Senin, 08 Juli 2019

Sikap Orang Percaya itu Iman


Senin Pekan Biasa XIV (H)
Kej. 28:10-22
Mzm. 91:1-2,3-4,14-15ab
Mat. 9:18-26



Kej. 28:10-22

28:10 Maka Yakub berangkat dari Bersyeba dan pergi ke Haran.
28:11 Ia sampai di suatu tempat, dan bermalam di situ, karena matahari telah terbenam. Ia mengambil sebuah batu yang terletak di tempat itu dan dipakainya sebagai alas kepala, lalu membaringkan dirinya di tempat itu.
28:12 Maka bermimpilah ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu.
28:13 Berdirilah TUHAN di sampingnya dan berfirman: "Akulah TUHAN, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu.
28:14 Keturunanmu akan menjadi seperti debu tanah banyaknya, dan engkau akan mengembang ke sebelah timur, barat, utara dan selatan, dan olehmu serta keturunanmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.
28:15 Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke mana pun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu."
28:16 Ketika Yakub bangun dari tidurnya, berkatalah ia: "Sesungguhnya TUHAN ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya."
28:17 Ia takut dan berkata: "Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah Allah, ini pintu gerbang sorga."
28:18 Keesokan harinya pagi-pagi Yakub mengambil batu yang dipakainya sebagai alas kepala dan mendirikan itu menjadi tugu dan menuang minyak ke atasnya.
28:19 Ia menamai tempat itu Betel; dahulu nama kota itu Lus.
28:20 Lalu bernazarlah Yakub: "Jika Allah akan menyertai dan akan melindungi aku di jalan yang kutempuh ini, memberikan kepadaku roti untuk dimakan dan pakaian untuk dipakai,
28:21 sehingga aku selamat kembali ke rumah ayahku, maka TUHAN akan menjadi Allahku.
28:22 Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu.



Mat. 9:18-26

9:18 Sementara Yesus berbicara demikian kepada mereka, datanglah seorang kepala rumah ibadat, lalu menyembah Dia dan berkata: "Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup."
9:19 Lalu Yesus pun bangunlah dan mengikuti orang itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya.
9:20 Pada waktu itu seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya.
9:21 Karena katanya dalam hatinya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."
9:22 Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: "Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau." Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu.
9:23 Ketika Yesus tiba di rumah kepala rumah ibadat itu dan melihat peniup-peniup seruling dan orang banyak ribut,
9:24 berkatalah Ia: "Pergilah, karena anak ini tidak mati, tetapi tidur." Tetapi mereka menertawakan Dia.
9:25 Setelah orang banyak itu diusir, Yesus masuk dan memegang tangan anak itu, lalu bangkitlah anak itu.
9:26 Maka tersiarlah kabar tentang hal itu ke seluruh daerah itu


Sikap Orang Percaya itu Iman

Saudara terkasih hari ini Bunda Gereja mengajak kita mernungkan sikap orang percaya. Iman di dalam keyakinan dan kepercayaan atas kuasa dan kasih Tuhan yang tak terbatas. Ada dua kisah dengan satu tema, percaya total, utuh, teguh, dan tidak ada keraguan dan kebimbangan sama sekali. Teladan iman yang patut menjadi acuan dan pola hidup dalam sikap percaya.
Kisah pertama mengenai anak yang mati. Anak kepala rumah ibadat, kedudukan yang tinggi dalam masyarakat, namun mau merendahkan diri di hadapan Yesus sebagai harapan satu-satunya. Demi kasih pada anaknya ia melupakan kedudukan, bahkan jabatan juga bisa hilang karena sikapnya itu. itu semua ia tepiskan demi kesembuhan dan malah kehidupan bagi anaknya. Ia tahu risikonya, dan ia tidak peduli dengan itu semua. Pilihan atas sikap percaya dan itu menjadi pembeda dan penting.
Kisah kedua, memotong kisah pertama, dalam perjalanan, orang yang pendarahan, dinilai najis dan tidak boleh berinteraksi dengan masyarakat. Ia mengalahkan ketakutan dan   hukum yang membelenggu itu. Demi kesembuhan ia  melanggar aturan, sikap percaya dan imannya mengalhkan itu semua, dan ia sembuh. Kesembuhan yang ia peroleh karena kasih karunia dan rahmat Tuhan semata-mata.
Melanjutkan pada kisah pertama, anak yang mati dalam pandangan manusia itu hanya tidur dalam kaca mata Tuhan. Dan IA membangunkan anak itu. Mesias berkarya. Kebangkitan orang mati hanya terjadi jika Mesias yang melakukan.
Saudara terkasih, sering kita takut, khawatir, dan galau menhadapi masa-masa sulit, seolah tidak ada jalan, mengapa? Karena kita abai, kita lalai tidak melibatkan Tuhan. Bertinggi hati merasa mampu sendiri dan malah tidak nyambat Tuhan yang sudah menantikan kita hadir dan memohon kepada-Nya. Keyakinan dan kepercayaan kepala rumah ibadat dan perempuan yang pendarahan itu adalah contoh bagi kita.
Kerendahan hati untuk memohon dan meminta bantuan Tuhan. Seberat apapun, semustahil apapun di dalam Tuhan semua adalah mungkin. Kematian pun dikalahkan oleh Tuhan.
Totalitas. Jangan ragu dan khawatir bahwa Tuhan tidak mendengarkan doa dan permohonanmu. Sering kita gagal dalam hal ini, kita takar sesuai kemampuan kita, bukan kemampuan Tuhan yang menjadi andalan. BD.eLeSHa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar