Selasa
Biasa Pekan XXVII (H)
Yun.
3:1-10
Mzm.
130:1-2,3-4ab,7-8
Luk.
10:38-42
Yun.
3:1-10
3:1 Datanglah firman TUHAN
kepada Yunus untuk kedua kalinya, demikian:
3:2 "Bangunlah, pergilah
ke Niniwe, kota yang besar itu, dan sampaikanlah kepadanya seruan yang
Kufirmankan kepadamu."
3:3 Bersiaplah Yunus, lalu
pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman Allah. Niniwe adalah sebuah kota yang
mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya.
3:4 Mulailah Yunus masuk ke
dalam kota itu sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru: "Empat puluh hari
lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan."
3:5 Orang Niniwe percaya
kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa dan mereka, baik orang dewasa
maupun anak-anak, mengenakan kain kabung.
3:6 Setelah sampai kabar itu
kepada raja kota Niniwe, turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya
jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di abu.
3:7 Lalu atas perintah raja
dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian:
"Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan
apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air.
3:8 Haruslah semuanya,
manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada
Allah serta haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan
dari kekerasan yang dilakukannya.
3:9 Siapa tahu, mungkin Allah
akan berbalik dan menyesal serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala
itu, sehingga kita tidak binasa."
3:10 Ketika Allah melihat
perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang
jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya
terhadap mereka, dan Ia pun tidak jadi melakukannya.
Luk.
10:38-42
10:38 Ketika Yesus dan
murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang
perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya.
10:39 Perempuan itu mempunyai
seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus
mendengarkan perkataan-Nya,
10:40 sedang Marta sibuk
sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau
peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia
membantu aku."
10:41 Tetapi Tuhan
menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan
banyak perkara,
10:42 tetapi hanya satu saja
yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil
dari padanya."
Maria
dan Marta Sebuah Pilihan
Saudara terkasih, apa yang dikisahkan dalam
perikopa ini ialah pilihan dalam pelayanan. Marta dan Maria merupakan kisah
yang sangat terkenal kalau berbicara mengenai pelayanan. Marta yang menerima
Yesus dalam rumahnya namun memilih untuk sibuk dengan pelayanan lain yang
ternyata tidak tepat berkaitan dengan pemuridan di dalam Yesus. Perjumpaan yang
harus berisi tanggapan dengan bakti, buktinya adalah duduk bersimpuh dan
mendengarkan Sang Guru.
Marta menilai pelayanan dengan anek kegiatan, makan
dan minum dan menjamu tamu sebagai yang utama merupakan kesalahan yang tidak
semestinya dilakukan oleh murid Yesus. Yesus datang untuk melayani dan bukan
malah minta dilayani. Tidak heran Maria justru yang mendapatkan pujian untuk
kasihnya yang besar itu.
Saudara terkasih pilihan memang sering tidak ada
yang salah atau semuanya benar namun mana yang lebih bernilai dan lebih
memenuhi kehendak Tuhan atau diri sendiri. Enak dan mudah kalau benar dan
salah, tentu kita akan memilih yang benar. Itu relatif mudah, namun ketika baik
dan lebih baik, mana yang lebih mendekati kehendak Tuhan dan lebih memenuhi
keinginan sendiri tentu pengaruh kemampuan dan kedalaman iman ikut terlibat.
Saudara terkasih, dalam hidup sehari-hari kita
sering berhadapan dengan pilihan demikian, mana yang lebih bernilai dan sesuai
dengan kehendak Tuhan dan tidak. Di dalam Tuhan kita tidak akan mendapatkan
kesulitan untuk itu. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar