Hari Minggu Biasa Pekan XXII
Minggu,
31 Agustus 2014,
Yer.
20:7-9
Rm.
12:1-2
Mat.
16:21-27
Yer. 20:7-9
20:7 Engkau telah membujuk
aku, ya TUHAN, dan aku telah membiarkan diriku dibujuk; Engkau terlalu kuat
bagiku dan Engkau menundukkan aku. Aku telah menjadi tertawaan sepanjang hari,
semuanya mereka mengolok-olokkan aku.
20:8 Sebab setiap kali aku
berbicara, terpaksa aku berteriak, terpaksa berseru: "Kelaliman!
Aniaya!" Sebab firman TUHAN telah menjadi cela dan cemooh bagiku,
sepanjang hari.
20:9 Tetapi apabila aku
berpikir: "Aku tidak mau mengingat Dia dan tidak mau mengucapkan firman
lagi demi nama-Nya", maka dalam hatiku ada sesuatu yang seperti api yang
menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku; aku berlelah-lelah untuk
menahannya, tetapi aku tidak sanggup
Rm. 12:1-2
12:1 Karena itu,
saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu
mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang
berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
12:2 Janganlah kamu menjadi
serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga
kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan
kepada Allah dan yang sempurna.
Mat. 16:21-27
16:21 Sejak waktu itu Yesus
mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan
menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan
ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
16:22 Tetapi Petrus menarik
Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah
menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."
16:23 Maka Yesus berpaling
dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan
bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa
yang dipikirkan manusia."
16:24 Lalu Yesus berkata
kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus
menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
16:25 Karena barangsiapa mau
menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa
kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
16:26 Apa gunanya seorang
memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat
diberikannya sebagai ganti nyawanya?
16:27 Sebab Anak Manusia akan
datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu
Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya
Setiap orang yang mau
mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku
Saudara terkasih, Tuhan Yesus memberikan harapan
kepada kita untuk, menyangkal diri, memanggul salibnya, dan mengikuti Aku. Tiga tahap perjalanan
rohani kita untuk dapat berbahagai di dalam DIA.
Menyangkal diri, apa yang dikehendaki Tuhan Yesus
ialah, apa yang kita jalani, kita pilih, kita inginkan, kita rindukan, dan kita
rencana ialah apa yang terbaik dari Tuhan. Kehendak, kerinduan, harapan, dan
apapun yang ada di dalam kita kita kesampingkan dan menomor satukan Tuhan dan
DIA terlebih dahulu. Tuhan menjadi segalanya atas apapun di dunia ini. Kita
hanyalah manusia yang hina, lemah, dan tidak berdaya, namun DIA mengulurkan
tangan kasih-Nya untuk menyelamatkan kita, menguatkan kita, dan membimbing kita
untuk semakin sempurna seperti yang DIA kehendaki. Kita sepenuhnya berorientasi
kepada-Nya. Apapun yang kita lakukan demi DIA, di dalam DIA, dan bersama DIA.
Memanggul Salib, berarti bahwa apapun yang harus
kita jalani perlu kita sadari sebagai rencana Tuhan. Rencana Tuhan yang perlu
kita panggul dengan setia. Memanggul Salib berarti kita ikut serta merasakan
apa yang Tuhan rasakan ketika kita khianati dan berdarah-darah mennagung dosa
kita dengan salib yang pedih. Bukan dosa DIA yang dia panggul namun dosa kita.
Ketika kita memanggul salib itu, karena kesalahan dan dosa kita sendiri.
Memanggul salib juga menyadari rencana Tuhan di dalam hidup kita. Rencana Tuhan
bukan nasib, bukan takdir yang tidak terubahkan. Tuhan penuh kebaikan dan cinta
kasih. Rencana-Nya indah bagi kita dan hidup kita, ketika kita memanggul dan
membawa salib kita dengan sikap rendah hati, terbuka, dan penuh kepasrahan.
Mengikuti Aku, langkah ketiga ialah mengikuti
Tuhan. Apa yang direncanakan Tuhan kita turuti, kita ikuti, kita jalani dengan
penuh kesadaran. Kesadaran sebagai hamba Tuhan yang tidak berdaya.
Ketidakberdayaan kita hanya membuat kita semakin lemah ketika kita terpisah
dengan DIA. Kesatuan di dalam DIA yang akan memberikan kita manusia lemah ini
menjadi berdaya. Apapun yang kita lakukan, apappun yang kita usahakan, apapun
yang kita rencanakan kalau tidak mengikuti-Nya merupakan kesia-siaan semata. Di
dalam DIA lah semuanya mungkin.BD.eLeSHa.