Sabtu, 24 Oktober 2015

Buah itu Memerlukan Pertobatan

Sabtu Biasa Pekan XXIX (H)
Rm. 8:1-11
Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6
Luk. 13:1-9


Rm. 8:1-11

8:1 Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.
8:2 Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut.
8:3 Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging,
8:4 supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.
8:5 Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.
8:6 Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.
8:7 Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.
8:8 Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah.
8:9 Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.
8:10 Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran.
8:11 Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.


Luk. 13:1-9

13:1 Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan.
13:2 Yesus menjawab mereka: "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu?
13:3 Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian.
13:4 Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem?
13:5 Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian."
13:6 Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya.
13:7 Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!
13:8 Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya,
13:9 mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"



Buah itu Memerlukan Pertobatan

Saudara terkasih Gereja hari ini mengajak kita untuk merenungkan bahwa kita diharapkan menghasilkan buah yang melimpah. Buah itu memerlukan pertobatan. Pribadi yang berbuah melimpah tentu telah menyadari kesalahannya dan berbali karah untuk bertobat.

Tuhan juga memberikan waktu atau kesempatan untuk menunggu kita sadar diri dan melakukan pertobatan. Kalau manusia mengatakan tidak ada waktu dan amppun bagimu, bagaimana mereka bisa menyebuy murid Yesus? Padahal Yesus sendiri memberikan waktu untuk kita bertobat. Namun jangan pula menjadi pembenar untuk kita melakukan banyak dosa dan kesalahan, kan ada waktu untuk bertobat dan Tuhan sabar menantikan kita. Benar bahwa Tuhan memang menantikan kita untuk berubah, namun waktu hadir-Nya Tuhan untuk hidup kita tidak pasti. Jangan sampai karena kita membiarkan nafsu dan kesenangan kita saja lupa saat Tuhan hadir dan mengambil nyawa kita. Bacaan ini berkaitan dengan kesiapsediaan beberapa hari lalu yang kita renungkan. Pembicaraan dan permenungan tidak bisa setengah-setengah sehingga kita salah memahami pesan ini secara utuh. Benar bahwa Tuhan sabar menantikan kita untuk bertobat, namun jangan pula kita seenaknya berbuat dosa karena kedatangan-Nya yang tidak terduga.BD. eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar