Jumat, 05 Juli 2019

Percayalah!


Selasa Pekan Biasa XIII (H)
Kej. 19:15-29
Mzm. 26:2-3,9-10,11-12
Mat. 8:23-27



Kej. 19:15-29

19:15 Ketika fajar telah menyingsing, kedua malaikat itu mendesak Lot, supaya bersegera, katanya: "Bangunlah, bawalah isterimu dan kedua anakmu yang ada di sini, supaya engkau jangan mati lenyap karena kedurjanaan kota ini."
19:16 Ketika ia berlambat-lambat, maka tangannya, tangan isteri dan tangan kedua anaknya dipegang oleh kedua orang itu, sebab TUHAN hendak mengasihani dia; lalu kedua orang itu menuntunnya ke luar kota dan melepaskannya di sana.
19:17 Sesudah kedua orang itu menuntun mereka sampai ke luar, berkatalah seorang: "Larilah, selamatkanlah nyawamu; janganlah menoleh ke belakang, dan janganlah berhenti di mana pun juga di Lembah Yordan, larilah ke pegunungan, supaya engkau jangan mati lenyap."
19:18 Kata Lot kepada mereka: "Janganlah kiranya demikian, tuanku.
19:19 Sungguhlah hambamu ini telah dikaruniai belas kasihan di hadapanmu, dan tuanku telah berbuat kemurahan besar kepadaku dengan memelihara hidupku, tetapi jika aku harus lari ke pegunungan, pastilah aku akan tersusul oleh bencana itu, sehingga matilah aku.
19:20 Sungguhlah kota yang di sana itu cukup dekat kiranya untuk lari ke sana; kota itu kecil; izinkanlah kiranya aku lari ke sana. Bukankah kota itu kecil? Jika demikian, nyawaku akan terpelihara."
19:21 Sahut malaikat itu kepadanya: "Baiklah, dalam hal ini pun permintaanmu akan kuterima dengan baik; yakni kota yang telah kau sebut itu tidak akan kutunggangbalikkan.
19:22 Cepatlah, larilah ke sana, sebab aku tidak dapat berbuat apa-apa, sebelum engkau sampai ke sana." Itulah sebabnya nama kota itu disebut Zoar.
19:23 Matahari telah terbit menyinari bumi, ketika Lot tiba di Zoar.
19:24 Kemudian TUHAN menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari TUHAN, dari langit;
19:25 dan ditunggangbalikkan-Nyalah kota-kota itu dan Lembah Yordan dan semua penduduk kota-kota serta tumbuh-tumbuhan di tanah.
19:26 Tetapi isteri Lot, yang berjalan mengikutnya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam.
19:27 Ketika Abraham pagi-pagi pergi ke tempat ia berdiri di hadapan TUHAN itu,
19:28 dan memandang ke arah Sodom dan Gomora serta ke seluruh tanah Lembah Yordan, maka dilihatnyalah asap dari bumi membubung ke atas sebagai asap dari dapur peleburan.
19:29 Demikianlah pada waktu Allah memusnahkan kota-kota di Lembah Yordan dan menunggangbalikkan kota-kota kediaman Lot, maka Allah ingat kepada Abraham, lalu dikeluarkan-Nyalah Lot dari tengah-tengah tempat yang ditunggangbalikkan itu.

Mat. 8:23-27

8:23 Lalu Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nya pun mengikuti-Nya.
8:24 Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur.
8:25 Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: "Tuhan, tolonglah, kita binasa."
8:26 Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?" Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali.
8:27 Dan heranlah orang-orang itu, katanya: "Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?




Percayalah!

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan bagaimana kita beriman itu. pengalaman para murid yang ketakutan sehingga membuat mereka hilang percaya. Mereka juga menuding Tuhan tidak peka, malah enak-enakan tidur kasarnya demikian.
Apa yang terjadi dalam bacaan Injil ini adalah gambaran beriman kita setiap saat. Ada dua hal penting yang patut kita renungkan dan lihat secara mendalam. Pertama mengenai takut. Sangat wajar bahwa kita itu takut. Namun ketika bersama dengan Tuhan saja masih takut, ini berarti sudah tidak tepat. Di dalam Tuhan apa yang perlu kita takutkan coba?  Para murid itu kurangnya apa coba, hidup, bergaul, dan bahkan murid sehari-hari bersama Yesus. Mereka takut.
Kurang percaya menjadi kata kunci berikutnya. Tuhan yang dikatakan para murid malah tidur, sangat mungkin sengaja, mau melihat dan menyaksikan kualitas beriman para murid. Dan benar saja, mereka ketakutan dan cemas. Mereka terbukti kurang percaya.
Saudara terkasih, sering kita dihinggapi ketakutan, sehingga menurunkan iman kita, kadang juga merontokan iman kita. Takut dikucilkan masyarakat, takut tidak laris lagi, takut tidak bisa menjadi pejabat, takut tokonya tidak laku. Beraneka ragam ketakutan dan alasannya membuat kita mengorbankan iman dan keyakinan kita.
Ada pula yang takut miskin, takut untuk bekerja keras sehingga mencuri, merampok, korupsi, atau mungkin juga berkolaborasi dengan kuasa jahat. Hal-hal yang konkret kita hadapi setiap saat, setiap waktu, dan itu semua membawa kita lemah dalam iman dan keyakinan. Kita gadaikan Tuhan kita yang sudah demikian baik, demi harta, demi jabatan, demi kursi yang kita inginkan.
Padahal Tuhan sudah memberikan kepada kita kelimpahan, membawa kita kepada keselamatan, dan kemerdekaan yang sejati. Kita tahu bukan hal itu, namun toh kita masih takut dengan yang ada di dunia ini dan mengadaikan itu demi apa yang ada di depan mata.
Iman yang perlu kita pupuk sehingga menjadi landasan kita untuk hidup. Melihat Tuhan dan  rancangan-Nya, bukan hanya memenuhi apa yang kita inginkan, apa yang kita kehendaki semata.  Iman menjadi pembeda.BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar