Minggu, 30 Desember 2018

Keluarga Kudus dan Keberadaannya


PESTA KELUARGA KUDUS (P)
1 Sam. 1:20-22,24-28
Mzm. 84:2-3,5-6,9-10
1 Yoh.3:1-2,21-24
Luk. 2:41-52




1 Sam. 1:20-22,24-28

1:20 Maka setahun kemudian mengandunglah Hana dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ia menamai anak itu Samuel, sebab katanya: "Aku telah memintanya dari pada TUHAN."
1:21 Elkana, laki-laki itu, pergi dengan seisi rumahnya mempersembahkan korban sembelihan tahunan dan korban nazarnya kepada TUHAN.
1:22 Tetapi Hana tidak ikut pergi, sebab katanya kepada suaminya: "Nanti apabila anak itu cerai susu, aku akan mengantarkan dia, maka ia akan menghadap ke hadirat TUHAN dan tinggal di sana seumur hidupnya."
1:24 Setelah perempuan itu menyapih anaknya, dibawanyalah dia, dengan seekor lembu jantan yang berumur tiga tahun, satu efa tepung dan sebuyung anggur, lalu diantarkannya ke dalam rumah TUHAN di Silo. Waktu itu masih kecil betul kanak-kanak itu.
1:25 Setelah mereka menyembelih lembu, mereka mengantarkan kanak-kanak itu kepada Eli;
1:26 lalu kata perempuan itu: "Mohon bicara tuanku, demi tuanku hidup, akulah perempuan yang dahulu berdiri di sini dekat tuanku untuk berdoa kepada TUHAN.
1:27 Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan TUHAN telah memberikan kepadaku, apa yang kuminta dari pada-Nya.
1:28 Maka aku pun menyerahkannya kepada TUHAN; seumur hidup terserahlah ia kiranya kepada TUHAN." Lalu sujudlah mereka di sana menyembah kepada TUHAN.


1 Yoh.3:1-2,21-24

3:1 Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.
3:2 Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
3:21 Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah,
3:22 dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.
3:23 Dan inilah perintah-Nya itu: supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita.
3:24 Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan demikianlah kita ketahui, bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita.


Luk. 2:41-52

2:41 Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah.
2:42 Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu.
2:43 Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya.
2:44 Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka.
2:45 Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia.
2:46 Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka.
2:47 Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya.
2:48 Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: "Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau."
2:49 Jawab-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?"
2:50 Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka.
2:51 Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.
2:52 Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.




Keluarga Kudus dan Keberadaannya


Saudara terkasih, hari ini  kita merayakan Pesta Keluarga Kudus. Di mana anggota keluarga yang terdiri atas Yesus dalam naungan Maria dan Yusuf. Tokoh sentral jelas dalam pribadi Yesus, hari ini dalam bacaan Injil berperilaku sebagai abg, di mana usia 12 tahun dalam adat budaya Yahudi sudah mulai masuk dalam anggota masyarakat secara penuh.
Tradisi Yahudi memberikan perhatian penting bagi tahap inisiasi anak laki-laki memasuki  tahap kedewasaan. Mreka mulai belajar Taurat. Usia 0-2/3 tahun dalam asuhan sepenuhnya ibu, hingga selajutnya menjadi tanggungan ayah hingga usia 12-13 tahun, dan di bawah Taurat langsung, melalui guru-guru da di dalam Bait Allah.
Peran Maria dan Yusuf jelas cukup besar, dan bukan hanya pura-pura, atau sekadar titipan karena Anak Allah itu. Tidak demikian, Maria dan Yusuf jadi orang tua yang sesungguhnya. Mereka mendidik dan memberikan pembinaan sepenuhnya, baik sebagai anak-anak ataupun sebagai warga Yahudi yang baik.
Maria memegang peran cukup sentral da kuat, karena sejak awal ia sanggup mengatakan terjadilah padaku menurut perkataanmu, sebagai jawaban atas tawaran Allah melalui malaikat Gabriel. Konsekuensi berat dan sangat susah ia sanggupi dan ambil, tanpa mau diliputi ketakutan dan kecemasan. Pelarian ke Mesir, Maria  juga terlibat. Selain mengasuh, mereka juga melindungi Yesus, Sang  Mesias agar selamat, hingga saatnya.
Yusuf pun tidak kalah berartnya, ia menerima tunangannya yang hamil. Rajam bisa mengantar nyawanya ke alam keabadian, toh ia yidak takut dan diambil risiko itu. Pengungsian ke Mesir untuk melindungi Sang Emanuel agar tetap hidup. pilihan sangat berat pun ia jalani.
Kedua orang tua yang luar biasa, mampu memberikan pengaruh, dampak, dan juga pendidikan karakter bagi Yesus. Lihat bagaimana Yesus sebagai Anak Yahudi, Ia mampu belajar dengan luar biasa, bisa berjawab dengan para guru-guru ulung waktu itu. Ini tentu berkat didikan kedua orang tua yang rendah hati itu.
Maria yang menerima beban sangat berat, memilih itu menyimpan dalam hati. Menyimpan bukan dalam arti egois, pun tidak mau menjadi masalah, demi aman, tidak demikian. Pilihan yang berkualitas karena ia hanya mengandalkan Tuhan dalam hal demikian. Sikap berserah jauh lebih dominan.
Saudara terkasih, maukah kita menjadi tempat orang untuk berlindung dalam arti apapun, sesuai dengan kapasitas kita masing-masing. Memberikan pendidikan bagi pihak lain tanpa memikirkan pamrih? Kualitas Keluarga Kudus yang perlu kita perjuangan demikian. Maria dan Yusuf sudah mengawali. Memberikan perlindungan dan membina. BD.eLeSHa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar