Jumat, 05 Juli 2019

Iman yang Menyelamatkan


Kamis Pekan Biasa XIII (H)
Kej. 22:1-19
Mzm. 116:1-2,3-4,5-6,8-9
Mat. 9:1-8




Kej. 22:1-19

22:1 Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: "Abraham," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan."
22:2 Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."
22:3 Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya.
22:4 Ketika pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangnya, kelihatanlah kepadanya tempat itu dari jauh.
22:5 Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: "Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu."
22:6 Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di tangannya dibawanya api dan pisau. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.
22:7 Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: "Bapa." Sahut Abraham: "Ya, anakku." Bertanyalah ia: "Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?"
22:8 Sahut Abraham: "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku." Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.
22:9 Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api.
22:10 Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.
22:11 Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: "Abraham, Abraham." Sahutnya: "Ya, Tuhan."
22:12 Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku."
22:13 Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya.
22:14 Dan Abraham menamai tempat itu: "TUHAN menyediakan"; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: "Di atas gunung TUHAN, akan disediakan."
22:15 Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepada Abraham,
22:16 kata-Nya: "Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri -- demikianlah firman TUHAN --: Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku,
22:17 maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya.
22:18 Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku."
22:19 Kemudian kembalilah Abraham kepada kedua bujangnya, dan mereka bersama-sama berangkat ke Bersyeba; dan Abraham tinggal di Bersyeba.


Mat. 9:1-8

9:1 Sesudah itu naiklah Yesus ke dalam perahu lalu menyeberang. Kemudian sampailah Ia ke kota-Nya sendiri.
9:2 Maka dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni."
9:3 Maka berkatalah beberapa orang ahli Taurat dalam hatinya: "Ia menghujat Allah."
9:4 Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata: "Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu?
9:5 Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah dan berjalanlah?
9:6 Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" -- lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu --: "Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!"
9:7 Dan orang itu pun bangun lalu pulang.
9:8 Maka orang banyak yang melihat hal itu takut lalu memuliakan Allah yang telah memberikan kuasa sedemikian itu kepada manusia.



Iman yang Menyelamatkan

Saudara terkasih, hari ini kita bersama Bunda Gereja merenungkan permintaan kesembuhan. Kesembuhan sebagaimana si lumpuh yang dibawa dengan tempat tidurnya oleh tetangga atau kerabatnya. Mereka memohonkan kesembuhan dengan seluruh daya upaya. Mereka tidak mengenal halangan dan rintangan, yang penting bertemu Yesus bagaimanapun caranya.  Upaya yang radikal itu penting.
Kesembuhan yang diberikan Yesus jauh dari pada yang mereka mintakan. Mereka hanya meminta kesembuhan atas kelumpuhan, namun Yesus memberikan pula pengampunan dosa. Lihat, Yesus berbicara pada esensi, pada kesembuhan rohani, bukan semata sembuh fisiknya. Buat apa sembuh kakinya, namun jiwa dan hatinya terbelenggu dosa.
Padahal dengan melakukan tindakan itu Yesus membuka kesempatan untuk menjadi bahan bulan-bulanan. Kesembuhan yang Ia berikan sudah cukup dan itu tidak membuka kesempatan untuk diserang. Yesus tidak takut itu semua. IA mengampuni dosa karena memang diberikan tugas, kuasa, dan wewenang termasuk mengampuni dosa. IA tidak hanya  cukup dengan memenuhi permintaan si sakit, namun juga menambahkan apa yang menjadi wewenang dan kuasa-Nya.
Saudara terkasih Gereja juga memiliki peran yang sama. Memberikan kesembuhan dengan sakrament orang sakit, namun selain itu juga menyediakan sakramen rekonsiliasi. Ada dua kesembuhan yang ditwarkan dan keduanya digunakan Gereja untuk membawa kebahagiaan yang hakiki bagi hidup manusia, baik fisik ataupun jiwa manusiawi secara utuh.
Sering kita menghadapi halangan sedikit saja sudah mundur, merasa gagal, ah tidak ada jalan, dan lebih baik menyerah saja. Lihat bagaimana perjuangan mereka untuk membawa si sakit ke hadapan Yesus. Mereka membuka atap. Perjuangan luar biasa dan dibalas dengan luar biasa pula oleh Tuhan. Jika mereka tidak melakukan aksi yang ekstrem seperti itu, tentu hasilnya tidak akan luar biasa pula. Bagaimana dosanya diampuni, lumpuhnya juga sembuh lagi. Yesus melakukan aksi 2in 1 karena mereka penuh di dalam iman. Upaya luar biasa sebagai gambaran iman yang teguh dari mereka.
Tuhan melihat  hati dan kedalaman diri, bukan semata akan apa yang kita katakan dan nyatakan, namun juga apa yang menjadi motivasi kita, yang ada dalam diri dan nurani kita.BD. eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar