Senin
Biasa Pekan XXVII (H)
Yun.
1:1-17,2:10
Yun.
2:2,3,4,5,8
Luk.
10:25-37
Yun.
1:1-17,2:10
1:1 Datanglah firman TUHAN
kepada Yunus bin Amitai, demikian:
1:2 "Bangunlah, pergilah
ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya
telah sampai kepada-Ku."
1:3 Tetapi Yunus bersiap
untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN; ia pergi ke Yafo dan
mendapat di sana sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya
perjalanannya, lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke
Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN.
1:4 Tetapi TUHAN menurunkan
angin ribut ke laut, lalu terjadilah badai besar, sehingga kapal itu
hampir-hampir terpukul hancur.
1:5 Awak kapal menjadi takut,
masing-masing berteriak-teriak kepada allahnya, dan mereka membuang ke dalam
laut segala muatan kapal itu untuk meringankannya. Tetapi Yunus telah turun ke
dalam ruang kapal yang paling bawah dan berbaring di situ, lalu tertidur dengan
nyenyak.
1:6 Datanglah nakhoda
mendapatkannya sambil berkata: "Bagaimana mungkin engkau tidur begitu
nyenyak? Bangunlah, berserulah kepada Allahmu, barangkali Allah itu akan
mengindahkan kita, sehingga kita tidak binasa."
1:7 Lalu berkatalah mereka
satu sama lain: "Marilah kita buang undi, supaya kita mengetahui, karena
siapa kita ditimpa oleh malapetaka ini." Mereka membuang undi dan Yunuslah
yang kena undi.
1:8 Berkatalah mereka
kepadanya: "Beritahukan kepada kami, karena siapa kita ditimpa oleh
malapetaka ini. Apa pekerjaanmu dan dari mana engkau datang, apa negerimu dan
dari bangsa manakah engkau?"
1:9 Sahutnya kepada mereka:
"Aku seorang Ibrani; aku takut akan TUHAN, Allah yang empunya langit, yang
telah menjadikan lautan dan daratan."
1:10 Orang-orang itu menjadi
sangat takut, lalu berkata kepadanya: "Apa yang telah kauperbuat?" --
sebab orang-orang itu mengetahui, bahwa ia melarikan diri, jauh dari hadapan
TUHAN. Hal itu telah diberitahukannya kepada mereka.
1:11 Bertanyalah mereka:
"Akan kami apakan engkau, supaya laut menjadi reda dan tidak menyerang
kami lagi, sebab laut semakin bergelora."
1:12 Sahutnya kepada mereka:
"Angkatlah aku, campakkanlah aku ke dalam laut, maka laut akan menjadi
reda dan tidak menyerang kamu lagi. Sebab aku tahu, bahwa karena akulah badai
besar ini menyerang kamu."
1:13 Lalu berdayunglah
orang-orang itu dengan sekuat tenaga untuk membawa kapal itu kembali ke darat,
tetapi mereka tidak sanggup, sebab laut semakin bergelora menyerang mereka.
1:14 Lalu berserulah mereka
kepada TUHAN, katanya: "Ya TUHAN, janganlah kiranya Engkau biarkan kami
binasa karena nyawa orang ini dan janganlah Engkau tanggungkan kepada kami
darah orang yang tidak bersalah, sebab Engkau, TUHAN, telah berbuat seperti
yang Kaukehendaki."
1:15 Kemudian mereka
mengangkat Yunus, lalu mencampakkannya ke dalam laut, dan laut berhenti mengamuk.
1:16 Orang-orang itu menjadi
sangat takut kepada TUHAN, lalu mempersembahkan korban sembelihan bagi TUHAN
serta mengikrarkan nazar.
1:17 Maka atas penentuan
TUHAN datanglah seekor ikan besar yang menelan Yunus; dan Yunus tinggal di
dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam lamanya.
2:10 Lalu berfirmanlah TUHAN
kepada ikan itu, dan ikan itu pun memuntahkan Yunus ke darat.
Luk.
10:25-37
10:25 Pada suatu kali
berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa
yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
10:26 Jawab Yesus kepadanya:
"Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?"
10:27 Jawab orang itu:
"Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu
dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah
sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
10:28 Kata Yesus kepadanya:
"Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup."
10:29 Tetapi untuk
membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku
manusia?"
10:30 Jawab Yesus:
"Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan
penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga
memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.
10:31 Kebetulan ada seorang
imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari
seberang jalan.
10:32 Demikian juga seorang
Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari
seberang jalan.
10:33 Lalu datang seorang
Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat
orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.
10:34 Ia pergi kepadanya lalu
membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur.
Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu
membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.
10:35 Keesokan harinya ia
menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan
jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.
10:36 Siapakah di antara
ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang
jatuh ke tangan penyamun itu?"
10:37 Jawab orang itu:
"Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus
kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!"
Orang
Samaria Murah Hati
Saudara terkasih, apa yang disampaikan Yesus hari
ini, digunakan Gereja untuk merenungkan bagaimana sikap kita dalam menghadapi
penderitaan orang lain. Konkret bagaimana kita melihat hidup kita sehari-hari,
bagaimana hidup kita hari ini ada semboyan tidak ada makan siang yang gratis. Sikap menolong dan membantu berkaitan
dengan pemikiran ada yang akan diterima tidak, setimpal atau tidak, menguntungkan
atau merugikan. Pilihan yang ada dalam ilustrasi di dalam perikop ini ialah, bagaiman memilih karena mencari aman,
demi Allah, alasan religius demi pembenar atas sikap buruk kita, atau tulus
membantu.
Kita sering memilih mencari pembenar dengan alasan
suci, bagaimana kita mengatakan karena mau Misa tidak bisa membantu orang lain.
Ibadat dalam memuji dan memuliakan Tuhan, namun melupakan orang lain, sesama
kita yang sedang mendewrita, bagi Yesus hal ini bukan pilihan yang baik. Apalagi
mencari aman dan tidak mau terlibat dalam permasalahan orang lain, dalam hal
ini berkaitan dengan maut.
Saudara terkasih, perbuatan baik bukan karena
alasan mendapatkan balasan. Tidak pula melihat siapa yang hendak kita bantu
atau mendapatkan apa. adanya wacana menolong orang sakit harus seagama dan
ide-ide senada tentu sangat jauh dari kehendak Allah yang menciptakan manusia
di dalam keragaman. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar