Jumat, 22 September 2017

Ibadah Berpamrih

Jumat Pekan Biasa XXIV (H)
1 Tim. 6:2-12
Mzm. 49:6-,8-9,17-18,20
Luk. 8:1-3



1 Tim. 6:2-12

6:2b Ajarkanlah dan nasihatkanlah semuanya ini.
6:3 Jika seorang mengajarkan ajaran lain dan tidak menurut perkataan sehat -- yakni perkataan Tuhan kita Yesus Kristus -- dan tidak menurut ajaran yang sesuai dengan ibadah kita,
6:4 ia adalah seorang yang berlagak tahu padahal tidak tahu apa-apa. Penyakitnya ialah mencari-cari soal dan bersilat kata, yang menyebabkan dengki, cidera, fitnah, curiga,
6:5 percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat dan yang kehilangan kebenaran, yang mengira ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan.
6:6 Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.
6:7 Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.
6:8 Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.
6:9 Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.
6:10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
6:11 Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.
6:12 Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi.

Luk. 8:1-3

8:1 Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid-Nya bersama-sama dengan Dia,
8:2 dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat,
8:3 Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.



Ibadah Berpamrih

Saudara terkasih, kekinian, hari-hari ini, bangsa ini sedang gencar merasakan bagaimana ibadah, agama, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan agama dan ibadah seolah segalanya, dan ternyata ada yang tidak semestinya. Bagaimana semua hal seolah-olah adalah agama, apapun agamanya. Eh ternyata jatuh dalam perilaku yang tidak sama, berbeda dengan apa yang dinyatakan dan dilakukan.
Apa yang dikatakan, diajarkan, dan dinyatakan baik lisan atau perbuatan bukan dari Tuhan, namun keinginan mereka sendiri dengan mengatasnamakan Tuhan.  Pribadi yang berlagak tahu padahal tidak tahu juga menjadi gaya hidup siapapun, dan apapun agamanya. Dengki, fitnah, dan sikap saling curiga begitu menggejala.
Hal-hal itu karena orang berfikir karena ibadah adalah sumber keuntungan. Orientasi pada keuntungan namun apakah demikian? Ada yang perlu dijadikan dasar ibadah dengan rasa cukup, rasa syukur, tentu akan menguntungkan.

Kejatuhan manusiawi adalah harta sering tidak disadari, bagaimana hidup bersama sebagai bangsa pun kita hadapi. Korupsi merajalela, eh kebenaran pun diingkari, dan benar-benar nyata apa yang kita renungkan dalam bacaan pertama ini. manusia jatuh pada keinginan. BD.eLeSHa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar