Sabtu
Pekan Biasa XXII (H)
Kol.
1:21-23
Mzm.
54:3-4,6,8
Luk. 6:1-5
Kol.
1:21-23
1:21 Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang
memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang
jahat,
1:22 sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus
oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak
bercacat di hadapan-Nya.
1:23 Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan
tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah
kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang
aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya.
Luk. 6:1-5
6:1 Pada suatu hari Sabat, ketika Yesus berjalan di ladang gandum,
murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya, sementara mereka
menggisarnya dengan tangannya.
6:2 Tetapi beberapa orang Farisi berkata: "Mengapa kamu
berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?"
6:3 Lalu Yesus menjawab mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang
dilakukan oleh Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar,
6:4 bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan mengambil roti
sajian, lalu memakannya dan memberikannya kepada pengikut-pengikutnya, padahal
roti itu tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam?"
6:5 Kata
Yesus lagi kepada mereka: "Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.
Menghadapi Kontroversi
Saudara terkasih, ternyata zaman Yesus
pun kontroversi mengenai agama dan budaya juga sudah ada. Bagaimana Yesus
menghadapi para Farisi yang biasa bersoal mengenai tradisi dan Taurat. Kali ini
soal memetik gandum pada hari Sabat. Beberapa hal mengenai hal ini yang perlu
dipahami. Pertama memetik gandum sepanjang menggunakan tangan, bukan katagori
mencuri. Artinya masih sah, dan tidak merugikan pemilik. Kedua, soal memetik
pada hari Sabat, inilah kontroversinya, karena masih pro dan kontra. Kembali Yesus
bukan memperdebatkan dan masuk pada salah satu kubu, namun memiliki model lain.
di sinilah pembedanya. Yesus tidak mau
berpolemik.
Ia tidak menjawab secara langsung,
namun memberikan contoh, yurisprodensi di mana, Daud dan para pengikutnya juga
melakukan hal yang identik. Ingat mereka sangat menghargai Daud, jadi ketika
mereka mau mempermasalahkan hal ini, mereka akan sungkan sendiri.
Kata akhir, ini lah kunci di mana
Yesus menyatakan diri, Ia adalah Anak Manusia, Anak Manusia yang berkuasa atas
hari Sabat. Bukan sembarangan apa yang
dinyatakan Yesus ini.
Saudara terkasih, apa yang kita
renungkan hari ini sangat konkret kita alami sebagai anak bangsa Indonesia. Bagaimana
orang bisa mengatakan ini itu mengenai iman kita. Bagaimana kita menyikapinya? Takut
kemudian mencari aman dan ikut mereka? Atau terus mendekatkan diri kepada Anak
Manusia sehingga diberi kemampuan untuk bertahan dan tidak terjebak untuk
membalas dengan cara yang sama? Pilihan bebas
ada di tangan kita bagaimana harus bersikap. Dan di sinilah kualitas iman kita.
BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar