Selasa, 23 Juli 2019

Tipologi Pemuridan dari Maria Magdalena


Pesta S. Maria Magdalena (P)
2 Kor. 5:14-18
Mzm. 63:2,3-4,5-6,8-9
Yoh. 20:1-2, 11-18




2 Kor. 5:14-18

5:14 Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati.
5:15 Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.
5:16 Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang juga pun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian.
5:17 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.



Yoh. 20:1-2, 11-18

20:1 Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur.
20:2 Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka: "Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan."
20:11 Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu,
20:12 dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring.
20:13 Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka: "Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan."
20:14 Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus.
20:15 Kata Yesus kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: "Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya."
20:16 Kata Yesus kepadanya: "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!", artinya Guru.
20:17 Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."
20:18 Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: "Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya



Tipologi Pemuridan dari Maria Magdalena

Saudara terkasih, hari ini kita memperingati Santa Maria Magdalena, pribadi luar biasa, meskipun tidak masuk bilangan para rasul karena murid dalam konteks waktu itu adalah laki-laki, namun ada peran istimewa dalam Gereja dan bersama Tuhan Yesus. Dalam banyak kisah di dalam Injil Maria Magdalena terlibat dalam kisah Yesus.
Ia adalah perempuan yang dibebaskan Yesus dari kuasa dosa. Usai kebebasannya ia memilih menjadi pelayan Yesus di dalam karya dan pengajaran-Nya bersama para perempuan lain. Bersama Bunda Maria, Bunda Yesus, ia juga berada pada kaki salib dalam peristiwa penyaliban. Cukup komplit keberadaan Maria Magdalena di dalam kisah karya Yesus.
Paling fenomenal jelas kesaksian Maria mengenai kebangkitan. Marialah yang pertama sampai ke kubur Yesus yang kosong. Saksi palig awal atas kubur kosong, sebelum Petrus sebagai kepala para murid, Maria sudah terlebih dahulu mendapatkan kebangkitan Yesus. Saksi kunci dan utama, di antara murid yang lain, termasuk Petrus sekalipun.
Saudara terkasih, mengenai kisah Maria Magdalena, kita dapat belajar beberapa hal,
Pertama, perjumpaan dengan Yesus itu mengubah. Pribadi Maria diubah menjadi pelayan setia, bahkan sampai akhir setia menemani Yesus dalam sakrat maut. Perjuangan dalam jalan salib ia ikuti dengan tekun.
Kedua, siapapun bisa dipakai Tuhan dalam karya-Nya. Tuhan tidak melihat masa lalu, namun melihat masa depan. Tuhan tidak melihat apa yang telah terjadi, namun menantikan kesanggupan kita untuk berubah dan berbenah, sebagaimana Maria Magdalena.
Ketiga, pemuridan itu perlu kesetiaan, kesungguhan, dan kesanggupan bersama dengan Sang Guru. Maria Magdalena menjadi tipologi murid yang baik, karena ia selalu ada di dalam perjalanan baik sisi fisik ataupun spiritualitas Sang Guru.
Keempat, Tuhan tidak akan pernah lupa atas apa yang sudah kita lakukan. Lihat kesetiaan Maria mendapatkan balasan menjadi saksi kebangkitan Tuhan. Tuhan mempercayakan peristiwa agung itu kepadanya.
Saudara terkasih, dalam hidup ini kita sering terpaku pada kekuarangan, kelemahan, dan kesalahan kita di masa lampau. Padahal ada Tuhan, ada masa depan, dan ada kesempatan, serta harapan. Pertanyaannya adalah maukah berubah bahkan hingga berbalik arah? Itu yang membedakan murid dan anak-anak Tuhan atau bukan. Siapkah kita berbenah dan berubah? BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar