Pesta
S. Teresia dr Kanak-Kanak Yesus, PrwPujG, Pld-Misi
Neh.
8:1-4a,5-6,7b-12
Mzm.
19:8,9,10,11
Mat.
18:1-4
Neh.
8:1-4a,5-6,7b-12
8:1 Ketika tiba bulan yang
ketujuh, sedang orang Israel telah menetap di kota-kotanya,
8:2 maka serentak
berkumpullah seluruh rakyat di halaman di depan pintu gerbang Air. Mereka
meminta kepada Ezra, ahli kitab itu, supaya ia membawa kitab Taurat Musa, yakni
kitab hukum yang diberikan TUHAN kepada Israel.
8:3 Lalu pada hari pertama
bulan yang ketujuh itu imam Ezra membawa kitab Taurat itu ke hadapan jemaah,
yakni baik laki-laki maupun perempuan dan setiap orang yang dapat mendengar dan
mengerti.
8:4 Ia membacakan beberapa
bagian dari pada kitab itu di halaman di depan pintu gerbang Air dari pagi
sampai tengah hari di hadapan laki-laki dan perempuan dan semua orang yang
dapat mengerti.
8:5 Ezra, ahli kitab itu,
berdiri di atas mimbar kayu yang dibuat untuk peristiwa itu. Di sisinya sebelah
kanan berdiri Matica, Sema, Anaya, Uria, Hilkia dan Maaseya, sedang di sebelah
kiri berdiri Pedaya, Misael, Malkia, Hasum, Hasbadana, Zakharia dan Mesulam.
8:6 Ezra membuka kitab itu di
depan mata seluruh umat, karena ia berdiri lebih tinggi dari semua orang itu.
Pada waktu ia membuka kitab itu semua orang bangkit berdiri.
8:7b Kemudian mereka berlutut
dan sujud menyembah kepada TUHAN dengan muka sampai ke tanah.
8:8 Juga Yesua, Bani,
Serebya, Yamin, Akub, Sabetai, Hodia, Maaseya, Kelita, Azarya, Yozabad, Hanan,
Pelaya, yang adalah orang-orang Lewi, mengajarkan Taurat itu kepada orang-orang
itu, sementara orang-orang itu berdiri di tempatnya.
8:9 Bagian-bagian dari pada
kitab itu, yakni Taurat Allah, dibacakan dengan jelas, dengan diberi
keterangan-keterangan, sehingga pembacaan dimengerti.
8:10 Lalu Nehemia, yakni
kepala daerah itu, dan imam Ezra, ahli kitab itu, dan orang-orang Lewi yang
mengajar orang-orang itu, berkata kepada mereka semuanya: "Hari ini adalah
kudus bagi TUHAN Allahmu. Jangan kamu berdukacita dan menangis!", karena
semua orang itu menangis ketika mendengar kalimat-kalimat Taurat itu.
8:11 Lalu berkatalah ia
kepada mereka: "Pergilah kamu, makanlah sedap-sedapan dan minumlah minuman
manis dan kirimlah sebagian kepada mereka yang tidak sedia apa-apa, karena hari
ini adalah kudus bagi Tuhan kita! Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita
karena TUHAN itulah perlindunganmu!"
8:12 Juga orang-orang Lewi menyuruh
semua orang itu supaya diam dengan kata-kata: "Tenanglah! Hari ini adalah
kudus. Jangan kamu bersusah hati!"
Mat.
18:1-4
18:1 Pada waktu itu datanglah
murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam
Kerajaan Sorga?"
18:2 Maka Yesus memanggil
seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka
18:3 lalu berkata: "Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti
anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
18:4 Sedangkan barangsiapa
merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam
Kerajaan Sorga.
Siapa
yang Terbesar
Pertanyaan siapa yang terbesar, merupakan pemahaman
konsep pemerintahan dalam benak tradisional mereka. Mesias yang mereka lihat
sebagai kekuasaan politis duniawi. Yesus menyatakan pemuridan sebagai bertobat,
merendahkan diri, dan bersikap seperti anak kecil.
Pertanyaan ini tidak secara langsung dijawab, namun
diberikan pengetahuan syarat untuk bisa memasuki kerajaan surga itu terlebih
dahulu. Syaratnya adanya pertobatan dan berlaku seperti anak kecil. Sikap anak
kecil adalah kerendahan hati yang murni bukan buatan dan adanya pamrih. Anak kecil
berserah sepenuhnya kepada bapaknya, demikian pula pemuridan kita sepenuhnya
bergantung pada Allah semata.
Lemah, kecil, dan tersingkir menjadi prioritas
karay Yesus karena merekalah yang mengandalakn Allah dalam hidup mereka. Sikap terbuka
akan penyelenggaraan Allah merupakan hal yang sangat penting agar mampu
berserah pada Allah. Memberikan kesempatan kepada Allah untuk terlibat di dalam
hidup mereka.
Saudara terkasih, kita tidak perlu menjadi yang
terbesar, terpopuler, ataupun ter ter yang lain, namun melupakan kehendak Allah
apalagi kehadiran-Nya. Berserah dengan semangat untuk berusaha, menyediakan
tempat di hati untuk hadirat Allah untuk menyelesaikan usaha kita, merupakan sikap
terbesar bagi hidup kita.BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar