Senin, 24 Desember 2018

Pilihan Maria dan Perjumpaan


MINGGU ADVEN IV(U)
Mi. 5:2-5
Mzm. 80:2ac, 3b, 15-16,18-19
Ibr. 10:5-10
Luk. 1:39-45




Mi. 5:2-5

5:2 Sebab itu ia akan membiarkan mereka sampai waktu perempuan yang akan melahirkan telah melahirkan; lalu selebihnya dari saudara-saudaranya akan kembali kepada orang Israel.
5:3 Maka ia akan bertindak dan akan menggembalakan mereka dalam kekuatan TUHAN, dalam kemegahan nama TUHAN Allahnya; mereka akan tinggal tetap, sebab sekarang ia menjadi besar sampai ke ujung bumi,
5:4 dan dia menjadi damai sejahtera. Apabila Asyur masuk ke negeri kita dan apabila ia menginjak tanah kita, maka kita akan membangkitkan melawan dia tujuh gembala, bahkan delapan pemimpin manusia.
5:5 Mereka itu akan mencukur negeri Asyur dengan pedang dan negeri Nimrod dengan pedang terhunus; mereka akan melepaskan kita dari Asyur, apabila ia ini masuk ke negeri kita dan menginjak daerah kita.

Ibr.  10:5-10

10:5 Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki -- tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku --.
10:6 Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan.
10:7 Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku."
10:8 Di atas Ia berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya" -- meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat --.
10:9 Dan kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua.
10:10 Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.


Luk. 1:39-45

1:39 Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda.
1:40 Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet.
1:41 Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus,
1:42 lalu berseru dengan suara nyaring: "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.
1:43 Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?
1:44 Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan.
1:45 Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana."




Pilihan Maria dan Perjumpaan

Saudara terkasih, hari ini kita diajak merenungkan Firman Tuhan mengenai kualitas Maria. Bagaimana Maria sebagai gadis belia harus menanggung beban sedemikian besar, berani menyatakan IYA atas perbuatan ajaib di dalam karya keselamatan. Tentu ia memiliki beban atas konsekuensi iman itu, tidak terlepas juga beban sosial budaya. Pilihan cerdas ia berbagi dengan saudaranya, yang sama-sama memiliki tanggungan yang sama.
Tentu bahwa kita bukan hendak melihat Maria merasa beratnya, namun bagaimana ia memandang itu semua dengan kerelaan hati sehingga menjadi ringan. Ia tentu berbagi bersama Elisabet. Dan luar biasa yang boleh kita pelajari, menjadi teladan hidup, adalah kualitas di mana Maria yang “membawa” Yesus memberikan suka cita besar. Bagi Elisabet yang sedang “bingung” bayangkan suami tiba-tiba bisu, mengandung di masa ssangat tua, itu bukan hal ringan. Kedatangan Yesus membuatnya bersuka cita, termasuk bayi yang ada di dalam kandungannya pun melonjak kegirangan.
Saudara terkasih, jika hal ini terjadi hari ini, kita akan memviralkannya dulu, urusan belakangan. Maria dan Elisabet melihat rencana Allah itu dalam bingkai iman, mereka memilih saling menguatkan dan menenguhkan satu sama lain. Hidup mereka semakin, hidup, semakin berkualitas, dan makin memberikan warna.
Ungkapan iman karena adanya dua kualitas anak-anak yang akan lahir itu turut mengubah ibu-ibu mereka. Mereka bukan lagi gadis dan ibu biasa karena tugas mereka sungguh berat dan tidak main-main.
Saudara terkasih, kita memiliki pilihan di dalam hidup ini, pilihan ada di tangan kita, mau bersama dengan Tuhan atau memilih memisahkan diri dengan-Nya. Perbedaan yang akan signifikan, bersama dengan Tuhan yang sering harus menyangkal dunia, dan sebaliknya, meninggalkan Tuhan berarti bersama dengan dunia. Di dalam Tuhan kita akan mendapatkan jalan yang sering tidak mudah dalam kaca mata dunia. Maria telah memberikan teladan di dalam memilih itu.
Di dalam Tuhan kadang tidak mudah memang, namun jangan takut karena Tuhan juga yang akan menguatkan langkah laku kita. Ini yang sering kita lupa, ada Tuhan dan ada kasih-Nya yang akan menjadi kekuatan dan kemampuan kita menjadi berbeda. Kadang tidak akan sanggup jika menghitung secara manusiawi, namun toh bisa juga bukan? Itulah kehadiran Tuhan. BD.eLeSHa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar