MINGGU
PEKAN BIASA XXII (H)
Yer.
20:7-9
Mzm.
63:2,3-4,5-6,8-9
Yer.
20:7-9
Mat.
16:21-27
Yer.
20:7-9
20:7 Engkau telah membujuk
aku, ya TUHAN, dan aku telah membiarkan diriku dibujuk; Engkau terlalu kuat
bagiku dan Engkau menundukkan aku. Aku telah menjadi tertawaan sepanjang hari,
semuanya mereka mengolok-olokkan aku.
20:8 Sebab setiap kali aku
berbicara, terpaksa aku berteriak, terpaksa berseru: "Kelaliman!
Aniaya!" Sebab firman TUHAN telah menjadi cela dan cemooh bagiku,
sepanjang hari.
20:9 Tetapi apabila aku
berpikir: "Aku tidak mau mengingat Dia dan tidak mau mengucapkan firman
lagi demi nama-Nya", maka dalam hatiku ada sesuatu yang seperti api yang
menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku; aku berlelah-lelah untuk
menahannya, tetapi aku tidak sanggup.
Yer.
20:7-9
12:1 Karena itu,
saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu
mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang
berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
12:2 Janganlah kamu menjadi
serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga
kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan
kepada Allah dan yang sempurna.
Mat.
16:21-27
16:21 Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada
murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak
penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu
dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
16:22 Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia,
katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali
takkan menimpa Engkau."
16:23 Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus:
"Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan
memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan
manusia."
16:24 Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap
orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan
mengikut Aku.
16:25 Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan
kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan
memperolehnya.
16:26 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi
kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?
16:27 Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya
diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang
menurut perbuatannya.
Konsekuensi
Panggilan dan Iman
Saudara terkasih, hari ini kita diajak untuk merenungkan sabda
Tuhan untuk menyadari konsekuensi atas panggilan kita. Panggilan dalam arti
luas bisa kita maknai sebagai kerja, profesi, atau perutusan kita. Bagaimana Yeremia
di dalam bacaan pertama, yang menyatakan kalau imannya kepada Tuhan, sekaligus
perutusan dari Tuhan itu membuat ia tidak leluasa, membuat ia dimusuhi, dan
menjadikan ia susah untuk bertindak.
Dalam bacaan Injil dikisahkan dengan pengalaman apa yang akan
dihadapi Yesus. Konsekuensi atas iman itu, bisa disikapi dengan ilahiah
sebagaimana oleh Yesus dan sikap manusiawi ala Petrus. Simbolisasi yang tepat,
bagaimana ingin enak, inginnya gampang, dan senangnya yang menyenangkan diri
dan jalan yang dilalui itu mudah. Yesus yang menyatakan diri akan menderita
dengan rela itu, oleh Petrus dinilai tidak sepantasnya.
Saudara terkasih, iman atau perutusan kita itu tidak akan berjalan
begitu saja. Apa saja bisa terjadi, bahkan termasuk yang tidak mudah. Pencobaan
dari Tuhan sering diartikan sebagai Tuhan yang tidak adil atau kejam, bagaimana
Yeremia juga mengaku itu. Kita diajak dan diajari untuk setia di dalam segala
sesuatu. Termasuk dalam keadaan yang tidak mudah.
Hari ini juga pembukaan Bulan Kitab Suci Nasional. Keuskupan Agung
Semarang mengambil tema mengenai media sosial bagi kehidupan bersama. Hal ini
tentu kemajuan yang tidak bisa ditolak. Menerima kemajuan itu juga berarti kita
perlu bijaksana. Apalagi dalam menghadapi model pembusukan dengan media sosial,
kita sebagai pengikut Kristus perlu menjaga jarak agar tidak ikut serta. Jika mendapatkan
fitnah atau tuduhan yang tidak-tidak, tidak perlu memperpanjang, karena Tuhan
pun mengajari untuk mengampuni, ingat peristiwa salib, di mana Tuhan memohonkan
ampun bukan membalas dendam. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar