup yang tidak dapat binasa.
7:17 Sebab tentang Dia diberi kesaksian: "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek.


Mrk. 3:1-6

3:1 Kemudian Yesus masuk lagi ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya.
3:2 Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia.
3:3 Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu: "Mari, berdirilah di tengah!"
3:4 Kemudian kata-Nya kepada mereka: "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" Tetapi mereka itu diam saja.
3:5 Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu.
3:6 Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.


Tangan yang Lumpuh dan Persekongkolan

Saudara terkasih, kali ini Yesus yang berperan untuk “melawan” kepada kelompok yang berseberangan. Bisa dilihat bagaimana para “lawan” yang biasanya menyerang Yesus, namun kali ini, Yesus yang bertanya kepada mereka dan mereka diam saja, berbeda dengan cerita-cerita sebelumnya yang membuat mereka gusar dan marah, kali ini justru Yesus yang marah. Yesus hendak menegaskan bahwa Dia adalah Tuhan atas hari Sabat, maka Dia mengadakan penyembuhan yang sangat terlarang bagi Farisi dan kelompok yang lainnya. Persekongkolan jahat bisa terjadi dengan orang yang sebelumnya bermusuhan.
Markus menampilkan bahwa cara hidup Yesus yang akan mengantarkan-Nya ke dalam kematian sebagaimana pernyataan ayat 6 di atas. Demikian pula bagi para pengikut-Nya, belas kasih-Nya akan mendampingi umat-Nya yang mengikuti jalan-Nya tersebut.
Saudara terkasih, kalau kita memperoleh hambatan dan rintangan karena menjadi pengikut-Nya kita patut berbangga karena menjalankan perutusan dengan dan bersama dengan DIA. Sungguh kesematan yang luar biasa untuk mampu bertahan dan setia dengan-Nya.
Pekan Doa Sedunia Hari Keempat, tema Penolakan: Yoh. 4:28, Saudara terkasih tema besar Pekan Doa Sedunia ialah Kesatuan Umat Kristiani, hari ini kita diajak untuk merenungkan bagaimana perempuan Samaria yang meninggalkan “tempayan” sebagai simbolisasi memperoleh rahmat yang lebih besar. Perjumpaan dengan Yesus yang mengubah hidupnya. Bagaimana kita sering menggenggam erat tempayan kita, menganggap kita paling benar, paling baik, dan merasa tidak pernah bersalah, justru melepaskan Yesus rahmat terindah itu. Marilah kita renungkan apakah “tempayan” kita masing-masing yang perlu kita tinggalkan demi Yesus?.BD.eLeSHa.