Selasa, 04 Desember 2018

Syukur dan Sukacita


Selasa Biasa Adven I (U)
Yes. 11:1-10
Mzm.72:2,7-8,12-13,17
Luk. 10:21-24




Yes. 11:1-10

11:1 Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.
11:2 Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN;
11:3 ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang.
11:4 Tetapi ia akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan, dan akan menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di negeri dengan kejujuran; ia akan menghajar bumi dengan perkataannya seperti dengan tongkat, dan dengan nafas mulutnya ia akan membunuh orang fasik.
11:5 Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang.
11:6 Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya.
11:7 Lembu dan beruang akan sama-sama makan rumput dan anaknya akan sama-sama berbaring, sedang singa akan makan jerami seperti lembu.
11:8 Anak yang menyusu akan bermain-main dekat liang ular tedung dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak.
11:9 Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan TUHAN, seperti air laut yang menutupi dasarnya.
11:10 Maka pada waktu itu taruk dari pangkal Isai akan berdiri sebagai panji-panji bagi bangsa-bangsa; dia akan dicari oleh suku-suku bangsa dan tempat kediamannya akan menjadi mulia.



Luk. 10:21-24

10:21 Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.
10:22 Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorang pun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu.”
10:23 Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya tersendiri dan berkata: “Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat.
10:24 Karena Aku berkata kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.”



Syukur dan Sukacita

Saudara terkasih, hari ini kita diajak untuk merenungkan suka cita karya Allah di dalam Roh, bagaimana suka cita itu karena di dalam Roh dan kembali sebagai ungkapan syukur kepada Allah. Perlu menjadi  pegangan dan gambaran kita, bagaimana suka cita dan syukur itu dijalankan.
Suka cita apa yang Yesus syukuri? Ternyata Yesus bersyukur karena para murid menjadi yang pertama siapa Yesus. Jati diri Yesus yang hakiki diberikan kepada para murid, pribadi sederhana, bukan siapa-siapa. Apa yang disampaikan kepada orang sederhana itu tidak disampaikan kepada cerdik pandai. Tentu bukan karena membenci orang pandai, namun bahwa kesiapsediaan, kesederhanaan hati dan budi yang menjadi pertimbangan. Lebih lagi adalah kehendak Allah kepada siapa DIA berkenan.
Mengapa jati diri Yesus harus disampaikan? Tugas para murid adalah mewartakan khabar suka cita dan khabar gembira.  Hal itulah yang disampaikan agar bisa mengenalkan dengan baik, siapa Yesus itu. Mereka harus tahu, mengalami, kenal, dan merasakan kasih yang sejati itu terlebih dahulu.
Hidup para murid yang selalu bersama Yesus pun bukan tidak ada maksudnya. Mereka hidup bersama, melakukan aktivits yang sama agar bisa menjadi saksi dan hidup bersama supaya  bisa lebih menghayati. Bagaimana Yesus itu mereka pahami, kenal, dan merasakan sentuhan langsungnya. Apa yang mereka ajarkan itu bukan pengetahuan, konsep, namun pengalaman langsung dari Sang Guru Agung.
Kini, bagi kita, apa yang bisa dilakukan untuk mengenal Yesus? Membaca, merenungkan KS, dan melakukannya dalam hidup sehari-hari. Iman tanpa mengamalkan dalam perbuatan sama juga hanya semata konsep dan hafalan bukan itu. Tahu saja tidak cukup jika tidak membagikannya dalam hidup sehari-hari.
Salah satu buah iman dan pengenalan akan pribadi Yesus itu rasa syukur. Bagaimana syukur menjadi penting dan mendasar bagi hidup beriman. Syukur sebagai ungkapan suka cita. Pribadi beriman itu penuh syukur dan hidup di dalam suka cita. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar