Pw. S. Lusia,
Prw Mrt (M)
Yes.
41:13-20
Mzm.
145:1,9-13ab
Mat. 11:28-30
41:13 Sebab Aku ini, TUHAN, Allahmu, memegang tangan kananmu dan
berkata kepadamu: "Janganlah takut, Akulah yang menolong engkau."
41:14 Janganlah takut, hai si cacing Yakub, hai si ulat Israel!
Akulah yang menolong engkau, demikianlah firman TUHAN, dan yang menebus engkau
ialah Yang Mahakudus, Allah Israel.
41:15 Sesungguhnya, Aku membuat engkau menjadi papan pengirik yang
tajam dan baru, dengan gigi dua jajar; engkau akan mengirik gunung-gunung dan
menghancurkannya, dan bukit-bukit pun akan kaubuat seperti sekam.
41:16 Engkau akan menampi mereka, lalu angin akan menerbangkan
mereka, dan badai akan menyerakkan mereka. Tetapi engkau ini akan
bersorak-sorak di dalam TUHAN dan bermegah di dalam Yang Mahakudus, Allah
Israel.
41:17 Orang-orang sengsara dan orang-orang miskin sedang mencari
air, tetapi tidak ada, lidah mereka kering kehausan; tetapi Aku, TUHAN, akan
menjawab mereka, dan sebagai Allah orang Israel Aku tidak akan meninggalkan
mereka.
41:18 Aku akan membuat sungai-sungai memancar di atas bukit-bukit
yang gundul, dan membuat mata-mata air membual di tengah dataran; Aku akan
membuat padang gurun menjadi telaga dan memancarkan air dari tanah kering.
41:19 Aku akan menanam pohon aras di padang gurun, pohon penaga,
pohon murad dan pohon minyak; Aku akan menumbuhkan pohon sanobar di padang
belantara dan pohon berangan serta pohon cemara di sampingnya,
41:20 supaya semua orang melihat dan mengetahui, memperhatikan dan
memahami, bahwa tangan TUHAN yang membuat semuanya ini dan Yang Mahakudus,
Allah Israel, yang menciptakannya.
11:11 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang
dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari
pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar
dari padanya.
11:12 Sejak tampilnya Yohanes Pembaptis hingga sekarang, Kerajaan
Sorga diserong dan orang yang menyerongnya mencoba menguasainya.
11:13 Sebab semua nabi dan kitab Taurat bernubuat hingga tampilnya
Yohanes
11:14 dan -- jika kamu mau menerimanya -- ialah Elia yang akan
datang itu.
11:15 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!
Kata cerita kuno:
Lusia lahir di Sirakusa, di pulau Sisilia, Italia pada abad ke-4. Orangtuanya
adalah bangsawan Italia yang beragama Kristen. Ayahnya meninggal dunia ketika
ia masih kecil, sehingga perkembangan dirinya sebagian besar ada dalam
tanggungjawab ibunya Eutychia. Semenjak usia remaja, Lusia sudah berikrar untuk
hidup suci murni. Ia berjanji tidak menikah. Namun ketika sudah besar, ibunya
mendesak dia agar mau menikah dengan seorang pemuda kafir. Hal ini ditolaknya
dengan tegas. Pada suatu ketika ibunya jatuh sakit. Lusia mengusulkan agar
ibunya berziarah ke makam Santa Agatha di Kathania untuk memohon kesembuhan.
Usulannya ditanggapi baik oleh ibunya. Segera mereka ke Kathania. Apa yang
dikatakan Lusia ternyata benar-benar dialami ibunya. Doa permohonan mereka
dikabulkan: sang ibu sembuh. Bahkan Santa Agatha sendiri menampakkan diri
kepada mereka berdua. Sebagai tanda syukur, Lusia diizinkan ibunya tetap teguh
dan setia pada kaul kemurnian hidup yang sudah diikrarkannya kepada Kristus.
Kekaisaran Romawi pada
waktu itu diperintahi oleh Diokletianus, seorang kaisar kafir yang bengis. Ia
menganggap diri keturunan dewa; oleh sebab itu seluruh rakyat harus
menyembahnya atau menyembah patung dewa-dewa Romawi. Umat Kristen yang gigih
membela dan mempertahankan imannya menjadi korban kebengisan Diokletianus.
Mereka ditangkap, disiksa dan dibunuh. Situasi ini menjadi kesempatan emas bagi
pemuda-pemuda yang menaruh hati pada Lusia namun ditolak lamarannya: mereka
benci dan bertekad membalas dendamnya dengan melaporkan identitas keluarga
Lusia sebagai keluarga Kristen kepada kaisar. Kaisar termakan laporan ini
sehingga Lusia pun ditangkap; mereka merayu dan membujuknya dengan berbagai
cara agar bisa memperoleh kemurniannya. Tetapi Lusia tak terkalahkan. Ia
bertahan dengan gagah berani. Para musuhnya tidak mampu menggerakkan dia karena
Tuhan memihaknya. Usahanya untuk membakar Lusia tampak tak bisa dilaksanakan.
Akhirnya seorang algojo memenggal kepalanya sehingga Lusia tewas sebagai martir
Kristus oleh pedang seorang algojo kafir.
Lusia dihormati di Roma, terutama di Sisilia sebagai perawan dan
martir yang sangat terkenal sejak abad ke-6. Untuk menghormatinya, dibangunlah
sebuah gereja di Roma. Namanya dimasukkan dalam Doa Syukur Agung Misa. Mungkin
karena namanya berarti 'cahaya' maka pada Abad Pertengahan orang berdoa dengan
perantaraannya memohon kesembuhan dari penyakit mata. Konon, pada waktu ia
disiksa, mata Lusia dicungkil oleh algojo-algojo yang menderanya; ada pula
cerita yang mengatakan bahwa Lusia sendirilah yang mencungkil matanya dan
menunjukkan kepada pemuda-pemuda yang mengejarnya. Ia wafat sebagai martir pada
tanggal 13 Desember 304. Semoga kisah suci hidup Santa Lusia memberi peringatan
kepada kita, lebih-lebih para putri kita yang manis-manis, supaya bertekun
dalam doa dan mohon perlindungannya.Imankatolik.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar