Kamis, 25 Juli 2019

Kekuasaan itu Menggoda


Pesta S Yakobus Ras. (M)
2 Kor. 4:7-15
Mzm. 126:1-21b,2cd-3,4-5,6
Mat. 20:20-28



2 Kor. 4:7-15

4:7 Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.
4:8 Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa;
4:9 kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.
4:10 Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.
4:11 Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini.
4:12 Maka demikianlah maut giat di dalam diri kami dan hidup giat di dalam kamu.
4:13 Namun karena kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis: "Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata", maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata.
4:14 Karena kami tahu, bahwa Ia, yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Dan Ia akan menghadapkan kami bersama-sama dengan kamu kepada diri-Nya.
4:15 Sebab semuanya itu terjadi oleh karena kamu, supaya kasih karunia, yang semakin besar berhubung dengan semakin banyaknya orang yang menjadi percaya, menyebabkan semakin melimpahnya ucapan syukur bagi kemuliaan Allah.



Mat. 20:20-28

20:20 Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya.
20:21 Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu."
20:22 Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?" Kata mereka kepada-Nya: "Kami dapat."
20:23 Yesus berkata kepada mereka: "Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya."
20:24 Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu.
20:25 Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.
20:26 Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,
20:27 dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;
20:28 sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.



Kekuasaan itu Menggoda

Saudara terkasih, hari ini Bunda Gereja mengajak kita merayakan Pesta Santo Yakobus, salah satu rasul dan murid Yesus secara langsung. Beberapa hal layak kita renungkan bersama sebagai anak-anak Allah berkaitan dengan pemuridan dan sikap di dalam melihat kekuasaan. Kita sebagai anak bangsa Indonesia, hari-hari disuguhi tarik ulur untuk mendapatkana kekuasaan atau kursi.
Apa yang dilakukan ibu dari dua rasul ini sebenarnya hal yang sangat wajar, bagaimana seorang ibu itu ingin yang terbaik bagi anak-anaknya. Mengenai pemuridan dan tugas menjadi pelayan ala Yesus memang belum ia dan mereka pahami dengan benar. Kesepuluh murid lain yang marah itupun sejatinya belum sepenuhnya paham apa yang Tuhan kehendaki, hanya karena permintaan mereka bertiga itu dijawab dengan tidak positif mereka marah. Apakah akan sama jika jawaban Yesus sebaliknya?
Perutusan, pemuridan, dan pelayanan ala Yesus memutarbalikan apa yang ada di dunia pada umumnya. Biasanya orang berkuasa itu dilayani, disediakan semuanya, dan menjadi pusat atas semuanya. Di dalam Yesus itu semua dibalik. Siapa yang ingin menjadi paling besar, ia harus siap untuk menjadi pelayan satu sama lain. pelayan atau hamba itu dalam tradisi Yahudi kala itu adalah status paling rendah, hidupnya ada di tangan tuannya.
Tuan itu memerintah, berkuasa atas apapun, bahkan nyawa hambanya sekalipun. Posisi terhormat, kajen keringan, dan semua hal ada dalam tangan penguasa atau tuan. Nah mengikuti Yesus ternyata itu semua dibalik, semua dinyatakan tidak tepat dengan apa yang Tuhan Yesus kehendaki. Jika mau jadi terkemu dan paling besar di antara mereka, harus menjadi pelayan dan hamba bagi yang lain.
Kekuasaan untuk memerintah dan mengatur ternyata menjadi melayani. Pelayanan menjadi kata kunci, bukan memerintah apalagi menguasai. Saudara terkasih, sudahkah ada dalam benak kita, ada dalam langkah pikir kita, bahwa dalam hidup ini diabdikan untuk melayani? Atau malah hanya mau dilayani dan meminta orang mengerti terus?
Anak-anak Allah bersikap melayani dan menjadi abdi satu sama lain, bukan sebaliknya, menguasai, apalagi menindas dan menjadikan mereka sebagai alat dan sarana menunjukkan keberadaan. Melayani, bahkan siap berkorban untuk sesama yang memerlukan bantuan. Di sinilah pembedanya dunia dan yang Adikodrati. BD.eleSHa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar