Selasa, 11 Desember 2018

Apapun demi yang Berharga


Selasa Biasa Adven II (U)
Yes. 40:1-11
Mzm. 96:1-2,3,10ac,11-13
Mat. 18:12-14


Yes. 40:1-11

40:1 Hiburkanlah, hiburkanlah umat-Ku, demikian firman Allahmu,
40:2 tenangkanlah hati Yerusalem dan serukanlah kepadanya, bahwa perhambaannya sudah berakhir, bahwa kesalahannya telah diampuni, sebab ia telah menerima hukuman dari tangan TUHAN dua kali lipat karena segala dosanya.
40:3 Ada suara yang berseru-seru: "Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!
40:4 Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran;
40:5 maka kemuliaan TUHAN akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama; sungguh, TUHAN sendiri telah mengatakannya."
40:6 Ada suara yang berkata: "Berserulah!" Jawabku: "Apakah yang harus kuserukan?" "Seluruh umat manusia adalah seperti rumput dan semua semaraknya seperti bunga di padang.
40:7 Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, apabila TUHAN menghembusnya dengan nafas-Nya. Sesungguhnyalah bangsa itu seperti rumput.
40:8 Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya."
40:9 Hai Sion, pembawa kabar baik, naiklah ke atas gunung yang tinggi! Hai Yerusalem, pembawa kabar baik, nyaringkanlah suaramu kuat-kuat, nyaringkanlah suaramu, jangan takut! Katakanlah kepada kota-kota Yehuda: "Lihat, itu Allahmu!"
40:10 Lihat, itu Tuhan ALLAH, Ia datang dengan kekuatan dan dengan tangan-Nya Ia berkuasa. Lihat, mereka yang menjadi upah jerih payah-Nya ada bersama-sama Dia, dan mereka yang diperoleh-Nya berjalan di hadapan-Nya.
40:11 Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati.


Mat. 18:12-14

18:12 "Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu?
18:13 Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat.
18:14 Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorang pun dari anak-anak ini hilang.



Apapun demi yang Berharga

Saudara terkasih, hari ini kita diajak untuk merenungkan firman Tuhan mengenai betapa berharganya kita. Tuhan menggunakan ilustrasi seorang pengembala, di mana itu adalah alam hidup ketika Tuhan menyatakan hal tersebut. Gembala  menganggap gembalaannya adalah yang utama, ia pun rela berkorban demi gembalaannya tidak ada yang hilang atau dimangsa binatang buas. Dirinya sendiri pun direlakan, dikalhkan.
Itu adalah simbolisasi dari kasih Tuhan atas kita. Tuhan selalu mencari dan menemukan yang tersesat. Satupun Ia cari sampai ketemu.  Kita anak-anak-Nya tidak dibiarkan-Nya tersesat dan di dalam bahaya. Gambaran kasih Tuhan yang sangat membantu kita.
Berbeda dengan manusia yang lebih memilih dirinya sendiri dan meninggalkan sesamanya. Tuhan tidak akan berbuat demikian, karena jika demikian IA mengingkari jati diri sejati. Tuhan memang bukan manusia yang lebih memilih diri sendiri dulu.
Sering bukan dalam keseharian kita, hilang satu toh masih ada lebih banyak. Sikap radikal, sangat berbeda dengan pilihan kita, dilakukan Tuhan. Tuhan konsentrasi pada satu yang hilang, karena yang 99 sudah aman di jalurnya sendiri. Sudah jaminan tidak akan kenapa-napa.
Saudara terkasih, kita ini sangat berharga. Gambaran mudah soal ini adalah bagi muda-mudi yang sedang jatuh cinta, tentu akan tampil yang terbaik jika bertemu sang pujaan hati. Atau bapak dan ibu akan melakukan yang terbaik bagi anak-anaknya. Padahal si anak melakukan yang sebaliknya. Itu jelas bisa kita lakukan, namun tentu ada batas, kadang juga terpaksa serta dengan bersungut-sungut. Sikap yang berbeda ditunjukkan Tuhan. IA tidak akan jengkel, marah, atau menggerutu, karena kasih-Nya itu tidak terbatas.
Kasih Tuhan itu diberikan karena menilai kita adalah berharga. Tuhan menciptakan kita sebagai ciptaan yang sangat berharga. Berharga sehingga selalu dijaga, dipelihara, dan dirawat agar tidak mendapatkan kesulitan, apalagi sampai tersesat.
Saudara terkasih, di masa Adven ini, kita diajak untuk mengarah sebagaimana Tuhan lakukan. Jatuh dan kadang gawal itu manusiawi, asal bukan berdalih manusiawi kemudian menjatuhkan diri, bukan demikian itu. Kita mencoba sebaik mungkin, memperbaiki diri di dalam perlindungan dan bimbingan Tuhan. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar