Pw.
S. Kornelius, Paus dan Siprianus, UskMrt (M)
1
Tim. 1:15-17
Mzm.
113:1-2,3-4,5a,6-7
Luk.6:
43-49
1
Tim. 1:15-17
1:15 Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya:
"Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa,"
dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.
1:16 Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku
ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh
kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian
percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal.
1:17 Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala
zaman, Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin.
Luk.6:
43-49
6:43 "Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah
yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah
yang baik.
6:44 Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak
duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur.
6:45 Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari
perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang
jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap
dari hatinya."
6:46 "Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal
kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?
6:47 Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan
perkataan-Ku serta melakukannya -- Aku akan menyatakan kepadamu dengan siapa ia
dapat disamakan --,
6:48 ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: Orang itu
menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air
bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena
rumah itu kokoh dibangun.
6:49 Akan tetapi barangsiapa mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak
melakukannya, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa
dasar. Ketika banjir melandanya, rumah itu segera rubuh dan hebatlah
kerusakannya."
Santo
Kornelius
Sepeninggal Paus Fabianus pada tahun 250, Takhta Suci
mengalami kekosongan kepemimpinan. Masalah-masalah yang menyelimuti Gereja
terus saja meningkat. Akhirnya pada 25 Maret 251 kekosongan itu terisi lagi
oleh terpilihnya Kornelius sebagai Paus.
Kornelius lahir kira-kira pada awal abad
ke-3 di Roma. Ia seorang imam yang saleh dan bijaksana. Namun kepilihannya
sebagai Paus tidak menyelesaikan semua masalah yang melanda Gereja. Gereja
terus saja dirongrong baik dari luar maupun dari dalam. Pihak kekaisaran terus
melancarkan aksi penganiayaan yang mengakibatkan banyak orang Kristen murtad
dari imannya. Dalam tubuh Gereja sendiri, banyak imam baik di Roma maupun di
Afrika bersikap keras terhadap orang-orang yang murtad itu. Di bawah kendali
Novatianus, imam-imam itu mengajarkan bahwa tak seorang pun yang telah
menyangkal imannya dapat diterima kembali dalam persekutuan Gereja Kristus,
kendatipun mereka membayarnya dengan sesal dan tobat yang mendalam serta denda
yang besar. Ajaran ini dimaksudkan untuk melindungi tata tertib Gereja, namun
secara tidak sadar justru bertentangan dengan asas-asas Injil Kristus.
Terhadap ajaran Novatianus, Paus
Kornelius tidak segan-segan bertindak. Ia segera memanggil semua uskup untuk
mengadakan konsili guna membahas ajaran dan sikap Novatianus dkk demi tegaknya
kemurnian ajaran Injil suci. Semua uskup yang hadir dalam konsili itu mengutuk
ajaran Novatianus dan mencapnya sebagai bidaah. Hal itu didasarkan pada sikap
Kristus sendiri yang datang bukan untuk memanggil orang-orang yang saleh
melainkan untuk memanggil orang-orang berdosa.
Sepeninggal Kaisar Gayus Decius,
keadaan Gereja bertambah genting. Kaisar baru Gayus Vibius Trebunianus Gallus
terus melanjutkan pengejaran terhadap umat Kristen. Atas perintahnya, Paus
Kornelius ditangkap pada tahun 253 dan dibuang ke Civita Vecchia, sebelah utara
kota Roma. Dari tempat pembuangannya, Kornelius tetap menyurati sahabatnya
Siprianus, Uskup Kartago untuk meneguhkan hatinya dalam memimpin umatnya.
Akhirnya Kornelius meninggal dunia di tempat pembuangannya sebagai akibat dari
penderitaan hebat yang dialaminya. Jenazahnya dibawa kembali ke Roma dan
dimakamkan di pekuburan Santo Kallistus. https://www.imankatolik.or.id
Santo
Siprianus
Pada pertengahan abad ketiga, Gereja masih mengalami penganiayaan.
Penganiayaan yang kejam dalam masa pemerintahan Kaisar Decius telah merenggut
nyawa Paus St. Fabianus. Gereja tidak
memiliki paus selama hampir satu tahun lamanya. Seorang imam kudus dari Roma,
Kornelius, dipilih menjadi Bapa Suci pada tahun 251. Kornelius menerima tugas
tersebut, oleh sebab ia sangat mencintai Kristus. Ia rela melayani Gereja
sebagai seorang paus, meskipun pelayanannya itu membahayakan jiwanya. Karena
itulah Paus Kornelius amat dikagumi di seluruh dunia.Teristimewa para Uskup
Afrika secara terang-terangan menyatakan cinta dan kesetiaan mereka kepada
paus. Uskup Siprianus dari Kartago mengirimkan kepada bapa suci surat-surat
yang membangkitkan semangat serta menyatakan dukungan.
Siprianus dibaptis sebagai
pengikut Kristus pada usia empat puluh lima tahun. Ia mengherankan umat
Kristiani di Kartago dengan mengucapkan kaul kemurnian sesaat sebelum dibaptis.
Beberapa waktu kemudian, Siprianus ditahbiskan sebagai imam dan pada tahun 249
sebagai uskup. Penuh semangat Uskup Siprianus membesarkan hati Paus
Kornelius dengan mengingatkannya bahwa selama masa penganiayaan yang sedang berlangsung
di Roma itu, tidak ada seorang umat Kristiani pun yang mengingkari imannya.
Tulisan-tulisan St. Siprianus menjelaskan tentang kasih yang harus dimiliki
umat Kristiani bagi persatuan Gereja. Kasih ini haruslah juga diperuntukkan
bagi paus, para uskup serta para imam, baik di keuskupan-keuskupan maupun di
paroki-paroki. Siprianus juga menulis sebuah thesis tentang persatuan Gereja.
Topik yang diangkatnya itu tetap menjadi topik penting di sepanjang masa,
termasuk masa sekarang. http://www.mirifica.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar