Pesta S.
Maria Magdalena (P)
2 Kor.
5:14-18
Mzm.
63:2,3-4,5-6,8-9
Yoh.
20:1-2, 11-18
2 Kor.
5:14-18
5:14 Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah
mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua
sudah mati.
5:15 Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang
hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah
mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.
5:16 Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang juga pun menurut
ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia,
sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian.
5:17 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru:
yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
Yoh.
20:1-2, 11-18
20:1 Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar
ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat
bahwa batu telah diambil dari kubur.
20:2 Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid
yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka: "Tuhan telah
diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan."
20:11 Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan
menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu,
20:12 dan tampaklah olehnya dua orang malaikat
berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah
kaki di tempat mayat Yesus terbaring.
20:13 Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: "Ibu,
mengapa engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka: "Tuhanku telah
diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan."
20:14 Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang
dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah
Yesus.
20:15 Kata Yesus kepadanya: "Ibu, mengapa engkau
menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah
penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: "Tuan, jikalau tuan yang
mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku
dapat mengambil-Nya."
20:16 Kata Yesus kepadanya: "Maria!" Maria
berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!",
artinya Guru.
20:17 Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau
memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada
saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi
kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."
20:18 Maria Magdalena pergi dan berkata kepada
murid-murid: "Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Dia yang
mengatakan hal-hal itu kepadanya
Tipologi Pemuridan dari Maria Magdalena
Saudara terkasih, hari ini kita memperingati Santa
Maria Magdalena, pribadi luar biasa, meskipun tidak masuk bilangan para rasul
karena murid dalam konteks waktu itu adalah laki-laki, namun ada peran istimewa
dalam Gereja dan bersama Tuhan Yesus. Dalam banyak kisah di dalam Injil Maria Magdalena
terlibat dalam kisah Yesus.
Ia adalah perempuan yang dibebaskan Yesus dari
kuasa dosa. Usai kebebasannya ia memilih menjadi pelayan Yesus di dalam karya
dan pengajaran-Nya bersama para perempuan lain. Bersama Bunda Maria, Bunda
Yesus, ia juga berada pada kaki salib dalam peristiwa penyaliban. Cukup komplit
keberadaan Maria Magdalena di dalam kisah karya Yesus.
Paling fenomenal jelas kesaksian Maria mengenai
kebangkitan. Marialah yang pertama sampai ke kubur Yesus yang kosong. Saksi palig
awal atas kubur kosong, sebelum Petrus sebagai kepala para murid, Maria sudah
terlebih dahulu mendapatkan kebangkitan Yesus. Saksi kunci dan utama, di antara
murid yang lain, termasuk Petrus sekalipun.
Saudara terkasih, mengenai kisah Maria Magdalena,
kita dapat belajar beberapa hal,
Pertama, perjumpaan dengan Yesus itu mengubah. Pribadi
Maria diubah menjadi pelayan setia, bahkan sampai akhir setia menemani Yesus
dalam sakrat maut. Perjuangan dalam jalan salib ia ikuti dengan tekun.
Kedua, siapapun bisa dipakai Tuhan dalam karya-Nya.
Tuhan tidak melihat masa lalu, namun melihat masa depan. Tuhan tidak melihat
apa yang telah terjadi, namun menantikan kesanggupan kita untuk berubah dan
berbenah, sebagaimana Maria Magdalena.
Ketiga, pemuridan itu perlu kesetiaan, kesungguhan,
dan kesanggupan bersama dengan Sang Guru. Maria Magdalena menjadi tipologi
murid yang baik, karena ia selalu ada di dalam perjalanan baik sisi fisik
ataupun spiritualitas Sang Guru.
Keempat, Tuhan tidak akan pernah lupa atas apa yang
sudah kita lakukan. Lihat kesetiaan Maria mendapatkan balasan menjadi saksi
kebangkitan Tuhan. Tuhan mempercayakan peristiwa agung itu kepadanya.
Saudara terkasih, dalam hidup ini kita sering
terpaku pada kekuarangan, kelemahan, dan kesalahan kita di masa lampau. Padahal
ada Tuhan, ada masa depan, dan ada kesempatan, serta harapan. Pertanyaannya adalah
maukah berubah bahkan hingga berbalik arah? Itu yang membedakan murid dan
anak-anak Tuhan atau bukan. Siapkah kita berbenah dan berubah? BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar