Rabu, 31 Juli 2019

Perjumpaan yang Mengubah dan Menghidupkan



Pw. S. Ignasius dari Loyola, Im. (P)
Kel. 34:29-35
Mzm. 99:5,6,7,9
Mat. 13:44-46




Kel. 34:29-35

34:29 Ketika Musa turun dari gunung Sinai -- kedua loh hukum Allah ada di tangan Musa ketika ia turun dari gunung itu -- tidaklah ia tahu, bahwa kulit mukanya bercahaya oleh karena ia telah berbicara dengan TUHAN.
34:30 Ketika Harun dan segala orang Israel melihat Musa, tampak kulit mukanya bercahaya, maka takutlah mereka mendekati dia.
34:31 Tetapi Musa memanggil mereka, maka Harun dan segala pemimpin jemaah itu berbalik kepadanya dan Musa berbicara kepada mereka.
34:32 Sesudah itu mendekatlah segala orang Israel, lalu disampaikannyalah kepada mereka segala perintah yang diucapkan TUHAN kepadanya di atas gunung Sinai.
34:33 Setelah Musa selesai berbicara dengan mereka, diselubunginyalah mukanya.
34:34 Tetapi apabila Musa masuk menghadap TUHAN untuk berbicara dengan Dia, ditanggalkannyalah selubung itu sampai ia keluar; dan apabila ia keluar dikatakannyalah kepada orang Israel apa yang diperintahkan kepadanya



Mat. 13:44-46

13:44 "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu.
13:45 Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah.
13:46 Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu.



Perjumpaan yang Mengubah dan Menghidupkan

Saudara terkasih,  hari ini Bunda Gereja mengajak kita merenungkan Santo Ignasius dari Loyola. Seorang santo pendiri Serikt Jesus, yang cukup ternama terutama di Keuskupan Agung Semarang. Karya pendidikan mereka menempati posisi atas di kota-kota, di mana mereka berkarya. Jakarta ada Kolose Canisius yang demikian jaya hinggi kini, Semarang dengan Loyola dan Seminari Mertoyudan di Magelang. Jogyakarta dengan John de Britto, sekolah paling bebas.
Ignasius awalnya adalah perwira militer. Cita-cita sejak awal adalah mengabdi pada rtu Spanyol. Ketika berperang ia terluka dan harus mendapatkan perawatan. Ketika dalam perawatan itu ia mengisi waktu dengan membaca-baca. Dan malah berjumpa dengan Yesus. Perjumpaan yang mengubahnya menjadi bersemangat untuk mengabdi Yesus, tidak cukup hanya mengabdi kerajaan Spanyol. Pengabdian yang kurang baginya, ketika kerajaan itu adalah kerajaan dunia ini. Ia memutuskan menjadi pengabdi Kerajaan Surga.
Sering kita berkutat dengan Gereja, hidup rohani, namun apakah sampai berjumpa dengan Tuhan? Ataukah hanya menjumpai diri dan obsesi pribadi saja?   Tidak jarang kita seolah mengabdi Tuhan dan Gereja, namun kita hanya mengabdi pada luka batin kita, memuja diri dan capaian kita semata. Bagaimana membaca bahwa kita sudah berjumpa dengan Tuhan?
Perubahan gerak batin dan langkah hidup kita. Kita menjadi pribadi yang lebih baik, lebih dekat pada Tuhan dan sesama. Contoh dari Ignasius, ia lebih mementingkan yang rohani, ia tinggalkan cita-cita awalnya demi mengabdi pada Yesus yang ia temukan kemudian.
Hidup rohani dan perjumpaan dengan Tuhan mengubah pribadi yang keras dan penuh nafsu menjadi pribadi kalem, tenang, dan hidup dalam kasih sayang, baik terhadap sesama, lingkungan, dan terutama dengan Tuhan. Tidak akan mungkin orang yang imannya mendalam itu membenci saudaranya, tidak menghargai lingkungan, apalagi merendahkan Tuhan.
Tuhan itu sebagai tujuan, bukan sarana, tidak dijadikan alat untuk kekuasaan, kekayaan dan materi, nama diri yang lebih kuat. Tuhan malah direndahkan karena menjadi alat diri di dalam mendapatkan apa yang ia inginkan. Pengabdian tulus bagi sesama dan Tuhan. Sampaikan kita ke sana? BD. eLeSHa.

Senin, 29 Juli 2019

Pilih Jadi Gandum atau Lalang?


Selasa Pekan Biasa XVII (H)
Kel. 33:7-11, 14:5-9,28
Mzm. 103,6-7,8-9,10-11,12-13
Mat. 13:36-43



Kel. 33:7-11, 14:5-9,28

33:7 Sesudah itu Musa mengambil kemah dan membentangkannya di luar perkemahan, jauh dari perkemahan, dan menamainya Kemah Pertemuan. Setiap orang yang mencari TUHAN, keluarlah ia pergi ke Kemah Pertemuan yang di luar perkemahan.
33:8 Apabila Musa keluar pergi ke kemah itu, bangunlah seluruh bangsa itu dan berdirilah mereka, masing-masing di pintu kemahnya, dan mereka mengikuti Musa dengan matanya, sampai ia masuk ke dalam kemah.
33:9 Apabila Musa masuk ke dalam kemah itu, turunlah tiang awan dan berhenti di pintu kemah dan berbicaralah TUHAN dengan Musa di sana.
33:10 Setelah seluruh bangsa itu melihat, bahwa tiang awan berhenti di pintu kemah, maka mereka bangun dan sujud menyembah, masing-masing di pintu kemahnya.
33:11 Dan TUHAN berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya; kemudian kembalilah ia ke perkemahan. Tetapi abdinya, Yosua bin Nun, seorang yang masih muda, tidaklah meninggalkan kemah itu.
34:5 Turunlah TUHAN dalam awan, lalu berdiri di sana dekat Musa serta menyerukan nama TUHAN.
34:6 Berjalanlah TUHAN lewat dari depannya dan berseru: "TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya,
34:7 yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa; tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat."
34:8 Segeralah Musa berlutut ke tanah, lalu sujud menyembah
34:9 serta berkata: "Jika aku telah mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, ya Tuhan, berjalanlah kiranya Tuhan di tengah-tengah kami; sekalipun bangsa ini suatu bangsa yang tegar tengkuk, tetapi ampunilah kesalahan dan dosa kami; ambillah kami menjadi milik-Mu."
34:28 Dan Musa ada di sana bersama-sama dengan TUHAN empat puluh hari empat puluh malam lamanya, tidak makan roti dan tidak minum air, dan ia menuliskan pada loh itu segala perkataan perjanjian, yakni Kesepuluh Firman.



Mat. 13:36-43

13:36 Maka Yesus pun meninggalkan orang banyak itu, lalu pulang. Murid-murid-Nya datang dan berkata kepada-Nya: "Jelaskanlah kepada kami perumpamaan tentang lalang di ladang itu."
13:37 Ia menjawab, kata-Nya: "Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia;
13:38 ladang ialah dunia. Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat.
13:39 Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu malaikat.
13:40 Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman.
13:41 Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya.
13:42 Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.
13:43 Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"


Pilih Jadi Gandum atau Lalang?

Saudara terkasih, hari ini Bunda Gereja mengajak kita merenungkan bagaimana penjelasan lalang dan gandum yang ada di ladang. Bahasa simbol khas agraris yang Yesus gunakan dalam pengajaran-Nya. Para murid meminta penjelasan karena bagi mereka cukup susah untuk diketahui. Yesus dengan segala keterbukaan menjelaskan apa makna, maksud, dan apa saja yang dimaksudkan di dalam pengajaran-Nya itu.
Penabur benih yang baik adalah Tuhan sendiri, karya Roh Baik yang menaburkan benih di laang, agar bertumbuh kembang dan berbuah melimpah. Jelas siapa yang Tuhan maksudkan adalah Diri-Nya yang memberikan kehidupan bagi orang dan pribadi. Namun toh ladang yang baik itu ditaburi juga oleh i jahat dengan benih yang buruk, benih jahat yang merasuki benih yang baik.
Mereka tumbuh bersama di dalam satu ladang yang sama, yaitu dunia ini. Ladang yang  memberikan kehidupan baik untuk yang baik ataupun yang buruk adalah dunia ini. Dunia memberikan kebebasan dan semua dihidupi olehnya.
Siapa pemanen itu adalah malaikat Tuhan yang akan memisahkan mana gandum sebagai hasil yang baik dan mana lalalng yang layak dibuang dan dibakar di dalam api yang bernyata. Keduanya tumbuh bersama, dan pada akhir zaman, ketika ada penghakiman, ujungnya berbeda.
Saudara terkasih, sejatinya penghakiman dan ke mana kita akan bermuara adalah sebentuk konsemuensi logis atas pilihan kita. Bagaimana kita hidup di dalam dunia ini, bagaimana kita menghidupi kehedak Tuhan Allah dalam hidup sehari-hari. Apakah yang kita cintai dan kasihi itu,  dua-duanya ada di tegah-tengah kita kog. Tidak ada yang jauh dari jangkauan kita, hanya kemauan dan pilihan kita saja yang membedakan.
Mau jadi lalang atau hgandum itu pilihan manusiawi. Memilih dunia yang gemerlap namun bisa bermuara pada api yang bernyala, atau memilih jalan berliku namun menuju kepada kebahagaiaan abadi dan kekal?  Tuhan Allah sudah menunjukkan semuanya, tidak ada yang ditutup-tutupi. Memang kadang susah untuk dapat berserah, mengikuti kehendak dan rancangan Tuhan. Sering terlena dengan gambaran dan rancangan kita sendiri.BD.eLeSHa.


Murninya Motivasi Pelayanan



Pw. S. Marta (P)
Kel. 32:15-24,30-34
Mzm. 106:19-20,21-22,23,
Mat. 13:31-35



Kel. 32:15-24,30-34

32:15 Setelah itu berpalinglah Musa, lalu turun dari gunung dengan kedua loh hukum Allah dalam tangannya, loh-loh yang bertulis pada kedua sisinya; bertulis sebelah-menyebelah.
32:16 Kedua loh itu ialah pekerjaan Allah dan tulisan itu ialah tulisan Allah, ditukik pada loh-loh itu.
32:17 Ketika Yosua mendengar suara bangsa itu bersorak, berkatalah ia kepada Musa: "Ada bunyi sorak peperangan kedengaran di perkemahan."
32:18 Tetapi jawab Musa: "Bukan bunyi nyanyian kemenangan, bukan bunyi nyanyian kekalahan -- bunyi orang menyanyi berbalas-balasan, itulah yang kudengar."
32:19 Dan ketika ia dekat ke perkemahan itu dan melihat anak lembu dan melihat orang menari-nari, maka bangkitlah amarah Musa; dilemparkannyalah kedua loh itu dari tangannya dan dipecahkannya pada kaki gunung itu.
32:20 Sesudah itu diambilnyalah anak lembu yang dibuat mereka itu, dibakarnya dengan api dan digilingnya sampai halus, kemudian ditaburkannya ke atas air dan disuruhnya diminum oleh orang Israel.
32:21 Lalu berkatalah Musa kepada Harun: "Apakah yang dilakukan bangsa ini kepadamu, sehingga engkau mendatangkan dosa yang sebesar itu kepada mereka?"
32:22 Tetapi jawab Harun: "Janganlah bangkit amarah tuanku; engkau sendiri tahu, bahwa bangsa ini jahat semata-mata.
32:23 Mereka berkata kepadaku: Buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami sebab Musa ini, orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir -- kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia.
32:24 Lalu aku berkata kepada mereka: Siapa yang empunya emas haruslah menanggalkannya. Mereka memberikannya kepadaku dan aku melemparkannya ke dalam api, dan keluarlah anak lembu ini."
32:30 Keesokan harinya berkatalah Musa kepada bangsa itu: "Kamu ini telah berbuat dosa besar, tetapi sekarang aku akan naik menghadap TUHAN, mungkin aku akan dapat mengadakan pendamaian karena dosamu itu."
32:31 Lalu kembalilah Musa menghadap TUHAN dan berkata: "Ah, bangsa ini telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka.
32:32 Tetapi sekarang, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu -- dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis."
32:33 Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa: "Siapa yang berdosa kepada-Ku, nama orang itulah yang akan Kuhapuskan dari dalam kitab-Ku.
32:34 Tetapi pergilah sekarang, tuntunlah bangsa itu ke tempat yang telah Kusebutkan kepadamu; akan berjalan malaikat-Ku di depanmu, tetapi pada hari pembalasan-Ku itu Aku akan membalaskan dosa mereka kepada mereka."


Mat. 13:31-35

13:31 Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya.
13:32 Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya."
13:33 Dan Ia menceriterakan perumpamaan ini juga kepada mereka: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya."
13:34 Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan tanpa perumpamaan suatu pun tidak disampaikan-Nya kepada mereka,
13:35 supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: "Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan, Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan.


Murninya Motivasi Pelayanan

Saudara terkasih hari ini Bunda Gereja mengajak kita merenungkan peran Santa marta bagi hidup kita sebagai pribadi ataupun sebagai anggota Gereja. Marta dan Maria merupakan gambaran konkret dalam hidup kita setiap saat, baik sebagai anggota masyarakat ataupun anggota Gereja. peran Marta menonjol sebagai pribadi yang aktif, rajin, dan tekun dalam pelayanan.
Tipologi Marta akan selalu ada, akan hadir, dan mewarnai di dalam hidup bersama. Menggereja pun demikian, ada aktivis, yang selalu ada dalam kegiatan ini dan itu, kepanitiaan apapun selalu ada dan hadir. Pribadi yang selalu melayani baik Tuhan ataupun sesama dengan segala kemampuannya. Kesibukan di dalam pelayanan adalah sebentuk kepuasan dan keyakinan di dalam menjadi pengabdiannya.
Seorang rekan mengeluh kerabatnya itu aktivis yang sangat terkenal di parokinya. Di mana-mana ada, rapat apapun selalu terlibat, prodiakon-asisten imam, dewan paroki, pengurus lingkungan, pokoknya hampir tiap malam keluar rumah dan aktif di dalam Gereja dan masyarakat. Namanya harum dan banyak orang memuji dan mengagumi pelayanannya. Rekan ini mengeluh bahwa hal yang sama tidak terjadi di dalam keluarganya sendiri. Istri dan anaknya hanya menjadi nomor sekian. Ia menilai buat apa nama di luar itu jika di tengah keluarga si kepala keluarga tidak ada keteladanan sebagai bapak dan suami.
Si istri kesepian, merasa tidak ada teman, si anak pun demikian, perhatian dari bapak seolah tidak ada karena waktu dan perhatiannya semua untuk Gereja dan masyarakat. Perasaan yang sangat mungkin terjadi pada aktivis-aktivis lain.
Saudara terkasih tentu pribadi aktif, giat, rajin, dan tekun itu tidak ada yang salah, namun apakah sudah tepat sasaran, tidak ada yang menjadi korban atas pilihan itu, dan juga bukan semata pelarian semata. Misalnya, karena di dalam keluarga merasa tidak dimengerti, pasangannya tidak memberikan apa yang ia kehendaki, dan kemudian menjadi aktivis secara berlebihan. Tentu hal yang tidak semestinya.
Marta mendapatkan teguran dari Yesus bukan karena aktivitasnya, bukan karena pelayanannya, namun karena ia merasa sibuk sendirian, sedangkan saudarinya dinilai asyik dalam pilihannya. Sikapnya yang melihat pelayanan yang lain yang menyebabkan Marta ditegur. BD.eLeSHa.

Minggu, 28 Juli 2019

Berdoalah Tanpa Jemu-jemu




HARI MINGGU PEKAN BIASA XVII (H)
Kej. 18:20-33
Mzm. 138:1-2a,2bc-3,6-7ab,7c-8
Kol. 2:12-14
Luk. 11:1-13





Kej. 18:20-33

18:20 Sesudah itu berfirmanlah TUHAN: "Sesungguhnya banyak keluh kesah orang tentang Sodom dan Gomora dan sesungguhnya sangat berat dosanya.
18:21 Baiklah Aku turun untuk melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan seperti keluh kesah orang yang telah sampai kepada-Ku atau tidak; Aku hendak mengetahuinya."
18:22 Lalu berpalinglah orang-orang itu dari situ dan berjalan ke Sodom, tetapi Abraham masih tetap berdiri di hadapan TUHAN.
18:23 Abraham datang mendekat dan berkata: "Apakah Engkau akan melenyapkan orang benar bersama-sama dengan orang fasik?
18:24 Bagaimana sekiranya ada lima puluh orang benar dalam kota itu? Apakah Engkau akan melenyapkan tempat itu dan tidakkah Engkau mengampuninya karena kelima puluh orang benar yang ada di dalamnya itu?
18:25 Jauhlah kiranya dari pada-Mu untuk berbuat demikian, membunuh orang benar bersama-sama dengan orang fasik, sehingga orang benar itu seolah-olah sama dengan orang fasik! Jauhlah kiranya yang demikian dari pada-Mu! Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil?"
18:26 TUHAN berfirman: "Jika Kudapati lima puluh orang benar dalam kota Sodom, Aku akan mengampuni seluruh tempat itu karena mereka."
18:27 Abraham menyahut: "Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan, walaupun aku debu dan abu.
18:28 Sekiranya kurang lima orang dari kelima puluh orang benar itu, apakah Engkau akan memusnahkan seluruh kota itu karena yang lima itu?" Firman-Nya: "Aku tidak memusnahkannya, jika Kudapati empat puluh lima di sana."
18:29 Lagi Abraham melanjutkan perkataannya kepada-Nya: "Sekiranya empat puluh didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak akan berbuat demikian karena yang empat puluh itu."
18:30 Katanya: "Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata sekali lagi. Sekiranya tiga puluh didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak akan berbuat demikian, jika Kudapati tiga puluh di sana."
18:31 Katanya: "Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan. Sekiranya dua puluh didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak akan memusnahkannya karena yang dua puluh itu."
18:32 Katanya: "Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata lagi sekali ini saja. Sekiranya sepuluh didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak akan memusnahkannya karena yang sepuluh itu."
18:33 Lalu pergilah TUHAN, setelah Ia selesai berfirman kepada Abraham; dan kembalilah Abraham ke tempat tinggalnya.

Kol. 2:12-14

2:12 karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati.
2:13 Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita,
2:14 dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib


Luk. 11:1-13

11:1 Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya: "Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya."
11:2 Jawab Yesus kepada mereka: "Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu.
11:3 Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya
11:4 dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kami pun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan."
11:5 Lalu kata-Nya kepada mereka: "Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti,
11:6 sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya;
11:7 masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara.
11:8 Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya.
11:9 Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
11:10 Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.
11:11 Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan?
11:12 Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking?
11:13 Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya."



Berdoalah Tanpa Jemu-jemu

Saudara terkasih, hari ini Bunda Gereja mengajak kita merenungkan mengenai doa. Bagaimana kita berdoa kepada Tuhan Allah Bapa kita. Ada beberapa hal yang patut kit renungkan.
Pertama, berdoa itu sebagaimana diajarkan oleh Tuhan Yesus, berdoa Bapa Kami, doa yang hakiki karena lengkap apalagi diajarkan oleh Yesus kepada para murid. Kita pun diajarkan demikian. memulai doa dengan menyapa Allah Bapa, memulaiakan nama-Nya yang juga memuliakan kita. Pengharapan, pengampunan, dan permohonan kita sampaikan dengan runtut dan patut. Bayangkan jika kita berbicara pada yang kita hormati, bagaimana kita mengatakannya? Baik-baik, runtut, dan sopan bukan? Apalagi kepada Bapa Yang Mahakuasa.
Kedua, berdoa itu tidak boleh jemu-jemu. Tuhan akan mendengarkan kita, sebagaimana IA nyatakan sendiri. Janji Tuhan pasti ditepati, namun ingat, IA tidak pernah mengatakan waktunya kapan. Dan itulah yang perlu kita lakukan, ada ketekunan dan kontinuitas. Sangat mungkin Tuhan menguji kita dengan kesabaran dan ketekunan. Kita sering mendengar bahwa ada orang berdoa puluhan tahun yang sama dan baru terjawab. Di sanalah kuasa Tuhan tidak bisa disangkal.
Ketiga, kita patut berdoa terus menerus sampai Tuhan mengubah keputusan-Nya dan memberikan apa yang kita kehendaki. Apakah ini kurang ajar? Lihat dalam bacaan Injil, karena permintaan tetangga yang terus menerus itu akhirnya bangun dan diberilah apa yang diminta. Lihat, apa yang diminta, ada kesempatan bagi kita “memaksakan” Allah memenuhi apa yang kita kehendaki.
Keempat, toh Tuhan juga lebih paham dan tahu, sepanjang itu tidak membahayakan kita, tidak akan diberikan-Nya. Mengapa? Karena tidak ada orang tua yang akan memberikan anaknya batu kala meminta roti. Bagaimana manusia yang keji saja bisa berlaku benar, apalagi Allah yang adalah Kasih itu.
Apa yang kita minta sepanjang tidak akan membahayakan kita, tidak membuat kita lupa daratan, tidak membawa kita menjauh dari Tuhan dan sesama, akan dikabulkan dan diberikan oleh Allah, hanya  soal waktu yang tidak kita ketahui.
Saudara terkasih, kita memiliki Tuhan Allah  Yang Mahabaik, apapun yang kita minta akan diberikan, apapun keinginan kita akan dipenuhi sepanjang kita memohonkannya kepada-Nya.  Inilah tugas kita, meminta, menyatakan, dan memohon kepada-Nya dengan ketulusan hati. BD.eLeSHa.

Kita di Antara Kuasa Jahat


Sabtu Biasa Pekan XVI (H)
Kel. 24:3-8
Mzm. 50:1b-2,5-6,14-15
Mat. 13:24-30



Kel. 24:3-8

24:3 Lalu datanglah Musa dan memberitahukan kepada bangsa itu segala firman TUHAN dan segala peraturan itu, maka seluruh bangsa itu menjawab serentak: "Segala firman yang telah diucapkan TUHAN itu, akan kami lakukan."
24:4 Lalu Musa menuliskan segala firman TUHAN itu. Keesokan harinya pagi-pagi didirikannyalah mezbah di kaki gunung itu, dengan dua belas tugu sesuai dengan kedua belas suku Israel.
24:5 Kemudian disuruhnyalah orang-orang muda dari bangsa Israel, maka mereka mempersembahkan korban bakaran dan menyembelih lembu-lembu jantan sebagai korban keselamatan kepada TUHAN.
24:6 Sesudah itu Musa mengambil sebagian dari darah itu, lalu ditaruhnya ke dalam pasu, sebagian lagi dari darah itu disiramkannya pada mezbah itu.
24:7 Diambilnyalah kitab perjanjian itu, lalu dibacakannya dengan didengar oleh bangsa itu dan mereka berkata: "Segala firman TUHAN akan kami lakukan dan akan kami dengarkan."
24:8 Kemudian Musa mengambil darah itu dan menyiramkannya pada bangsa itu serta berkata: "Inilah darah perjanjian yang diadakan TUHAN dengan kamu, berdasarkan segala firman ini."


Mat. 13:24-30

13:24 Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya.
13:25 Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi.
13:26 Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu.
13:27 Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu?
13:28 Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu?
13:29 Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu.
13:30 Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku.




Kita di Antara Kuasa Jahat

Saudara terkasih, hari ini  Bunda Gereja mengajak kita merenungkan keberadaan kita di tengah dunia ini. Di mana ketika kita ada di antara ilalang yang tumbuh bersama kita. Tuhan Allah itu menciptakan kita baik adanya, namun bahwa ada ilalang dan gangguan dan godaan yang datang bersama itu adalah konsekuensi atas hidup di tengah dunia.
Beberapa hal yang oatut kita renungkan adalah:
Pertama, bahwa lalang itu ada di tengah kita. Tidak bisa disangkal dan diubah, bahwa karya Allah akan disaingi oleh kuasa kegelapan untuk menyesatkan kita. Keadaan yang sangat berat bagi Allah karena kita pun mudah tergoda dan terganggu dengan  dunia sekitar kita yang tidak jarang demikian menggoda dan membuat terlena.
Kedua, Tuhan Allah tahu dengan baik, bahwa kita ada di antara ilalang, namun perlu diingat Tuhan masih menjaga kita. Maka gagasan untuk mencabut ilalang itu dilarang oleh Tuhan karena bisa membahayakan kita. Kita bisa ikut tercabut dan itu bisa membuat kita ikut dalam bahaya karena masuk ke dalam alam maut.
Ketiga, kita diberi kekuatan untuk tetap hidup dengan nyaman, baik-baik saja, dan tidak akan berbahaya, meskipun di kelilingi oleh ilalang. Mengapa? Karena ada Tuhan dan Roh Kudus yang mendampingi kita, menguatkan kita, dan menjadikan kita tetap menjadi beih yang baik. Lingkungan tidak mengubah kita, bahkan ada kesempatan bahwa dunia bisa kita ubah.
Keempat, semenarik apapun, seindah apapun, dan semenjanjikan apapun, jika itu adalah karya kuasa jahat, gambaran lalang, jangan pernah terpesona, karena akan berakhir pada api yang menyala-nyala.
Saudara terkasih, dalam hidup ini kita sering dikacaukan oleh pandangan dunia yang demikian gemerlap. Salah satu yang paling menggoda adalah kenikmatan dengan kemalasan, kemewahan namun dengan jalan instan, potong kompas, dan mengejar kenikmatan dunia. Namun ingat itu menjauhkan diri dari Tuhan. Lalang itu satu saja cirinya, makin jauh dari kuasa Tuhan Allah. Di sanalah bedanya dan itu sangat mudah kita rasakan jika kita memang mau menjadi anak-anak Allah yang baik. BD.eLeSHa.

Pribadi Istimewa


Pw. S. Yoakim dan S. Anna
Sir. 44:1,5-10
Mzm. 132:11,13-14,17-19
Mat. 13:16-17



Sir. 44:1,5-10

44:1 Dan sekarang kami hendak memuji orang-orang termasyhur, para nenek moyang kita menurut urut-urutannya.
44:10 Tetapi yang berikut ini adalah orang kesayangan, yang kebajikannya tidak sampai terlupa;
44:11 semuanya tetap tinggal pada keturunannya sebagai warisan baik yang berasal dari mereka.
44:12 Keturunannya tetap setia kepada perjanjian-perjanjian, dan anak-anak merekapun demikian pula keadaannya.
44:13 Keturunan mereka akan tetap tinggal untuk selama-lamanya, dan kemuliaannya tidak akan dihapus.
44:14 Dengan tenteram jenazah mereka ditanamkan, dan nama mereka hidup terus turun-temurun.
44:15 Bangsa-bangsa bercerita tentang kebijaksanaannya, dan pujian mereka diwartakan jemaah.


Mat. 13:16-17

13:16 Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar.
13:17 Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.




Pribadi Istimewa

Saudara terkasih, hari ini kita  merayakan perayaan Santo Yaokim dan Santa Anna, orang tua Bunda Maria, Bunda Yesus, dan Bunda Gereja. Yesus sebagi pribadi utama, “dititipkan” Allah dalam diri pribadi istimewa Maria. Maria yang istimewa karena Yesus jelas bukan orang sembarangan. Ia lahir, dan dididik dalam keluarga yang luar biasa pula, dalam diri Bapak Yoakim dan Ibu Anna.
Kita dapat membayangkan saja, jika memiliki  barang istimewa, kita tentu akan menitipkan kepada orang tepercaya, pilihan, dan unggul bukan? Tidak mungkin menitipkan barang istimewa pada pribadi biasa-biasa saja, atau bahkan kurang bukan? Tentu jika demikian huat apa.
Apa yang patut kita simak dan renungkan adalah karena Yesuslah mereka menjadi pribadi-pribadi istimewa. Mereka menjadi orang-orang  pilihan, pribadi-pribadi yang terlibat dalam karya keselamatan, rancangan besar Allah bagi dunia ini. Jelas bukan  orang kebanyakan yang dipilih Tuhan Allah untuk membawa dan mengantar Anak-Nya ke tengah dunia.
Dalam bimbingan orang pilihan inilah Perawan Maria menjadi pribadi terpilih, unggul, namun teta rendah hati dan sanggup menanggung beban sebagai Ibu Penebus. Jangan anggap ringan dan mudah, bagaimana Maria dan keluarganya tentu kaget bukan alang kepalang menerima khabar suka cita, soal kehamilan dan mengandung Emanuel. Kita bisa membayangkan kepanikan mereka, namun mereka tetap setia, rendah hati, dan berpasrah dalam kehendak Tuhan.
Jangan dianggap sepele peristiwa malaikat datang kepada Perawan Maria. Kesanggupan dengan segala konsekuensi yang amat berat. Nyawa dan nama baik menjadi taruhan, dan itu diaminkan oleh mereka. Joakim dan Anna menjadikan Maria pribadi yang tangguh dan tidak mengenal takut dan khawatir di dalam Tuhan.
Kita patut bersyukur mengenal pribadi-pribadi luar biasa demikian. Ada tiga  teladan manusiawi yang ada dan di depan kita memberikan pengajaran dengan sikap dan tindakan  besar dan berdaya guna serta membawa hidup bagi kita sepanjang zaman. Pribadi tangguh berasal dari keluarga luar biasa, dididikan istimewa, dan di dalam iman yang teguh pula. Keluarga istimewa, tempat Tuhan bertumbuh kembang. BD.eLeSHa.

Kamis, 25 Juli 2019

Kekuasaan itu Menggoda


Pesta S Yakobus Ras. (M)
2 Kor. 4:7-15
Mzm. 126:1-21b,2cd-3,4-5,6
Mat. 20:20-28



2 Kor. 4:7-15

4:7 Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.
4:8 Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa;
4:9 kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.
4:10 Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.
4:11 Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini.
4:12 Maka demikianlah maut giat di dalam diri kami dan hidup giat di dalam kamu.
4:13 Namun karena kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis: "Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata", maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata.
4:14 Karena kami tahu, bahwa Ia, yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Dan Ia akan menghadapkan kami bersama-sama dengan kamu kepada diri-Nya.
4:15 Sebab semuanya itu terjadi oleh karena kamu, supaya kasih karunia, yang semakin besar berhubung dengan semakin banyaknya orang yang menjadi percaya, menyebabkan semakin melimpahnya ucapan syukur bagi kemuliaan Allah.



Mat. 20:20-28

20:20 Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya.
20:21 Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu."
20:22 Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?" Kata mereka kepada-Nya: "Kami dapat."
20:23 Yesus berkata kepada mereka: "Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya."
20:24 Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu.
20:25 Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.
20:26 Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,
20:27 dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;
20:28 sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.



Kekuasaan itu Menggoda

Saudara terkasih, hari ini Bunda Gereja mengajak kita merayakan Pesta Santo Yakobus, salah satu rasul dan murid Yesus secara langsung. Beberapa hal layak kita renungkan bersama sebagai anak-anak Allah berkaitan dengan pemuridan dan sikap di dalam melihat kekuasaan. Kita sebagai anak bangsa Indonesia, hari-hari disuguhi tarik ulur untuk mendapatkana kekuasaan atau kursi.
Apa yang dilakukan ibu dari dua rasul ini sebenarnya hal yang sangat wajar, bagaimana seorang ibu itu ingin yang terbaik bagi anak-anaknya. Mengenai pemuridan dan tugas menjadi pelayan ala Yesus memang belum ia dan mereka pahami dengan benar. Kesepuluh murid lain yang marah itupun sejatinya belum sepenuhnya paham apa yang Tuhan kehendaki, hanya karena permintaan mereka bertiga itu dijawab dengan tidak positif mereka marah. Apakah akan sama jika jawaban Yesus sebaliknya?
Perutusan, pemuridan, dan pelayanan ala Yesus memutarbalikan apa yang ada di dunia pada umumnya. Biasanya orang berkuasa itu dilayani, disediakan semuanya, dan menjadi pusat atas semuanya. Di dalam Yesus itu semua dibalik. Siapa yang ingin menjadi paling besar, ia harus siap untuk menjadi pelayan satu sama lain. pelayan atau hamba itu dalam tradisi Yahudi kala itu adalah status paling rendah, hidupnya ada di tangan tuannya.
Tuan itu memerintah, berkuasa atas apapun, bahkan nyawa hambanya sekalipun. Posisi terhormat, kajen keringan, dan semua hal ada dalam tangan penguasa atau tuan. Nah mengikuti Yesus ternyata itu semua dibalik, semua dinyatakan tidak tepat dengan apa yang Tuhan Yesus kehendaki. Jika mau jadi terkemu dan paling besar di antara mereka, harus menjadi pelayan dan hamba bagi yang lain.
Kekuasaan untuk memerintah dan mengatur ternyata menjadi melayani. Pelayanan menjadi kata kunci, bukan memerintah apalagi menguasai. Saudara terkasih, sudahkah ada dalam benak kita, ada dalam langkah pikir kita, bahwa dalam hidup ini diabdikan untuk melayani? Atau malah hanya mau dilayani dan meminta orang mengerti terus?
Anak-anak Allah bersikap melayani dan menjadi abdi satu sama lain, bukan sebaliknya, menguasai, apalagi menindas dan menjadikan mereka sebagai alat dan sarana menunjukkan keberadaan. Melayani, bahkan siap berkorban untuk sesama yang memerlukan bantuan. Di sinilah pembedanya dunia dan yang Adikodrati. BD.eleSHa.