Sabtu, 09 September 2017

Menghadapi Kontroversi

Sabtu Pekan Biasa XXII (H)
Kol. 1:21-23
Mzm. 54:3-4,6,8
Luk. 6:1-5



Kol. 1:21-23

1:21 Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,
1:22 sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya.
1:23 Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya.

Luk. 6:1-5

6:1 Pada suatu hari Sabat, ketika Yesus berjalan di ladang gandum, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya, sementara mereka menggisarnya dengan tangannya.
6:2 Tetapi beberapa orang Farisi berkata: "Mengapa kamu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?"
6:3 Lalu Yesus menjawab mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan oleh Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar,
6:4 bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan mengambil roti sajian, lalu memakannya dan memberikannya kepada pengikut-pengikutnya, padahal roti itu tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam?"
6:5 Kata Yesus lagi kepada mereka: "Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.


Menghadapi Kontroversi

Saudara terkasih, ternyata zaman Yesus pun kontroversi mengenai agama dan budaya juga sudah ada. Bagaimana Yesus menghadapi para Farisi yang biasa bersoal mengenai tradisi dan Taurat. Kali ini soal memetik gandum pada hari Sabat. Beberapa hal mengenai hal ini yang perlu dipahami. Pertama memetik gandum sepanjang menggunakan tangan, bukan katagori mencuri. Artinya masih sah, dan tidak merugikan pemilik. Kedua, soal memetik pada hari Sabat, inilah kontroversinya, karena masih pro dan kontra. Kembali Yesus bukan memperdebatkan dan masuk pada salah satu kubu, namun memiliki model lain. di sinilah  pembedanya. Yesus tidak mau berpolemik.
Ia tidak menjawab secara langsung, namun memberikan contoh, yurisprodensi di mana, Daud dan para pengikutnya juga melakukan hal yang identik. Ingat mereka sangat menghargai Daud, jadi ketika mereka mau mempermasalahkan hal ini, mereka akan sungkan sendiri.
Kata akhir, ini lah kunci di mana Yesus menyatakan diri, Ia adalah Anak Manusia, Anak Manusia yang berkuasa atas hari  Sabat. Bukan sembarangan apa yang dinyatakan Yesus ini.
Saudara terkasih, apa yang kita renungkan hari ini sangat konkret kita alami sebagai anak bangsa Indonesia. Bagaimana orang bisa mengatakan ini itu mengenai iman kita. Bagaimana kita menyikapinya? Takut kemudian mencari aman dan ikut mereka? Atau terus mendekatkan diri kepada Anak Manusia sehingga diberi kemampuan untuk bertahan dan tidak terjebak untuk membalas dengan cara yang sama?  Pilihan bebas ada di tangan kita bagaimana harus bersikap. Dan di sinilah kualitas iman kita. BD.eLeSHa.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar