Rabu, 05 Desember 2018

Belas Kasihan Tuhan dan Menghindar ala Manusia


Rabu Biasa Pekan Adven I (U)
Yes. 25:6-10
Mzm. 23:1-6
Mat. 15:29-37




Yes. 25:6-10

25:6 TUHAN semesta alam akan menyediakan di gunung Sion ini bagi segala bangsa-bangsa suatu perjamuan dengan masakan yang bergemuk, suatu perjamuan dengan anggur yang tua benar, masakan yang bergemuk dan bersumsum, anggur yang tua yang disaring endapannya.
25:7 Dan di atas gunung ini TUHAN akan mengoyakkan kain perkabungan yang diselubungkan kepada segala suku bangsa dan tudung yang ditudungkan kepada segala bangsa-bangsa.
25:8 Ia akan meniadakan maut untuk seterusnya; dan Tuhan ALLAH akan menghapuskan air mata dari pada segala muka; dan aib umat-Nya akan dijauhkan-Nya dari seluruh bumi, sebab TUHAN telah mengatakannya.
25:9 Pada waktu itu orang akan berkata: "Sesungguhnya, inilah Allah kita, yang kita nanti-nantikan, supaya kita diselamatkan. Inilah TUHAN yang kita nanti-nantikan; marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita oleh karena keselamatan yang diadakan-Nya!"
25:10 Sebab tangan TUHAN akan melindungi gunung ini, tetapi Moab akan diinjak-injak di tempatnya sendiri, sebagai jerami diinjak-injak dalam lobang kotoran.

Mat. 15:29-37

15:29 Setelah meninggalkan daerah itu, Yesus menyusur pantai danau Galilea dan naik ke atas bukit lalu duduk di situ.
15:30 Kemudian orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya membawa orang lumpuh, orang timpang, orang buta, orang bisu dan banyak lagi yang lain, lalu meletakkan mereka pada kaki Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya.
15:31 Maka takjublah orang banyak itu melihat orang bisu berkata-kata, orang timpang sembuh, orang lumpuh berjalan, orang buta melihat, dan mereka memuliakan Allah Israel.
15:32 Lalu Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: "Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan."
15:33 Kata murid-murid-Nya kepada-Nya: "Bagaimana di tempat sunyi ini kita mendapat roti untuk mengenyangkan orang banyak yang begitu besar jumlahnya?"
15:34 Kata Yesus kepada mereka: "Berapa roti ada padamu?" "Tujuh," jawab mereka, "dan ada lagi beberapa ikan kecil."
15:35 Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah.
15:36 Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti dan ikan-ikan itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya memberikannya pula kepada orang banyak.
15:37 Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, tujuh bakul penuh.




Belas Kasihan Tuhan dan Menghindar ala Manusia

Saudara terkasih, hari ini kita diajak merenungkan firman Tuhan mengenai belas kasihan Tuhan. Tuhan tergerak untuk menolong banyak orang yang menderita. Berbagai penderitaan manusiawi IA bebaskan. Lebih dalam lagi Ia juga mengajarkan keagamaan dan kebutuhan rohani yang memang menjadi prioritas-Nya. Orang timpang sembuh, orang lumpuh berjalan, orang buta melihat dan si bisu berkata-kata. Ini hanya terjadi pada era Mesias.
Ternyata tidak hanya itu apa yang IA lakukan, ketika orang yang mengikuti-Nya selama tiga hari, perbekalan banyak yang sudah habis, IA tidak tega untuk menyuruh mereka pulang. Lagi-lagi hati-Nya tergerak oleh belas kasihan.
Pilihan manusiawi dan kita juga di dalamnya adalah kendala dulu, berpikir akan halangan, berbeda dengan Tuhan yang tergerak oleh belas kasihan. Orientasi pada kebutuhan orang lain yang perlu dibantu. Kendala itu akan teratasi jika memang berniat membantu. Akan ada jalan, kesempatan, dan peluang yang sering tidak terduga jika memang hendak mengulurkan tangan, akan meringankan beban saudara kita.
Kita sering jatuh di dalam sikap pesimisme, merasa tidak akan bisa, atau minimal merasa cukup dengan apa yang kita lakukan itu. Tidak cukup. Tuhan menghendaki kita mengatasi rasa cepat puas, fokus kita kendala, peluang tidak akan tersingkapkan, halangan demi halangan yang akan muncul. Salah satu kepuasan yang tidak atut kita idap adalah mengenai ritual, perayaan, atau liturgis semata. Sepanjang sudah melakukan kegiatan ibadah, misa, atau liturgi yang lainnya meras bahwa itu sudah cukup. Melihat orang menderita, menyaksikan ketidakadilan, dan menjumpai kebenaran yang tergadai pun dia saja.
Keseimbangan yang spiritual dan yang jasmani itu penting. Bagaimana Yesus mengajar para murid, pun IA menyediakan bagi mereka makan. Buat apa ketika mengatakan hal-hal yang rohani, namun pada sisi lain mereka kelaparan?  Tidak boleh ada perilaku demikian. jangan pula menimbun makanan dan materi, dan abai akan kebutuhan yang rohani tentunya.BD.eLeSHa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar