Rabu, 26 Desember 2018

Seri Keteladanan Para Kudus


Senin Khusus Adven (U)
2 Sam. 7:1-5,8-12,16
Mzm. 89:2-3,4-5,27,29
Luk. 1:67-79




2 Sam. 7:1-5,8-12,16

7:1 Ketika raja telah menetap di rumahnya dan TUHAN telah mengaruniakan keamanan kepadanya terhadap semua musuhnya di sekeliling,
7:2 berkatalah raja kepada nabi Natan: "Lihatlah, aku ini diam dalam rumah dari kayu aras, padahal tabut Allah diam di bawah tenda."
7:3 Lalu berkatalah Natan kepada raja: "Baik, lakukanlah segala sesuatu yang dikandung hatimu, sebab TUHAN menyertai engkau."
7:4 Tetapi pada malam itu juga datanglah firman TUHAN kepada Natan, demikian:
7:5 "Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman TUHAN: Masakan engkau yang mendirikan rumah bagi-Ku untuk Kudiami?
7:8 Oleh sebab itu, beginilah kaukatakan kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Akulah yang mengambil engkau dari padang, ketika menggiring kambing domba, untuk menjadi raja atas umat-Ku Israel.
7:9 Aku telah menyertai engkau di segala tempat yang kaujalani dan telah melenyapkan segala musuhmu dari depanmu. Aku membuat besar namamu seperti nama orang-orang besar yang ada di bumi.
7:10 Aku menentukan tempat bagi umat-Ku Israel dan menanamkannya, sehingga ia dapat diam di tempatnya sendiri dengan tidak lagi dikejutkan dan tidak pula ditindas oleh orang-orang lalim seperti dahulu,
7:11 sejak Aku mengangkat hakim-hakim atas umat-Ku Israel. Aku mengaruniakan keamanan kepadamu dari pada semua musuhmu. Juga diberitahukan TUHAN kepadamu: TUHAN akan memberikan keturunan kepadamu.
7:12 Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya.
7:16 Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya."


Luk. 1:67-79

1:67 Dan Zakharia, ayahnya, penuh dengan Roh Kudus, lalu bernubuat, katanya:
1:68 "Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia melawat umat-Nya dan membawa kelepasan baginya,
1:69 Ia menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan bagi kita di dalam keturunan Daud, hamba-Nya itu,
1:70 -- seperti yang telah difirmankan-Nya sejak purbakala oleh mulut nabi-nabi-Nya yang kudus --
1:71 untuk melepaskan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua orang yang membenci kita,
1:72 untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada nenek moyang kita dan mengingat akan perjanjian-Nya yang kudus,
1:73 yaitu sumpah yang diucapkan-Nya kepada Abraham, bapa leluhur kita, bahwa Ia mengaruniai kita,
1:74 supaya kita, terlepas dari tangan musuh, dapat beribadah kepada-Nya tanpa takut,
1:75 dalam kekudusan dan kebenaran di hadapan-Nya seumur hidup kita.




Seri Keteladanan Para Kudus


Saudara terkasih, hari ini kita diajak merenungkan Tuhan, mengenai keteladanan sikap para kudus, salah satunya Zakaria. Zakaria dikisahkan pernah ragu dan tidak yakin akan karya luar biasa Allah.  konsekuensi atas itu, ia bisu sampai kelahiran sang putera.
Kesetiaan Zakaria patut menjadi sifat yang kita teladani, bagaimana ia tetap setia dan menjalani “hukuman” Tuhan. Kan bisa saja ia protes, marah, dan merasa Tuhan kejam dan tidak adil, karena reputasinya sebagai imam. Apa yang ia pilih dan lakukan ternyata berbeda, tidak demikian adanya. Ia tetap menjalani hukuman itu dengan penuh syukur.
Ia tidak mengingat apa yang Tuhan lakukan atas hukuman itu. Malah ia memuji Allah, dan menyatakan hal yang luar biasa dan baik bagi Tuhan. Tindakan-tindakan besar yang pernah dilakukan Allah. Allah banyak membantu, berjanji dan ditaati-Nya, gambaran yang perlu kita juga lakukan. Bagaimana Allah itu melakukan apa yang memang seharusnya terjadi. berbeda dengan apa yang manusia lakukan. Di mana kita sering melenakan kita akan tanggung jawab kita. Melupakan kewajiban kita demi hal yang remeh temeh.
Saudara terkasih, apa yang dilakukan Zakaria sering kita lakukan, sering kita alami, di mana kita kadang jatuh, terkadang melupakan komitmen, menyerah pada keadaan, dan lebih parah menyanksikan kehendak Tuhan  yang maunya kita adalah seketika, langsung begitu kita memintanya. Belum tentu demikian yang Tuhan rencanakan. Dan di sanalah ada kesadaran darii Zakaria yang perlu kita contoh. Kejatuhan itu bukan menjadi alasan bagi Zakaria terus meratap namun menyadari kesalahannya dan kemudian bersikap sebagaimana orang beriman. BD.eLeSHa.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar