Senin Pekan
Biasa XXIV (H)
1 Tim.
2:1-8
Mzm.
28:2,7,8-9
Luk.
7:1-10
1 Tim.
2:1-8
2:1 Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa
syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang,
2:2 untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat
hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan.
2:3 Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat
kita,
2:4 yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan
memperoleh pengetahuan akan kebenaran.
2:5 Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara
antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus,
2:6 yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua
manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan.
2:7 Untuk kesaksian itulah aku telah ditetapkan sebagai pemberita
dan rasul -- yang kukatakan ini benar, aku tidak berdusta -- dan sebagai
pengajar orang-orang bukan Yahudi, dalam iman dan kebenaran.
2:8 Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki
berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.
Luk.
7:1-10
7:1 Setelah Yesus selesai berbicara di depan orang banyak,
masuklah Ia ke Kapernaum.
7:2 Di situ ada seorang perwira yang mempunyai seorang hamba, yang
sangat dihargainya. Hamba itu sedang sakit keras dan hampir mati.
7:3 Ketika perwira itu mendengar tentang Yesus, ia menyuruh
beberapa orang tua-tua Yahudi kepada-Nya untuk meminta, supaya Ia datang dan
menyembuhkan hambanya.
7:4 Mereka datang kepada Yesus dan dengan sangat mereka meminta
pertolongan-Nya, katanya: "Ia layak Engkau tolong,
7:5 sebab ia mengasihi bangsa kita dan dialah yang menanggung
pembangunan rumah ibadat kami."
7:6 Lalu Yesus pergi bersama-sama dengan mereka. Ketika Ia tidak
jauh lagi dari rumah perwira itu, perwira itu menyuruh sahabat-sahabatnya untuk
mengatakan kepada-Nya: "Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak
layak menerima Tuan di dalam rumahku;
7:7 sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang
kepada-Mu. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.
7:8 Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula
prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia
pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada
hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya."
7:9 Setelah Yesus mendengar perkataan itu, Ia heran akan dia, dan
sambil berpaling kepada orang banyak yang mengikuti Dia, Ia berkata: "Aku
berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara
orang Israel!"
7:10 Dan setelah orang-orang yang disuruh itu kembali ke rumah,
didapatinyalah hamba itu telah sehat kembali.
Iman Perwira Asing
Saudara terkasih, dalam bacaan kali ini kita
diajak Bunda Gereja untuk melihat kasih Tuhan, keselamatan, dan karya Allah. Bagaimana
kasih-Nya tidak tergantung pada tempat dan wilayah, atau ada yang khusus atau
umum. Nyatanya kali ini adalah perwira Romawi yang dalam pemahaman Yahudi
sebagaimana konteks masa itu adalah kafir. Perjumpaan pertama dengan orang
asing atau kafir yang dikisahkan. Pujian Yesus atas iman perwira yang tidak Ia
jumpai di Israel sekalipun.
Apa yang Yesus sampaikan adalah pujian tulus akan
iman dan kepercayaan perwira tersebut. Sikap rendah hati dan tahu diri atas
keberadaannya juga menjadi penting bagi kehidupan pribadi beriman.
Saudara terkasih, kasih Tuhan memang diberikan
cuma-cuma, namun perlu adanya sikap batin yang patut dari diri kita. Bagaimana sikap
kita juga membantu bagaimana jalannya rahmat tersebut. Ada iman yang
mempercayai apapun yang menjadi kehendak Tuhan. Ini dulu, bagaimana menyikapi,
kala belum-belum sudah ragu, mana bisa. Selanjutnya sikap kita diharapkan
rendah hati dan tidak memaksa Tuhan. Kita sering merasa lebih tahu dan jatuh
mendikte Tuhan untuk memenuhi keinginan kita yang tidak ada puas-puasnya.BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar