Kamis, 22 Oktober 2015

Membawa Pertentangan

Kamis Biasa Pekan XXIX (H)
Rm. 6:19-23
Mzm. 1:1-2,3,4,6
Luk. 12:49-53


Rm. 6:19-23

6:19 Aku mengatakan hal ini secara manusia karena kelemahan kamu. Sebab sama seperti kamu telah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan yang membawa kamu kepada kedurhakaan, demikian hal kamu sekarang harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kamu kepada pengudusan.
6:20 Sebab waktu kamu hamba dosa, kamu bebas dari kebenaran.
6:21 Dan buah apakah yang kamu petik dari padanya? Semuanya itu menyebabkan kamu merasa malu sekarang, karena kesudahan semuanya itu ialah kematian.
6:22 Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal.
6:23 Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.


Luk. 12:49-53

12:49 "Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala!
12:50 Aku harus menerima baptisan, dan betapakah susahnya hati-Ku, sebelum hal itu berlangsung!
12:51 Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan.
12:52 Karena mulai dari sekarang akan ada pertentangan antara lima orang di dalam satu rumah, tiga melawan dua dan dua melawan tiga.
12:53 Mereka akan saling bertentangan, ayah melawan anaknya laki-laki dan anak laki-laki melawan ayahnya, ibu melawan anaknya perempuan, dan anak perempuan melawan ibunya, ibu mertua melawan menantunya perempuan dan menantu perempuan melawan ibu mertuanya."


Membawa Pertentangan

Saudara terkasih, hari ini Gereja mengajak kita untuk merenungkan apa yang dibawa Yesus ke dunia ini. Kedatangan-Nya membawa api. Api pengadilan memisahkan yang baik dan jahat. Akibat lebih lanjut dari ini, adalah adanya pertentangan antara kebaikan dan kejahatan. Kita tentu sering menyaksikan bagaimana yang jahat dan baik itu saling berebut pengaruh dan merasa lebih benar dan membawa pengaruh satu sama lain.
Baptisan di sini, bukan secara langsung menunjuk sebagaimana model baptisan sebagaimana kita imani saat ini, sebagai sakramen inisiasi, namun ikut terlibat dalam hidup Yesus. Kematian di dalam Yesus bukan sebuah titik akhir kehidupan, justru awal kehidupan, hidup abadi yang sejati. Kepastian dan kejelasan akan api dan air yang dinyatakan-Nya. Kepastian akan keselamatan.

Saudara terkasih, kebaikan tidak mesti akan diterima dengan baik. Pengaruh kejahatan pun bisa dipakai sehingga seolah-olah baik dan benar oleh kuasa jahat. Kita bisa menyaksikan dengan gamblang saat ini, kejahatan merajalela ketika dikemas oleh kuasa jahat yang telah berkolaborasi dengan erat dengan manusia. Manusia demikian intim dan akrab dengan roh jahat hingga mereka mampu mengelabui kebaikan. Bagaimana hukum selama ini bisa ditekuk-tekuk sesuai kebutuhan pihak-pihak tertentu. Media menjadi sarana untuk membelokkan kebenaran, sehingga yang jahat itu seolah benar. Hal itu tidak jarang menjadi perselisihan berkepanjangan. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar