Senin, 29 Juli 2019

Murninya Motivasi Pelayanan



Pw. S. Marta (P)
Kel. 32:15-24,30-34
Mzm. 106:19-20,21-22,23,
Mat. 13:31-35



Kel. 32:15-24,30-34

32:15 Setelah itu berpalinglah Musa, lalu turun dari gunung dengan kedua loh hukum Allah dalam tangannya, loh-loh yang bertulis pada kedua sisinya; bertulis sebelah-menyebelah.
32:16 Kedua loh itu ialah pekerjaan Allah dan tulisan itu ialah tulisan Allah, ditukik pada loh-loh itu.
32:17 Ketika Yosua mendengar suara bangsa itu bersorak, berkatalah ia kepada Musa: "Ada bunyi sorak peperangan kedengaran di perkemahan."
32:18 Tetapi jawab Musa: "Bukan bunyi nyanyian kemenangan, bukan bunyi nyanyian kekalahan -- bunyi orang menyanyi berbalas-balasan, itulah yang kudengar."
32:19 Dan ketika ia dekat ke perkemahan itu dan melihat anak lembu dan melihat orang menari-nari, maka bangkitlah amarah Musa; dilemparkannyalah kedua loh itu dari tangannya dan dipecahkannya pada kaki gunung itu.
32:20 Sesudah itu diambilnyalah anak lembu yang dibuat mereka itu, dibakarnya dengan api dan digilingnya sampai halus, kemudian ditaburkannya ke atas air dan disuruhnya diminum oleh orang Israel.
32:21 Lalu berkatalah Musa kepada Harun: "Apakah yang dilakukan bangsa ini kepadamu, sehingga engkau mendatangkan dosa yang sebesar itu kepada mereka?"
32:22 Tetapi jawab Harun: "Janganlah bangkit amarah tuanku; engkau sendiri tahu, bahwa bangsa ini jahat semata-mata.
32:23 Mereka berkata kepadaku: Buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami sebab Musa ini, orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir -- kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia.
32:24 Lalu aku berkata kepada mereka: Siapa yang empunya emas haruslah menanggalkannya. Mereka memberikannya kepadaku dan aku melemparkannya ke dalam api, dan keluarlah anak lembu ini."
32:30 Keesokan harinya berkatalah Musa kepada bangsa itu: "Kamu ini telah berbuat dosa besar, tetapi sekarang aku akan naik menghadap TUHAN, mungkin aku akan dapat mengadakan pendamaian karena dosamu itu."
32:31 Lalu kembalilah Musa menghadap TUHAN dan berkata: "Ah, bangsa ini telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka.
32:32 Tetapi sekarang, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu -- dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis."
32:33 Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa: "Siapa yang berdosa kepada-Ku, nama orang itulah yang akan Kuhapuskan dari dalam kitab-Ku.
32:34 Tetapi pergilah sekarang, tuntunlah bangsa itu ke tempat yang telah Kusebutkan kepadamu; akan berjalan malaikat-Ku di depanmu, tetapi pada hari pembalasan-Ku itu Aku akan membalaskan dosa mereka kepada mereka."


Mat. 13:31-35

13:31 Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya.
13:32 Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya."
13:33 Dan Ia menceriterakan perumpamaan ini juga kepada mereka: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya."
13:34 Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan tanpa perumpamaan suatu pun tidak disampaikan-Nya kepada mereka,
13:35 supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: "Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan, Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan.


Murninya Motivasi Pelayanan

Saudara terkasih hari ini Bunda Gereja mengajak kita merenungkan peran Santa marta bagi hidup kita sebagai pribadi ataupun sebagai anggota Gereja. Marta dan Maria merupakan gambaran konkret dalam hidup kita setiap saat, baik sebagai anggota masyarakat ataupun anggota Gereja. peran Marta menonjol sebagai pribadi yang aktif, rajin, dan tekun dalam pelayanan.
Tipologi Marta akan selalu ada, akan hadir, dan mewarnai di dalam hidup bersama. Menggereja pun demikian, ada aktivis, yang selalu ada dalam kegiatan ini dan itu, kepanitiaan apapun selalu ada dan hadir. Pribadi yang selalu melayani baik Tuhan ataupun sesama dengan segala kemampuannya. Kesibukan di dalam pelayanan adalah sebentuk kepuasan dan keyakinan di dalam menjadi pengabdiannya.
Seorang rekan mengeluh kerabatnya itu aktivis yang sangat terkenal di parokinya. Di mana-mana ada, rapat apapun selalu terlibat, prodiakon-asisten imam, dewan paroki, pengurus lingkungan, pokoknya hampir tiap malam keluar rumah dan aktif di dalam Gereja dan masyarakat. Namanya harum dan banyak orang memuji dan mengagumi pelayanannya. Rekan ini mengeluh bahwa hal yang sama tidak terjadi di dalam keluarganya sendiri. Istri dan anaknya hanya menjadi nomor sekian. Ia menilai buat apa nama di luar itu jika di tengah keluarga si kepala keluarga tidak ada keteladanan sebagai bapak dan suami.
Si istri kesepian, merasa tidak ada teman, si anak pun demikian, perhatian dari bapak seolah tidak ada karena waktu dan perhatiannya semua untuk Gereja dan masyarakat. Perasaan yang sangat mungkin terjadi pada aktivis-aktivis lain.
Saudara terkasih tentu pribadi aktif, giat, rajin, dan tekun itu tidak ada yang salah, namun apakah sudah tepat sasaran, tidak ada yang menjadi korban atas pilihan itu, dan juga bukan semata pelarian semata. Misalnya, karena di dalam keluarga merasa tidak dimengerti, pasangannya tidak memberikan apa yang ia kehendaki, dan kemudian menjadi aktivis secara berlebihan. Tentu hal yang tidak semestinya.
Marta mendapatkan teguran dari Yesus bukan karena aktivitasnya, bukan karena pelayanannya, namun karena ia merasa sibuk sendirian, sedangkan saudarinya dinilai asyik dalam pilihannya. Sikapnya yang melihat pelayanan yang lain yang menyebabkan Marta ditegur. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar