Senin Khusus
Adven (U)
2 Sam.
7:1-5,8-12,16
Mzm. 89:2-3,4-5,27,29
Luk.
1:67-79
2 Sam.
7:1-5,8-12,16
7:1 Ketika raja telah menetap di rumahnya dan TUHAN telah
mengaruniakan keamanan kepadanya terhadap semua musuhnya di sekeliling,
7:2 berkatalah raja kepada nabi Natan: "Lihatlah, aku ini
diam dalam rumah dari kayu aras, padahal tabut Allah diam di bawah tenda."
7:3 Lalu berkatalah Natan kepada raja: "Baik, lakukanlah
segala sesuatu yang dikandung hatimu, sebab TUHAN menyertai engkau."
7:4 Tetapi pada malam itu juga datanglah firman TUHAN kepada
Natan, demikian:
7:5 "Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: Beginilah
firman TUHAN: Masakan engkau yang mendirikan rumah bagi-Ku untuk Kudiami?
7:8 Oleh sebab itu, beginilah kaukatakan
kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Akulah yang
mengambil engkau dari padang, ketika menggiring kambing domba, untuk menjadi
raja atas umat-Ku Israel.
7:9 Aku telah menyertai engkau di segala
tempat yang kaujalani dan telah melenyapkan segala musuhmu dari depanmu. Aku
membuat besar namamu seperti nama orang-orang besar yang ada di bumi.
7:10 Aku menentukan tempat bagi umat-Ku
Israel dan menanamkannya, sehingga ia dapat diam di tempatnya sendiri dengan
tidak lagi dikejutkan dan tidak pula ditindas oleh orang-orang lalim seperti
dahulu,
7:11 sejak Aku mengangkat hakim-hakim
atas umat-Ku Israel. Aku mengaruniakan keamanan kepadamu dari pada semua
musuhmu. Juga diberitahukan TUHAN kepadamu: TUHAN akan memberikan keturunan
kepadamu.
7:12 Apabila umurmu sudah genap dan
engkau telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu, maka Aku
akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan
mengokohkan kerajaannya.
7:16 Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh
untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk
selama-lamanya."
Luk.
1:67-79
1:67 Dan Zakharia, ayahnya, penuh dengan Roh Kudus, lalu bernubuat,
katanya:
1:68 "Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia melawat
umat-Nya dan membawa kelepasan baginya,
1:69 Ia menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan bagi kita di dalam
keturunan Daud, hamba-Nya itu,
1:70 -- seperti yang telah difirmankan-Nya sejak purbakala oleh
mulut nabi-nabi-Nya yang kudus --
1:71 untuk melepaskan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan
semua orang yang membenci kita,
1:72 untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada nenek moyang kita dan
mengingat akan perjanjian-Nya yang kudus,
1:73 yaitu sumpah yang diucapkan-Nya kepada Abraham, bapa leluhur
kita, bahwa Ia mengaruniai kita,
1:74 supaya kita, terlepas dari tangan musuh, dapat beribadah
kepada-Nya tanpa takut,
1:75 dalam kekudusan dan kebenaran di hadapan-Nya seumur hidup
kita.
Seri Keteladanan Para Kudus
Saudara terkasih, hari ini kita diajak
merenungkan Tuhan, mengenai keteladanan sikap para kudus, salah satunya
Zakaria. Zakaria dikisahkan pernah ragu dan tidak yakin akan karya luar biasa
Allah. konsekuensi atas itu, ia bisu
sampai kelahiran sang putera.
Kesetiaan Zakaria patut menjadi sifat yang
kita teladani, bagaimana ia tetap setia dan menjalani “hukuman” Tuhan. Kan bisa
saja ia protes, marah, dan merasa Tuhan kejam dan tidak adil, karena
reputasinya sebagai imam. Apa yang ia pilih dan lakukan ternyata berbeda, tidak
demikian adanya. Ia tetap menjalani hukuman itu dengan penuh syukur.
Ia tidak mengingat apa yang Tuhan lakukan atas
hukuman itu. Malah ia memuji Allah, dan menyatakan hal yang luar biasa dan baik
bagi Tuhan. Tindakan-tindakan besar yang pernah dilakukan Allah. Allah banyak
membantu, berjanji dan ditaati-Nya, gambaran yang perlu kita juga lakukan. Bagaimana
Allah itu melakukan apa yang memang seharusnya terjadi. berbeda dengan apa yang
manusia lakukan. Di mana kita sering melenakan kita akan tanggung jawab kita. Melupakan
kewajiban kita demi hal yang remeh temeh.
Saudara terkasih, apa yang dilakukan Zakaria
sering kita lakukan, sering kita alami, di mana kita kadang jatuh, terkadang
melupakan komitmen, menyerah pada keadaan, dan lebih parah menyanksikan
kehendak Tuhan yang maunya kita adalah
seketika, langsung begitu kita memintanya. Belum tentu demikian yang Tuhan
rencanakan. Dan di sanalah ada kesadaran darii Zakaria yang perlu kita contoh. Kejatuhan
itu bukan menjadi alasan bagi Zakaria terus meratap namun menyadari
kesalahannya dan kemudian bersikap sebagaimana orang beriman. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar