Sabtu
Pekan Biasa XXI (H)
1
Tes. 4:9-11
Mzm.
98:1,7-8,9
Mat.
25:14-30
1
Tes. 4:9-11
4:9 Tentang kasih
persaudaraan tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri telah belajar
kasih mengasihi dari Allah.
4:10 Hal itu kamu lakukan
juga terhadap semua saudara di seluruh wilayah Makedonia. Tetapi kami
menasihati kamu, saudara-saudara, supaya kamu lebih bersungguh-sungguh lagi
melakukannya.
4:11 Dan anggaplah sebagai
suatu kehormatan untuk hidup tenang, untuk mengurus persoalan-persoalan sendiri
dan bekerja dengan tangan, seperti yang telah kami pesankan kepadamu,
Mat.
25:14-30
25:14 "Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau
bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan
hartanya kepada mereka.
25:15 Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi
dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu
ia berangkat.
25:16 Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia
menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta.
25:17 Hamba yang menerima dua talenta itu pun berbuat demikian
juga dan berlaba dua talenta.
25:18 Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan
menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya.
25:19 Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu
mengadakan perhitungan dengan mereka.
25:20 Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa
laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat,
aku telah beroleh laba lima talenta.
25:21 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu
itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil,
aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah
dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
25:22 Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya:
Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua
talenta.
25:23 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu
itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab
dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam
perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
25:24 Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan
berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di
tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan
tidak menanam.
25:25 Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan
itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!
25:26 Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas,
jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan
memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?
25:27 Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada
orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan
bunganya.
25:28 Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah
kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu.
25:29 Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi,
sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang
ada padanya akan diambil dari padanya.
25:30 Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam
kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak
gigi."
Talenta
dan Pengembangannya
Saudara terkasih, dalam bacaan hari ini kita diajak untuk
merenungkan mengenai kesetiaan, ketekunan, dan akhirnya kewaspadaan. Pertama mengenai
kesetiaan, perumpamaan mengenai talenta dan pemilik hartanya. Mereka diberikan
talenta sesuai dengan kesanggupanya. Yang mendapatkan lima dan dua talenta bisa
mengembangkan dan memperoleh hasil yang memuaskan. Akhirya mereka mendapatkan
pujian dan ikut dalam perjamuan besar. Ada kesetiaan dan ketekunan untuk
menjalankan apa yang telah mereka katakan.
Berbeda dengan yang sanggup satu talenta, ia menanam apa yang ia
peroleh, sehingga ketika harus mempertanggungjawabkan, masih utuh tanpa hasil. Apa
yang dia dapatkan adalah diambil kembali dan malah mendapatkan hukuman.
Saudara terkasih, kita sering mudah puas, merasa cukup dengan apa
yang kita dapatkan. Jika kita salah paling mudah menuduh pihak lain sebagai
penyebabnya. Apa yang Tuhan sampaikan hari-hari ini sangat terasa dalam hidup
bersama di dalam bernegara. Saling caci, iri, dan mengambinghitamkan pihak lain
menjadi gaya hidup. kesetiaan dan ketekunan tidak lagi menjadi perhatian. Dengan
demikian tentu kewaspadaan sama sekali tidak ada. Gampang menuding pihak lain sebagai
penyebab. Murid Yesus bukan pribadi demikian, dan di sanalah kualitas kita
diperoleh. Talenta kita adalah berkat yang harus dikembangkan. BD. eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar