Minggu, 03 September 2017

Konsekuensi Panggilan dan Iman

MINGGU PEKAN BIASA XXII (H)
Yer. 20:7-9
Mzm. 63:2,3-4,5-6,8-9
Yer. 20:7-9
Mat. 16:21-27


Yer. 20:7-9

20:7 Engkau telah membujuk aku, ya TUHAN, dan aku telah membiarkan diriku dibujuk; Engkau terlalu kuat bagiku dan Engkau menundukkan aku. Aku telah menjadi tertawaan sepanjang hari, semuanya mereka mengolok-olokkan aku.
20:8 Sebab setiap kali aku berbicara, terpaksa aku berteriak, terpaksa berseru: "Kelaliman! Aniaya!" Sebab firman TUHAN telah menjadi cela dan cemooh bagiku, sepanjang hari.
20:9 Tetapi apabila aku berpikir: "Aku tidak mau mengingat Dia dan tidak mau mengucapkan firman lagi demi nama-Nya", maka dalam hatiku ada sesuatu yang seperti api yang menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku; aku berlelah-lelah untuk menahannya, tetapi aku tidak sanggup.

Yer. 20:7-9

12:1 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.


Mat. 16:21-27

16:21 Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
16:22 Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."
16:23 Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
16:24 Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
16:25 Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
16:26 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?
16:27 Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.



Konsekuensi Panggilan dan Iman

Saudara terkasih, hari ini kita diajak untuk merenungkan sabda Tuhan untuk menyadari konsekuensi atas panggilan kita. Panggilan dalam arti luas bisa kita maknai sebagai kerja, profesi, atau perutusan kita. Bagaimana Yeremia di dalam bacaan pertama, yang menyatakan kalau imannya kepada Tuhan, sekaligus perutusan dari Tuhan itu membuat ia tidak leluasa, membuat ia dimusuhi, dan menjadikan ia susah untuk bertindak.
Dalam bacaan Injil dikisahkan dengan pengalaman apa yang akan dihadapi Yesus. Konsekuensi atas iman itu, bisa disikapi dengan ilahiah sebagaimana oleh Yesus dan sikap manusiawi ala Petrus. Simbolisasi yang tepat, bagaimana ingin enak, inginnya gampang, dan senangnya yang menyenangkan diri dan jalan yang dilalui itu mudah. Yesus yang menyatakan diri akan menderita dengan rela itu, oleh Petrus dinilai tidak sepantasnya.
Saudara terkasih, iman atau perutusan kita itu tidak akan berjalan begitu saja. Apa saja bisa terjadi, bahkan termasuk yang tidak mudah. Pencobaan dari Tuhan sering diartikan sebagai Tuhan yang tidak adil atau kejam, bagaimana Yeremia juga mengaku itu. Kita diajak dan diajari untuk setia di dalam segala sesuatu. Termasuk dalam keadaan yang tidak mudah.
Hari ini juga pembukaan Bulan Kitab Suci Nasional. Keuskupan Agung Semarang mengambil tema mengenai media sosial bagi kehidupan bersama. Hal ini tentu kemajuan yang tidak bisa ditolak. Menerima kemajuan itu juga berarti kita perlu bijaksana. Apalagi dalam menghadapi model pembusukan dengan media sosial, kita sebagai pengikut Kristus perlu menjaga jarak agar tidak ikut serta. Jika mendapatkan fitnah atau tuduhan yang tidak-tidak, tidak perlu memperpanjang, karena Tuhan pun mengajari untuk mengampuni, ingat peristiwa salib, di mana Tuhan memohonkan ampun bukan membalas dendam. BD.eLeSHa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar