HARI RAYA
NATAL (P)
Yes. 9:1-6
Mzm.
96:1-2a,2b-3,11-12,13
Tit.
2:11-14
Luk. 2:1-14
Yes. 9:1-6
9:1 Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang
yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar.
9:2 Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorak, dan sukacita yang
besar; mereka telah bersukacita di hadapan-Mu, seperti sukacita di waktu panen,
seperti orang bersorak-sorak di waktu membagi-bagi jarahan.
9:3 Sebab kuk yang menekannya dan gandar yang di atas bahunya
serta tongkat si penindas telah Kaupatahkan seperti pada hari kekalahan Midian.
9:4 Sebab setiap sepatu tentara yang berderap-derap dan setiap
jubah yang berlumuran darah akan menjadi umpan api.
9:5 Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera
telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan
namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal,
Raja Damai.
9:6 Besar
kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud
dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan
keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN
semesta alam akan melakukan hal ini
Tit.
2:11-14
2:11 Karena kasih karunia
Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata.
2:12 Ia mendidik kita supaya
kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita
hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini
2:13 dengan menantikan
penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah
yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus,
2:14 yang telah menyerahkan
diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan
bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik
Luk. 2:1-14
2:1 Pada waktu itu Kaisar
Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di
seluruh dunia.
2:2 Inilah pendaftaran yang
pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria.
2:3 Maka pergilah semua orang
mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri.
2:4 Demikian juga Yusuf pergi
dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, --
karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud --
2:5 supaya didaftarkan
bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung.
2:6 Ketika mereka di situ
tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin,
2:7 dan ia melahirkan seorang
anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan
dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah
penginapan.
2:8 Di daerah itu ada
gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu
malam.
2:9 Tiba-tiba berdirilah
seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi
mereka dan mereka sangat ketakutan.
2:10 Lalu kata malaikat itu
kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu
kesukaan besar untuk seluruh bangsa:
2:11 Hari ini telah lahir
bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.
2:12 Dan inilah tandanya
bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring
di dalam palungan."
2:13 Dan tiba-tiba tampaklah
bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji
Allah, katanya:
2:14 "Kemuliaan bagi
Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia
yang berkenan kepada-Nya."
Natal dan Kita
Saudara terkasih, Natal itu memberikan banyak hal
inspiratif bagi kita, sekaligus bahwa itu adalah Karya keselamatan Allah sudah
menjadi nyata. Penjelasan teologis sudah cukup banyak dan sering kita pelajari
dan renungkan. Pada sisi lain, kita perlu melihat dengan lebih mendalam.
Salah satu yang perlu kita renungkan dalam hidup
bersama sebagai sebuah bangsa adalah, pro-kontra dan ribet soal ucapan selamat
Natal. Hal yang malah bisa mengganggu persiapan menyambut Sang Penebus. Sejatinya
tidak ada yang penting karena sama sekali tidak menambah kualitas iman kita. Yang
ada hanya mengganggu kualitas iman kita jika tidak kita sadari dengan baik. Perasaan
jengkel, marah, dan tidak jarang bisa berharap terlalu banyak pada hal-hal yang
tidak mendasar.
Kemampuan kita untuk memahami esensi Natal yang
sejati sering hanya sekadar pesta Natal, kemeriahan di dalam lagu-lagu, dan
kadang kita sering fokus pada itu, namun lupa kalau ada hal lain yang tidak kalah
lebih penting. Bagaimana kedatangan-Nya
itu untuk menyelamatkan bukan merepotkan manusia.
Ada pula keasyikan kita di dalam mempersiapkan
dalam segi fisik, menghias gedung gereja, rumah, pohon Natal, dan seterusnya
malah membuat kita kecapekan dan bisa kecapekan dan tidak ingat apa yang
seharusnya kita lakukan. Bagaimana kita abai akan rekonsiliasi, merenungkan
Kitab Suci, berkegiatan di lingkungan untuk menambah kekayaan dan keindahan
batin kita.
Saudara terkasih, Natal yang sejati adalah Khabar
Suka Cita di mana kita menerima Penyelamat Dunia, bukan karena jasa kita
semata. Ada Kekuatan Yang Jauh lebih besar, di mana Allah yang berkenan melawat
umat-Nya, di antaranya adalah kita. Kita yang sempat tersesat, di mana kita
pernah salah jalan, dan hilang dari kesatuan dengan Tuhan Allah kita. IA
berupaya menyatukan dan mengembalikan kesatuan dan relasi yang sempat terkoyak
itu. Kesatuan yang direkatkan oleh kehadiran Yesus, Allah yang melawat
anak-anak-Nya.
Kasih karunia Allah yang hadir dan melawat umat-Nya,
perlu jawaban yang setimpal, dan itu jawaban yang diharapkan Allah adalah “YA”
dan itu juga perlu. Mengapa demikian? Jawaban yang sangat diharapkan Tuhan
Allah sebagai balasan yang sepadan, tanggapan yang sebanding atas sapaan,
lawatan, dan rancangan Tuhan. Ungkapan iman dari pihak manusia sebagai
tanggapan, reaksi, dan jawaban setara atas kasih Allah. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar