Kamis Biasa Pekan XXIX (H)
Rm. 6:19-23
Mzm. 1:1-2,3,4,6
Luk. 12:49-53
Rm. 6:19-23
6:19 Aku mengatakan hal ini
secara manusia karena kelemahan kamu. Sebab sama seperti kamu telah menyerahkan
anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan yang membawa
kamu kepada kedurhakaan, demikian hal kamu sekarang harus menyerahkan anggota-anggota
tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kamu kepada pengudusan.
6:20 Sebab waktu kamu hamba
dosa, kamu bebas dari kebenaran.
6:21 Dan buah apakah yang
kamu petik dari padanya? Semuanya itu menyebabkan kamu merasa malu sekarang,
karena kesudahan semuanya itu ialah kematian.
6:22 Tetapi sekarang, setelah
kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh
buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup
yang kekal.
6:23 Sebab upah dosa ialah
maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan
kita.
Luk. 12:49-53
12:49 "Aku datang untuk
melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala!
12:50 Aku harus menerima
baptisan, dan betapakah susahnya hati-Ku, sebelum hal itu berlangsung!
12:51 Kamu menyangka, bahwa
Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan
damai, melainkan pertentangan.
12:52 Karena mulai dari
sekarang akan ada pertentangan antara lima orang di dalam satu rumah, tiga
melawan dua dan dua melawan tiga.
12:53 Mereka akan saling
bertentangan, ayah melawan anaknya laki-laki dan anak laki-laki melawan
ayahnya, ibu melawan anaknya perempuan, dan anak perempuan melawan ibunya, ibu
mertua melawan menantunya perempuan dan menantu perempuan melawan ibu
mertuanya."
Membawa
Pertentangan
Saudara terkasih, hari ini Gereja mengajak kita
untuk merenungkan apa yang dibawa Yesus ke dunia ini. Kedatangan-Nya membawa
api. Api pengadilan memisahkan yang baik dan jahat. Akibat lebih lanjut dari
ini, adalah adanya pertentangan antara kebaikan dan kejahatan. Kita tentu
sering menyaksikan bagaimana yang jahat dan baik itu saling berebut pengaruh
dan merasa lebih benar dan membawa pengaruh satu sama lain.
Baptisan di sini, bukan secara langsung menunjuk
sebagaimana model baptisan sebagaimana kita imani saat ini, sebagai sakramen
inisiasi, namun ikut terlibat dalam hidup Yesus. Kematian di dalam Yesus bukan
sebuah titik akhir kehidupan, justru awal kehidupan, hidup abadi yang sejati. Kepastian
dan kejelasan akan api dan air yang dinyatakan-Nya. Kepastian akan keselamatan.
Saudara terkasih, kebaikan tidak mesti akan
diterima dengan baik. Pengaruh kejahatan pun bisa dipakai sehingga seolah-olah
baik dan benar oleh kuasa jahat. Kita bisa menyaksikan dengan gamblang saat
ini, kejahatan merajalela ketika dikemas oleh kuasa jahat yang telah
berkolaborasi dengan erat dengan manusia. Manusia demikian intim dan akrab
dengan roh jahat hingga mereka mampu mengelabui kebaikan. Bagaimana hukum
selama ini bisa ditekuk-tekuk sesuai kebutuhan pihak-pihak tertentu. Media menjadi
sarana untuk membelokkan kebenaran, sehingga yang jahat itu seolah benar. Hal itu
tidak jarang menjadi perselisihan berkepanjangan. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar