HARI
MINGGU PEKAN BIASA XXIV (H
Sir.
27:30-28:9
Mzm. 103,
1-2,3-4,9-10,11-12
Rm. 14:7-9
Mat.
18:21-35
Sir.
27:30-28:9
27:30 Dendam kesumat dan amarahpun sangat mengerikan juga, dan
orang berdosalah yang dikuasainya.
28:1 Barangsiapa membalas dendam akan dibalas oleh Tuhan. Tuhan
dengan saksama mengindahkan segala dosanya.
28:2 Ampunilah kesalahan kepada sesama orang, niscaya
dosa-dosamupun akan dihapus juga, jika engkau berdoa.
28:3 Bagaimana gerangan orang dapat memohon penyembuhan pada
Tuhan, jika ia menyimpan amarah kepada sesama manusia?
28:4 Bolehkah ia berdoa karena dosa-dosanya, kalau tidak menaruh
belas kasihan terhadap seorang manusia yang sama dengannya?
28:5 Meskipun ia hanya daging belaka, namun ia menaruh dendam
kesumat, siapa gerangan akan memulihkan dosa-dosanya?
28:6 Ingatlah akan akhir hidup dan hentikanlah permusuhan,
ingatlah akan kebusukan serta maut dan hendaklah setia kepada segala perintah.
28:7 Ingatlah akan perintah-perintah dan jangan mendendami sesama
manusia, hendaklah ingat akan perjanjian dari Yang Mahatinggi, lalu ampunilah
kesalahannya.
28:8 Jauhilah pertikaian, maka dosa kaukurangkan, sebab orang yang
panas hati mengobar-ngobarkan pertikaian.
28:9 Orang yang berdosa mengganggu orang-orang yang bersahabat,
dan melontarkan permusuhan di antara orang-orang yang hidup dengan damai.
Rm. 14:7-9
14:7 Sebab tidak ada seorang pun di antara kita yang hidup untuk
dirinya sendiri, dan tidak ada seorang pun yang mati untuk dirinya sendiri.
14:8 Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita
mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik
Tuhan.
14:9 Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan
hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas
orang-orang hidup.
Mat.
18:21-35
18:21 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus:
"Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat
dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?"
18:22 Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu:
Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
18:23 Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak
mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya.
18:24 Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah
kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta.
18:25 Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya,
raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala
miliknya untuk pembayar hutangnya.
18:26 Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah
dahulu, segala hutangku akan kulunaskan.
18:27 Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba
itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.
18:28 Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang
hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik
kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu!
18:29 Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah
dahulu, hutangku itu akan kulunaskan.
18:30 Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam
penjara sampai dilunaskannya hutangnya.
18:31 Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu
menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka.
18:32 Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya:
Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya
kepadaku.
18:33 Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku
telah mengasihani engkau?
18:34 Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada
algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.
18:35 Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga
terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan
segenap hatimu."
Pengampunan Tujuh Puluh Kali Tujuh Kali
Saudara terkasih, apa yang Tuhan sampaikan dan
untuk kita renungkan bersama adalah mengenai pengampunan 70 kali 7 kali, seolah
490 kali dan selesai, tidak sesederhana itu, namun sampai tak terbatas. Hal ini
sering kita dengar bukan, bagaimana kita menyatakan dan mengatakan aku tidak
akan mengampunimu, atau ini yang terakhir sekal lagi berbuat salah, tidak ada
ampun bagimu.
Tuhan mengajak kita bisa memiliki hati seluas
samudera, mengampuni hingga tidak terbatas. Pengampunan menjadi prasyarat untuk
memperoleh pengampunan. Hal ini berkaitan juga dengan keadilan bukan? Sering kita
yang sudah mendapatkan pengampunan dari Tuhan dengan begitu besar, namun
enggan, pelit, dan bahkan kikir untuk memberi maaf saja, apalagi sampai
mengampuni. Kita perlu merenungkan dulu, kita ini bukan pribadi sempurna,
memiliki kesalahan, punya kelemahan, dan Tuhan Yang Mahabaik mengampuni,
mengapa kita malah menyiksa sesama dengan kesombongan kita? Lebih mudah
memendam dan mendendam karena merasa nyaman, namun apakah demikian? Salah,
justru sangat tidak enak dan nyaman, terbatas, dan tertekan. Pengampunan yang
paling besar adalah pelaku kesalahan yang besar pula. Jika kita tidak memiliki
rasa salah, mana bisa mengampuni dan merasakan pengampunan dari Tuhan dan
sesama yang kuat pula? Keadilan dan pengampunan harus sepaket agar kita bisa
bertindak sesuai kehendak Tuhan. Jangan dipenggal dan dipisahkan. BD.eLeSHa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar