Minggu, 28 Juli 2019

Kita di Antara Kuasa Jahat


Sabtu Biasa Pekan XVI (H)
Kel. 24:3-8
Mzm. 50:1b-2,5-6,14-15
Mat. 13:24-30



Kel. 24:3-8

24:3 Lalu datanglah Musa dan memberitahukan kepada bangsa itu segala firman TUHAN dan segala peraturan itu, maka seluruh bangsa itu menjawab serentak: "Segala firman yang telah diucapkan TUHAN itu, akan kami lakukan."
24:4 Lalu Musa menuliskan segala firman TUHAN itu. Keesokan harinya pagi-pagi didirikannyalah mezbah di kaki gunung itu, dengan dua belas tugu sesuai dengan kedua belas suku Israel.
24:5 Kemudian disuruhnyalah orang-orang muda dari bangsa Israel, maka mereka mempersembahkan korban bakaran dan menyembelih lembu-lembu jantan sebagai korban keselamatan kepada TUHAN.
24:6 Sesudah itu Musa mengambil sebagian dari darah itu, lalu ditaruhnya ke dalam pasu, sebagian lagi dari darah itu disiramkannya pada mezbah itu.
24:7 Diambilnyalah kitab perjanjian itu, lalu dibacakannya dengan didengar oleh bangsa itu dan mereka berkata: "Segala firman TUHAN akan kami lakukan dan akan kami dengarkan."
24:8 Kemudian Musa mengambil darah itu dan menyiramkannya pada bangsa itu serta berkata: "Inilah darah perjanjian yang diadakan TUHAN dengan kamu, berdasarkan segala firman ini."


Mat. 13:24-30

13:24 Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya.
13:25 Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi.
13:26 Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu.
13:27 Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu?
13:28 Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu?
13:29 Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu.
13:30 Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku.




Kita di Antara Kuasa Jahat

Saudara terkasih, hari ini  Bunda Gereja mengajak kita merenungkan keberadaan kita di tengah dunia ini. Di mana ketika kita ada di antara ilalang yang tumbuh bersama kita. Tuhan Allah itu menciptakan kita baik adanya, namun bahwa ada ilalang dan gangguan dan godaan yang datang bersama itu adalah konsekuensi atas hidup di tengah dunia.
Beberapa hal yang oatut kita renungkan adalah:
Pertama, bahwa lalang itu ada di tengah kita. Tidak bisa disangkal dan diubah, bahwa karya Allah akan disaingi oleh kuasa kegelapan untuk menyesatkan kita. Keadaan yang sangat berat bagi Allah karena kita pun mudah tergoda dan terganggu dengan  dunia sekitar kita yang tidak jarang demikian menggoda dan membuat terlena.
Kedua, Tuhan Allah tahu dengan baik, bahwa kita ada di antara ilalang, namun perlu diingat Tuhan masih menjaga kita. Maka gagasan untuk mencabut ilalang itu dilarang oleh Tuhan karena bisa membahayakan kita. Kita bisa ikut tercabut dan itu bisa membuat kita ikut dalam bahaya karena masuk ke dalam alam maut.
Ketiga, kita diberi kekuatan untuk tetap hidup dengan nyaman, baik-baik saja, dan tidak akan berbahaya, meskipun di kelilingi oleh ilalang. Mengapa? Karena ada Tuhan dan Roh Kudus yang mendampingi kita, menguatkan kita, dan menjadikan kita tetap menjadi beih yang baik. Lingkungan tidak mengubah kita, bahkan ada kesempatan bahwa dunia bisa kita ubah.
Keempat, semenarik apapun, seindah apapun, dan semenjanjikan apapun, jika itu adalah karya kuasa jahat, gambaran lalang, jangan pernah terpesona, karena akan berakhir pada api yang menyala-nyala.
Saudara terkasih, dalam hidup ini kita sering dikacaukan oleh pandangan dunia yang demikian gemerlap. Salah satu yang paling menggoda adalah kenikmatan dengan kemalasan, kemewahan namun dengan jalan instan, potong kompas, dan mengejar kenikmatan dunia. Namun ingat itu menjauhkan diri dari Tuhan. Lalang itu satu saja cirinya, makin jauh dari kuasa Tuhan Allah. Di sanalah bedanya dan itu sangat mudah kita rasakan jika kita memang mau menjadi anak-anak Allah yang baik. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar